CINTA SEORANG PANGERAN

Aku akan Menanganinya Sendiri



Aku akan Menanganinya Sendiri

0Jung hee, Dong Min dan Joo Chan segera keluar dari rumah Pangeran Abbash dengan muka pucat pas. Badan mereka gemetar dan mereka berjalan seakan-akan tidak menapak ke atas tanah. Apalagi Chung Hee. Dia sangat menyesali kejadian Jae Hwa yang  mati dengan mengenaskan di tangan Pangeran Abbash.     
0

"Mengapa ada orang begitu jahat? Kita memang sering membunuh, tapi kita tidak pernah menyiksa korban kita ? Orang itu  sangat  biadab.  Kita langsung menembak mati, orang yang kita jadikan sasaran pembunuhan. Bahkan kita menembak di titik yang tepat sehingga orang itu langsung mati tanpa merasakan kesakitan terlalu banyak. Tetapi Pangeran gila itu dia membunuh Jae Hwa dengan sangat kejam. Dia menembak kakinya dan mendorongnya masuk ke dalam kolam yang penuh dengan ikan piranha.     

Dia benar-benar bukan manusia, Dia adalah iblis. Dia adalah manusia yang berhati iblis. Wajah tampannya sama sekali tidak mencerminkan jiwanya yang sangat kejam. Dan Kau Chung-hee Bagaimana bisa kau bekerja sama dengan orang yang begitu jahat? " Dong Min berkata dengan nada tinggi.     

Chung Hee hanya bisa berjalan gontai, bahkan dia tidak mampu membuka pintu mobil. Dia masih ingat Bagaimana Pangeran Abbash berkata kepadanya dan berniat untuk menyewa dirinya dan teman-temannya untuk membunuh pangeran Thalal dan Cynthia. Dia sama sekali tidak mengira Sbahwa orang itu begitu kejam. Chung Hee sangat tertarik dengan bayarannya. Seumur-umur dia menjadi pembunuh bayaran dan anggota gangster belum pernah dia mendapatkan uang sebanyak itu.     

Rencananya memang Chung Hee Akan berhenti melakukan kejahatan setelah mendapatkan uang dari pangeran Abbash. Dia ingin berusaha hidup kembali normal bersama anak dan istrinya. Itulah sebabnya mengapa dia bersikeras untuk untuk menerima tawaran Pangeran Abbash. Chung hee ingin melakukan pembunuhan ini untuk terakhir kali. Tetapi siapa sangka Pangeran Abbash begitu kejam hanya karena kesalahan sedikit dia sampai membunuh Jae Hwa dengan begitu kejam     

"Kau harus bertanggung jawab, Chung Hee!!"  kata Joo Chan.     

"Apa yang harus aku katakan kepada Jae Hwa ?? Ibunya Jae Hwa akan terus menunggu anaknya pulang tetapi anaknya tidak akan pernah pulang." Air mata Joo Chan tiba - tiba meleleh.     

"Iblis itu bahkan menyandera keluarga kita. Kapan dia menangkap keluarg kita. Aku akan lapor ke polisi. Aku tidak mau meneruskan misi ini. Aku tidak tahan lagi. Lebih baik Aku menyerahkan diri ke polisi sekarang dan meminta polisi untuk membebaskan keluarga kita." Joo Chan terus berkata.     

kemudian Dong Min lalu menghardik, " Kau tidak lihat Bagaimana jahatnya orang itu dan Kau tidak mendengar apa yang dikatakannya. dia akan membunuh keluarga  kita. Dia juga pasti akan membunuh kita dengan lebih kejam dari yang dilakukan terhadap Jae Hwa kalau kita mundur dari melakukan misi yang diinginkan." kata Dong Min     

"Bukankah kita bisa melaporkan ke polisi ?" Kata Joo Chan.     

"Memangnya polisi bisa apa? Dia tidak akan langsung bisa menangkapnya dan kalaupun berhasil menangkapnya. Dia kemungkinan akan dibebaskan lagi karena dia adalah seorang pangeran. Kalaupun kejahatannya terbukti dia juga akan mengalami proses pengadilan yang sangat panjang. Dan selama proses itu maka dia past sudah berhasil membunuh kita."     

"Tapi aku takut. Dia bukan manusia. Dia benar-benar iblis. Bagaimana bisa, Kita manusia bekerjasama dengan iblis" kata Joo Chan, lalu Ia menghela nafas.     

