CINTA SEORANG PANGERAN

Penyamaran Pangeran Abbash



Penyamaran Pangeran Abbash

0"Apakah Aku salah dengan mencintainya ? Mengapa Aku merasa bahwa Alena adalah wanita yang layak Aku perjuangkan walaupun merebutnya dari Pangeran Nizam" Pangeran Abbash menghapus air matanya. Pipinya yang putih kini memerah.     
0

"Yang Mulia Pangeran Abbash.  Sebenarnya bagi seorang Pangeran yang bernama Pangeran Abbash. Pangeran yang sangat tampan dan kaya.  Tidak ada dalam kamus Yang Mulia  harus berebut wanita dengan siapapun, karena wanita manapun yang diinginkan oleh Yang Mulia pasti akan jadi miliknya.     

Tetapi Putri Alena ini adalah  istri orang. Dia sudah menjadi milik orang lain. Dan pemiliknya bukanlah pria sembarangan. Putri Alena ini dia sudah menjadi istri dari pangeran Nizam. Bukankah Yang Mulia sangat paham bahwa itu menyalahi aturan di negara kita." Said mencoba menasehati Pangeran Abbash dengan hati - hati.     

Mendengar perkataan Said, Pangeran Abbas menatap Said dengan tajam. "Aku adalah orang yang yang akan melakukan tindakan apapun yang aku sukai. Aku tidak peduli.  Apakah aku menyalahi aturan atau tidak.     

Yang pasti apapun yang aku inginkan aku harus memilikinya. Aku tidak takut terhadap siapapun. " Pangeran Abbash berkata dengan tegas.     

"Anda benar Yang Mulia, karena aku sangat mengenal kepribadian Anda. Sejak kecil apapun yang Anda inginkan Anda harus memilikinya walaupun itu dengan kekerasan.  Tetapi kali ini sangat berbeda yang mulia. Karena suami dari Putri Alena ini adalah pangeran yang sangat berkuasa dan dia memiliki kecerdasan yang luar biasa.     

Pangeran Nizam memiliki kecerdasan dari segala sisi. Dia cerdas dalam ilmu pemerintahan dia juga sangat cerdas mengelola perusahaan dan dia juga sangat mahir dalam ketangkasan. Tahukah Anda Pangeran bari bertahun-tahun  menginginkan menjadi pemenang pada lomba ketangkasan tetapi Pangeran Nizam tidak pernah terkalahkan.     

Bahkan terakhir kali mereka bertanding Kakak Yang Mulia sangat menginginkan kemenangan karena dia ingin membebaskan Putri Mira dari pangeran Nizam. Tetapi lagi-lagi dia dikalahkan oleh Pangeran Nizam."     

Pangeran  Abbash lalu berkata, " Hanya sekedar lomba ketangkasan. Aku sama sekali tidak pernah merasa takut. Kau tahu aku tidak pernah mengikuti lomba ketangkasan bukan karena Aku tidak mampu tetapi  Aku tidak suka dengan segala macam publikasi. Aku tidak suka difoto - foto dan aku tidak suka publik mengenal diriku.     

Kakakku terlalu bodoh untuk bisa dikalahkan oleh pangeran Nizam. Seandainya aku yang ikut pertandingan itu. Aku yakin aku bisa mengalahkan Pangeran Nizam." Pangeran Abbash bersungut - sungut.     

Said mengangkat alisnya dan lalu dia mengetahui bahwa Pangeran Abbas tidaklah berkata omong kosong. Pangeran Abbash adalah pangeran yang tidak suka menonjolkan dirinya sendiri dan dia adalah orang yang sangat ahli menyamar sehingga dia pergi ke manapun dengan menggunakan riasan agar muka yang aslinya tidak diketahui.     

Kepandaian ini tidak semua orang memilikinya. Bahkan dia juga bisa merubah suara dengan jenis suara yang berbeda-beda, laki-laki, perempuan, perempuan tua, perempuan muda semua bisa dia tiru.  Dia juga  memiliki keterampilan beladiri yang sangat mahir untuk tingkatan seorang pangeran. Jadi memang ketika dia berlomba dengan pangeran Nizam Ada kemungkinan Pangeran Abbash ini bisa mengalahkan Pangeran Nizam. Dan Keterampilan ilmu bela diri ini hampir saja musnah kalau saja Ia tidak melarikan diri ke Korea.     

Tidak lama kemudian pesawat yang ditumpangi oleh pangeran Abbash  mendarat di bandara internasional di pulau Jeju dan Pangeran Abbas kemudian dia turun dan segera naik mobil untuk meluncur ke hotel.     

"Kita akan menginap di hotel yang mana?" kata Said     

"Tentu saja di Hyatt Regency tempat di mana pasangan itu menginap."     

"Bukankah semua kamarnya sudah di booking oleh Tuan Kim Lion. Pangeran Abbas tersenyum. "Aku adalah Pangeran Abbas dan Kau tidak perlu ikut masuk. Kau turunkan saja Aku di dekat hotel itu." Kata Pangeran Abbash.      

