CINTA SEORANG PANGERAN

Sentuhan Para Pelayan



Sentuhan Para Pelayan

0Andhara mengetuk pintu kamar Cynthia dan Pangeran Thalal karena pesawat jet mereka sudah siap. Andhara juga sudah menyelesaikan seluruh administrasi  rumah sakit. Selain itu Andhara juga sudah menyelesaikan semua permasalahan dengan pemerintah Korea.     
0

Cynthia menyuruh Andhara untuk bicara dengan Pemerintah Korea tentang permasalaha Chung Hee dan kawan-kawannya. Melalui Pemerintah Korea Cynthia meminta agar Chung Hee dan kawan-kawannya  untuk dibebaskan. Walaupun Chung hee bersalah karena hampir mengancam keselamatan Cynthia tetapi   mereka hanya tertipu oleh bujukan pangeran Abbas. Mereka juga akhirnya bekerja di bawah tekanan Pangeran itu.     

Cynthia juga meminta agar agar pihak kepolisian Korea mencari tahu di mana pangeran Abbash menyandera seluruh keluarga Chung Hee dan kawan-kawannya. Cynthia  meminta Andhara untuk memberikan kompensasi berupa uang kepada Chung He dan kawan-kawannya yang jumlahnya cukup banyak. Cynthia berharap mereka bisa membuka usaha setelah mereka sembuh nanti. Dan tidak perlu melakukan pekerjaan kotor lagi.     

Cynthia menyelesaikan semua permasalahannya dengan bantuan Andhara mengingat Ia tidak bisa meninggalkan Pangeran Thalal. Cynthia meminta maaf kepada pemerintah Korea karena suaminya tidak dapat menemui pemerintah korea untuk bernegosiasi karena emosi suaminya masih belum  stabil sepenuhnya.     

Cynthia membuka pintu dan dan menemui Andhara di dalam ruangan.  Andhara masuk ke dalam kamar dan dia sempat melirik Pangeran Thalal yang sedang duduk menikmati makanannya. Andhara berkata dalam hatinya, begitu mudahnya Cynthia bisa menenangkan hati Pangeran Thalal. Andhara mengingat bagaimana mereka begitu kesulitan menenangkan Pangeran Thalal yang mengamuk pada saat Pangeran Thalal tahu bahwa Ia tidak bisa melihat.     

Bahkan Pangeran Thalal tidak makan dan minum selama 2 hari. Dan sekarang Andhara melihat Pangeran Thalal tampak lahap menikmati makanannya. Pangeran Thalal terlihat sedang memakan sebuah roti isi yang sudah disiapkan oleh Cynthia sehingga Pangeran Thalal dapat mudah memakannya walaupun dalam keadaan tidak bisa melihat.     

" Bagaimana Andhara, Apakah semua permasalahan sudah kau selesaikan? "Cynthia bertanya kepada Andara.     

"Alhamdulillah Yang Mulia,  semua sudah diselesaikan dan sekarang pesawatnya sudah siap. Kita pergi sekarang jika yang mulia Pangeran Thalal sudah menyelesaikan bersantapnya. "Kata Andara sambil membungkukkan badannya.     

Kemudian Chintya berkata kepada Pangeran Thalal, " Yang mulia semua sudah siap. Kalau Yang Mulia sudah selesai bersantap. Mari kita segera pulang ke Amerika"     

Pangeran Talal meminum kopinya dan menjawab "Iya mari kita pulang. Aku rasa Aku sudah selesai bersantapnya. Aku ingin segera meninggalkan negara Korea. Negara ini banyak memberikan kesedihan untukku "kata Pangeran Thalal     

Cynthia dan Andhara saling berpandangan mata dengan sedih tetapi Cynthia memberikan isyarat kepada Andhara untuk tidak mengatakan apapu.n Andhara memahaminya dan ia segera undur diri dari hadapan Cynthia.     

Cynthia kemudian menghampiri suaminya dan ketika dilihatnya ada sisa saos pada ujung bibir suaminya, Cynthia mengambil tisu dan kemudian melapnya dengan hati-hati. Pangeran Thalal lalu memegang tangan Cynthia dan berkata lirih.     

"Bahkan untuk membersihkan mulutpun aku harus membutuhkan bantuanmu" kata Pangeran Thalal.     

"Kamu jangan bodoh Yang Mulia! Aku melap mulutmu bukan karena aku melihat Yang Mulia tidak berdaya tetapi hanya karena aku begitu memperhatikan Yang Mulia. Lagipula Yang Mulia itu buta bukannya lumpuh. Bukankah untuk membersihkan mulut itu tidak menggunakan mata, tetapi menggunakan tangan. Berhentilah bersikap terlalu berlebih-lebihan karena itu akan membuat Yang Mulia semakin bersedih " kata Chintya terdengar sedikit kesal. Pangeran Thalal tertawa sambil memegang tangan Cynthia lalu menarik tubuh Cynthia ke dalam dekapannya.     

"Kau memang benar Cynthia. Aku bersikap terlalu berlebih-lebihan. Tetapi entahlah setiap kali kau menguatkan hatiku aku menjadi kuat. Tetapi setiap kali aku mengingat tentang kebutaanku. Aku kembali menjadi bersedih." kata Pangeran Thalal.     

Cynthia mengusap punggung suaminya dengan lembut dan berkata "Tidak apa-apa yang mulia itu adalah wajar. Siapapun pasti akan merasakan seperti Yang Mulia alami. Tetapi yakinlah bahwa suatu hari nanti penglihatan yang mulia pasti akan kembali lagi" kata Cynthia. Pangeran Thalal kemudian menyebutkan kata Amiin sambil mengusap wajahnya.     