"Kalian tidak usah khawatir. Ini semua adalah tanggung jawabku. Aku yang pertama kali membuat kontrak dengannya jadi biar Aku yang menyelesaikannya sendiri. Kalian berdua pergilah! Sekali lagi biar aku menyelesaikan misi ini sendiri," kata Chung Hee.     

"Kau  jangan berkata seperti itu Chung Hee!! Bukankah kita sudah lama bekerja sama. Kita sehidup dan semati. Kita sama-sama merasakan pahit dan manis. Kita harus selalu bersama - sama. Aku tidak akan pernah membiarkan kau berjalan sendirian. Dan kalaupun kita harus mati. Kita harus mati bersama-sama" kata Dong Min.     

"Tapi aku belum mau mati." kata Joo Chan. "Aku masih belum menikah dan gadis ku sedang menunggu untuk aku lama.r Aku bersedia ikut denganmu Chung Hee. Aku perlu uang untuk melamar  kekasihku. Aku akan segera menikahinya." Wajah Joo Chan terlihat sangat pucat.     

"Kamu jangan egois!! Kamu hanya baru akan menikah  tapi Chung hee.  Lihat dia!! Chung Hee memiliki anak-anak dan memiliki seorang Istri juga.  Chung hee memiliki seorang ibu. Kalau dia mati Siapa yang akan menghidupi mereka. Sekarang kalau kita berdua pergi meninggalkan Chung hee terbunuh, kita akan merasa berdosa seumur hidup. Lagipula ingat Pangeran gila itu menahan orang - orang yang kita cintai " Kata Dong Min kepada Joo Chan.     

"Aku tahu, Aku mengerti. Baiklah Chung Hee. Mari kita hadapi permasalahan ini bersama-sama" Chung Hee lalu terdiam matanya menatap keluar dari mobil ketika mobil melaju. Mereka pergi ke bandara Incheon untuk akan terbang ke pulau Jeju. Dalam hatinya diam-diam Chung-hee merasa sangat khawatir.     

Entah mengapa dia merasa bahwa Pangeran Abbash akan tetap membunuh mereka walaupun misi sudah berhasil dilaksanakan jadi ibaratnya berhasil atau tidak berhasil Pangeran Abbas akan membunuh mereka untuk menghilangkan bukti dan ini sangat biasa terjadi di dunia hitam membunuh orang setelah melaksanakan misi adalah hal yang paling lumrah terjadi untuk menghilangkan jejak atau bukti tetapi saya tidak mau berkata apapun kepada teman-temannya dia hanya duduk terdiam sambil melihat ke arah pemandangan luar. Tetapi Ia masih berharap bahwa keluarga mereka akan selamat     

****     

Sementara itu di kediaman Pangeran Abbash     

Pangeran Abbash berdiri di depan jendela. Dia melihat pemandangan di luar. Pemandangan itu sangat indah pohon-pohon dengan dedaunan yang berwarna merah, membuat suasana sore menjadi semakin cerah tetapi hati Pangeran Abbas kosong. Walaupun banyak wanita cantik yang mengelilinginya dia hidup dalam kehampaan.     

Sesekali matanya melirik ke arah layar Ipad-nya. Dia melihat raut wajah yang begitu dia impikan. kemudian dia mengusap layarnya dia dengan telunjuknya seakan sedang mengusap wajah itu secara nyata.     

Di matanya tampak tergenang air mata. Wajahnya begitu muram karena menahan rasa cinta yang semakin terasa menyesakkan dada. "Alena,  tunggulah Aku.  Aku akan datang, untuk membawamu pergi. Aku harus menyingkirkan Pangeran  Thalal dan Cynthia terlebih dahulu. Karena mereka akan menjadi penghalang yang paling besar.     

Aku tidak akan pernah mendapatkanmu sepanjang dua orang itu masih hidup di dunia ini. Terutama sahabat Chintya, Dia juga sudah memerintahkan ayahku untuk mencabut  ilmu beladiri ku sehingga aku harus melarikan diri ke Korea. Aku sangat mencintaimu. Aku ingin kita hidup bahagia.     

Setelah Cynthia dan Pangeran Thalal terbunuh maka Kau hanya memiliki NiZam dan  Nizampun  akan aku bunuh. dan setelah Nizam mati maka kau tidak punya siapa-siapa lagi. Kau hanya akan memiliki aku. Aku yang akan selalu menjagamu seumur hidupku.     

Kita berempat akan hidup berbahagia. Dan Kau pasti nanti juga akan melahirkan anak anakku. Aku tidak akan tinggal di Azura atau Zamron. Aku akan membawamu pergi ke luar negeri. Kita akan hidup sebagai orang biasa. Aku ingin menghabiskan sisa waktuku denganmu. Aku sangat mencintaimu Alena. Tunggulah aku. "Pangeran Abbas kemudian meminta rokok kepada pelayannya dan dengan sigap pelayannya memberikan sebatang rokok. Diam - diam pelayan itu melihat air mata Pangeran Thalal membasahi pipi putihnya.     

Pangeran Abbas kemudian menghisap rokoknya. Matanya masih menatap ke arah luar. Suasana hatinya sedang tidak baik. Para pelayan hanya berdiri mereka sangat ketakutan takut-takut kalau Pangeran Abbas tiba-tiba menendangnya atau memukulinya atau bahkan memasukkannya ke dalam kolam ikan piranha.     

Sudah beberapa pelayan yang mati karena diumpankan ke dalam ikan piranha. Sebenarnya di Zamron, Pangeran Abbas biasa mengumpankan para pelayan atau anak buahnya yang mengesalkan karena melakukan suatu kesalahan ke dalam binatang buas peliharaannya. Tetapi karena ini di Korea dia tidak bisa bertindak atau membawa hewan peliharaannya dia hanya menyelundupkan ikan piranha yang jumlahnya ribuan di kolam di bawah rumahnya.     

Said pelayannya yang sangat setia itu hanya bisa menatap majikan dengan tatapan tatapan iba. Said bertahun-tahun hidup mengabdikan dirinya kepada Pangeran Abbah.s Pangeran Abbas adalah pangeran yang memang terkenal brutal sejak kecil. Bahkan ayahnya sudah tidak bisa menanganinya dan kakaknya yang sangat ambisius dengan sengaja memperalat Pangeran Abbahs untuk memuluskan jalannya. Pangeran Bari  adalah pangeran yang sangat cerdik dan pintar dia tahu bagaimana cara mengendalikan Pangeran Abbash. Adiknya itu  memiliki amarah yang sangat besar sehingga dia memanfaatkannya untuk membunuh orang-orang yang dianggap menghalangi jalannya untuk menjadi seorang raja.     

"Said,  aAku mungkin akan pergi ke Pulau Jeju" Kata Pangeran Abbash sambil menatap semburat merah pada langit di Seoul. Hatinya begitu sedih mengingat Alena. Air matanya lalu meleleh lagi dan Ia tidak menghapusnya.     

"Tetapi yang mulia, bukankah tiga orang tadi akan menangani semua.  Sebaiknya Yang Mulia tidak usah pergi ke Pulau Jeju. Itu sangat berbahaya "     

"Entahlah, Aku merasa tiga orang idiot  itu tidak akan mampu menangani Pangeran Thalal dan Chintya. Aku yakin wanita itu yang berhasil mengecoh dan menjebak Chung Hee dan kawan-kawannya. Aku terlalu menganggap remeh kecerdasan wanita itu. Chintya, dia yang harus mati di tanganku." kata Pangeran Abbas dengan mata yang menatap tajam.     

"Yang Mulia!! Apakah Yang Mulia tidak tahu kalau istri pangeran Thalal sedang mengandung?" Said mencoba mengingatkan Pangeran Abbash agar tidak terlalu kejam.     

"Kenapa kalau dia sedang mengandung? Apa Kau pikir aku tidak berani membunuhnya? Aku tidak peduli, Dia sedang mengandung atau tidak. Dia harus mati di tanganku karena sepanjang dia ada disamping Alena, Aku tidak akan pernah berhasil mendapatkan Alena. Cynthia juga akan menghalangi langkah Kakakku untuk menjadi penguasa kerajaan Azura.     

Cynthia jika dibiarkan hidup  nanti dia akan mendampingi Pangeran Nizam untuk mengelola kerajaan Azura kau bisa bayangkan, satu Nizam saja kita sudah kesulitan, apalagi kalau didampingi oleh wanita itu.  Maka satu-satunya jalan adalah wanita itu harus lenyap dari muka bumi ini."     

"Kalau begitu Yang Mulia, Yang Mulia bisa membunuh Cynthia tapi membiarkan Pangeran Thalal selamat," kata Said.     