Tidak berapa lama kemudian Pangeran Thalal dan Cynthia sudah berada di dalam pesawat jet bersama rombongannya. Pesawat mengangkasa membelah gelapnya malam dan Pangeran Thalal duduk ditemani oleh Cyntia.  Amar dan Iqbal tampak bermain catur sambil beristirahat di dalam pesawat.     

Andhara hanya duduk sambil membaca. Sesekali dia melihat Cynthia dan Pangeran Thalal yang sedang berbincang-bincang. Andara mencuri pandang ke wajah Pangeran Thalal yang tampak bersih dari cambang dan kumis yang biasanya menghiasi wajah Pangeran Thalal.      

Andhara merasa bahwa Pangeran Thalal ternyata jauh lebih tampan ketika dia tidak berkumis dan bercambang. Wajahnya Jadi terlihat lebih muda dan lebih bersih. Bibirnya yang merah juga terlihat semakin jelas. Walaupun mata Pangeran Thalal buta tetapi mata itu masih terlihat seperti mata yang normal karena memang yang rusak bukanlah kornea matanya tetapi hanya saraf yang ada di sekitar kornea mata.     

Pangeran Thalal tampak menggerakkan lehernya seperti mengusir pegal yang tiba-tiba menyerangnya. Cynthia kemudian memijat leher dan bahu suaminya. Walaupun hasil pijatan dari istrinya jauh dari nyaman karena Pangeran Thalal biasanya dipijat oleh para pelayan yang memang memiliki keterampilan dalam memijat.     

Pangeran Thalal tampak menikmati kelembutan tangannya. "Kau ternyata pandai memijat, Cynthia" kata Pangeran Thalal sambil tersenyum.     

Cynthia malah menghentikan gerakan tangannya dan berkata "Dan Kau adalah pembohong yang paling baik Yang Mulia kata Cyntia sambil tersenyum.     

"Mengapa kau berkata seperti itu? Aku tidak mengatakan bahwa aku telah berbohong" kata Pangeran Thalal. Cynthia malah memanggil seorang pelayan yang biasa memijat Pangeran Thalal Aaku bukanlah orang yang terlatih untuk memijat. Jadi aku serahkan kepada ahlinya." kata Chintya     

Pangeran Thalal kemudian berkata, 'Aku tidak keberatan dipijat olehmu Cynthia." katanya kemudian.     

"Aku yang keberatan memijat Yang mMulia kata Chintya     

"Apakah kau lelah karena memijatku?" kata Pangeran Thalal     

Cynthia menggelengkan kepalanya" Tentu saja aku tidak lelah. Aku senang memijat yang mulia tetapi kelihatannya Yang Mulia sangat pegal. Mungkin karena kemarin yang mulia berkelahi dengan pangeran Abbash. Jadi aku pikir yang mulia butuh untuk dipijat oleh orang yang memang betul-betul ahli."  kata Cynthia sambil memberikan isyarat pada pelayan wanita yang biasa memijat Pangeran Thalal.     

"Kamu memang istri yang selalu tahu tentang keperluan suaminya." kata Pangeran Tahlal sambil kemudian membiarkan pelayan wanita memijat tubuhnya.     

Cynthia memperhatikan pelayan wanita itu memijat tubuh Pangeran Thalal dan kemudian berkata "Kau selalu berhati-hati untuk tidak bersentuhan dengan wanita yang bukan muhrimnya. Tapi mengapa para pangeran di kerajaanmu termasuk Nizam selalu membolehkan pelayan  wanita untuk menyentuh kalian seperti memijat, mencukur, mengoleskan krim ke wajah,  melayani makan bahkan melayani berpakaian." kata Cynthia bertanya kepada Pangeran Thalal.     

"Para pelayan wanita yang yang melayani kami memiliki sertifikat pribadi yang menunjukkan bahwa mereka dimiliki oleh kami. Jadi mereka adalah milik dan tanggung jawab kami seutuhnya. Pelayan - pelayan itu tidak direkrut sembarangan. Mereka sejak kecil hidupnya sudah dipersembahkan untuk melayani Kami. Mereka dimuhrimkan kepada Kami sehingga jika kemudian kami berniat menyentuh dalam arti ingin bercinta dengan  mereka maka Kami harus menikahinya secara negara. Mereka seperti para budak Cynthia"     

"Tetapi bukankah perbudakan sudah tidak ada " Kata Cynthia sambil menatap Pangeran Thalal     

"Di kerajaanku masih ada. Kehidupan kami tidak bisa lepas dari itu"     

"Tetapi itu tidak manusiawi " Kata Cynthia sambil memandang pelayan wanita yang memijat Pangeran Thalal dengan sangat terampil.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya, " Tidak seperti itu. Mereka mengabdi dengan sukarela dan tanpa paksaan. Ketika mereka akil baligh kami membebaskan mereka untuk bisa menikah dengan pria yang baik. Tetapi jika mereka tidak menginginkannya maka mereka bisa tinggal dan tetap melayani kami.     

Para pelayan itu tidak bisa sembarangan melayani. Pelayanku hanya boleh melayaniku dan tidak boleh melayani Kakak Nizam atau pangeran lainnya . Jadi Aku tidak akan pernah mau disentuh oleh pelayan yang bukan pelayanku. Dengan demikian kesucian para pelayan akan tetap terjaga."     

Cynthia hanya menganggukan kepalanya walaupun Pangeran Thalal tidak bisa melihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.