"Apakah kau gila Said ?Bagaimana bisa aku juga membiarkan Pangeran Thalal hidup. Mereka keduanya harus mati. "     

" Tetapi Yang Mulia jika Yang Mulia membunuh keduanya maka Pangeran Nizam pasti tidak akan melepaskan Yang Mulia. Ia akan memburu yang mulia dimanapun Yang Mulia berada. Sebaiknya Pangeran Thalal dibiarkan hidup agar Pangeran Nizam tidak terlalu marah "     

"Memang itu tujuanku. Aku harus membuat Pangeran Nizam marah dan terguncang. Kalau Aku hanya membunuh Chintya maka yang paling terpukul adalah Alena sedangkan Pangeran Nizam mungkin akan terpukul juga tapi tidak akan terlalu berat.  Kalau Pangeran Thalal juga mati maka hati Nizam  pasti akan marah dan tergoncang ketika orang  tergoncang maka kita akan mudah membunuhnya,"     

Said dalam hatinya dia memuji kecerdasan Pangeran Abbash, bahkan kadang-kadang dia berpikir bahwa Pangeran Abbash memiliki kecerdasan yang  melebihi Pangeran Bari hanya karena Pangeran Abbash tidak memiliki ambisi kepada kerajaan makanya Pangeran Abbash tidak peduli dengan kepemerintahan. Pangeran Abbas tahunya hanya bersenang-senang dengan para gadis dan sekarang ambisinya hanya satu yaitu mendapatkan Alena dan hidup berbahagia bersama dengannya.     

Kemudian Said berkata lagi,  "Yang Mulia apakah Yang Mulia benar sangat mencintai Putri Alena dan ingin hidup bahagia bersamanya? Hingga Yang Mulia berniat  meninggalkan kerajaan Zamron?"     

Pangeran Abbash terdiam sebelum akhirnya dia berkata lagi "Kau tahu  selama ini Aku sudah hidup bersama dengan banyak wanita. Hampir setiap malam aku berganti-ganti wanita. Aku merasa kosong. Aku tidak pernah mendapatkan seorang wanita  yang aku cintai tetapi ketika mendengar nama Alena dan mengetahui bagaimana dia diperebutkan oleh para pria itu.     

Alena berhasil membawa aku ke dalam dunia rasa kepenasaran yang sangat tinggi dan aku merasa bahwa dia adalah wanita yang tepat untukku.  Alena akan mampu memadamkan api yang selalu menyala dalam tubuhku. Aku tidak ingin lagi dikelilingi oleh para wanita-wanita yang membosankan itu. Wanita - wanita itu  melemparkan dirinya sendiri kepadaku dengan penuh sukarela. Aku ingin wanita yang bisa membuat hidupku lebih berarti dan Aku tahu  wanita itu adalah Alena. Alena yang akan menjadi istriku"     

"Tetapi Yang Mulia bukankah Kakak Yang Mulia  juga mecintai Alena?"     

"Kakakku Pangeran Bari tidak pernah mencintai oleh Alena. Dia hanya menginginkan tahta kerajaan. Dia hanya ingin menjadi raja besar. Dia hanya ingin menyingkirkan Nizam dan menguasai kerajaan Azura lalu membawahi 20 kerajaan aliansi dan dia ingin melakukan apa yang diramalkan oleh para ahli nujum. Dia tahu bahwa Alena adalah wanita yang dimaksudkan oleh para ahli nujum itu."     

"Tapi itu hanya sekedar ramalan belaka. " kata Said     

" Bagiku juga itu hanya sekedar ramalan  tetapi kakakku Pangeran Bari sangat mempercayai ramalan itu.  Selama ini Kau tahu,  Aku selalu mengalah kepada kakakku.  Aku berikan apa yang dia inginkan. Aku membunuh untuk memuluskan jalannya menjadi raja. Sekarang aku tidak akan peduli lagi dengan semua itu. Aku hanya menginginkan Alena untuk menjadi pendampingku selamanya, seumur hidup baik Kakakku suka atau tidak. Jika dia bersikeras menginginkah Alena untuk menjadi istrinya. Aku akan melawannya bahkan bila perlu aku akan bertarung dengan kakakku sendiri sampai mati"     

Said hanya menggelengkan kepalanya dengan sedih. Pangeran Abbash seperti sedang menggali kuburannya sendiri. Tetapi Ia tidak berani mencegahnya. Pangeran Abbash akan membunuh siapa saja yang akan menghalanginya termasuk kakak dan ayahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.