Said tidak berkata lagi, apalagi kemudian Ia melihat Pangeran Abbash lalu menarik sebuah tas dari dalam laci dibawah jok mobil. Itu adalah peralatan menyamar Pangeran Abbash. Lalu dengan mahir Ia merias wajahnya menjadi seorang wanita yang cantik jelita dan kemudian Ia juga mengenakan pakaian yang sangat seksi. Said menelan ludahnya siapapun tidak akan pernah menyangka kalau wanita itu adalah seorang pria. Kecuali kalau Ia melihat jakun di lehernya.     

"Yang Mulia berhati - hatilah. Hamba tidak ingin sesuatu menimpa Yang Mulia " Said berkata dengan setulus hati. Pangeran Abbash menatap dingin. "Tidak usah khawatir, kemungkinan terburuk yang akan terjadi padaku adalah mati. Dan Aku lebih baik mati daripada harus menyerah pada keinginanku.     

"Yang Mulia  Bagaimana dengan tiga orang yang  kita sewa apa? Apakah hamba harus mengikuti mereka bersama para pengawal ? Kata Said sambil menujuk kepada para pengawal yang Ia bawa.     

"Biarkan saja mereka bertindak sendiri dulu. Aku ingin tahu mereka sebenarnya bisa melakukan tugas untuk membunuh Pangeran Thalal dan Cynthia atau tidak. Karena jika sampai Pangeran Thalal dan Cynthia tidak dapat mereka bunuh maka Aku sendiri yang akan menghabisi mereka beserta keluarganya."     

"Kalau seandainya mereka berhasil apakah Yang Mulia akan membayar mereka ?" Said menjadi penasaran.     

"Membayar mereka ? Membiarkan mereka hidup setelah melakukan suatu misi adalah tindakan yang sangat bodoh. Berhasil atau tidak mereka akan tetap Aku bunuh"     

"Kemudian bagaimana dengan keluarganya?" Kata Said.     

"Mereka dilepaskan saja. Aku khawatir mereka akan menjadi batu sandungan kita kalau kita membunuhnya. Keluarga mereka sangat berbeda dengan keempat orang itu. Keluarga mereka ada kemungkinan hidup bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga ketika mereka hilang maka orang - orang akan mencarinya. Lagi pula mereka tidak mengenalku sehingga kalau mereka dilepaskan itu akan lebih aman"     

"Tetapi ke-empat orang itu ? Eh bukan sekarang mereka bertiga. Bagaimana dengan mereka ? Kalau Yang Mulia membunuhnya apakah tidak akan menjadi duri dalam daging"     

"Aku akan membiarkan keluarga mereka hidup karena mereka tidak tahu siapa yang telah menculiknya sehingga kalau Aku membiarkan mereka hidup, mereka tidak akan pernah menyulitkanku. Tetapi ketiga orang itu sudah mengetahui tentang diriku. Jika membiarkan mereka hidup maka Aku akan ketahuan. Aku akan membunuh mereka dan memberikannya kepada ikan piranhaku" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian meminta mobil menepi.     

Ia lalu turun dari mobil dan mulai membaca situasi dan kondisi. Pangeran Abbash berjalan dengan gemulai hingga kemudian Ia melihat seorang laki - laki perlente yang baru saja keluar dari hotel. Ia tahu hotel ini telah dibooking seluruhnya oleh Kim Lion sehingga Pangeran Abbash tahu bahwa setiap orang yang keluar masuk hotel hanya akan terdiri dari dua jenis yaitu tamu/saudara Kim Lion atau para pegawai hotel. Dan melihat dari pakaiannya yang mengenakan jas yang sangat rapih dan mahal, Pangeran Abbash langsung menebaknya bahwa Ia adalah tamu Kim Lion.     

Pangeran Abbash berjalan dengan gontai dan seakan - akan Ia sedang mabuk berat sehingga ketika dia ada dihadapan tamu pria itu pangeran Abbash lalu dengan sengaja menabraknya. " Ouch.. sial.. maafkan Aku Tuan. Aku sedikit mabuk.. kepalaku pusing" Kata Pangeran Abbash sambil kemudian dengan sengaja menyentuhkan tangannya ke tubuh pria itu.     

Gerakannya seakan - akan tanpa sengaja tetapi cukup membuat pria itu terkejut dan bergetar. Pangeran Abbash pura - pura tidak menyadari apa yang ia lakukan. Ia kembali berjalan dengan gontai bahkan Ia menjatuhkan dirinya dan mulai memperlihatkan pahanya yang begitu putih mulus.     

"Nona!! Apa Anda Tidak apa - apa ?" Pria itu mencoba membangunkan Pangeran Abbash. Pangeran Abbash menggelengkan kepalanya dengan mimik wajah yang sedang menahan rasa pusing. "Aku tidak apa - apa hanya mabuk sedikit. Aku akan masuk ke dalam hotel itu. Apakah Kau menginap di hotel itu ?" Kata Pangeran Abbash sambil mencoba berdiri.     

"Iya benar. Aku adalah tamunya dari pihak Kim Lion dan Apakah anda Tamunya juga?" Kata Pria itu sambil melihat wajah Pangeran Abbash yang cantik jelita. Ia bukan orang Korea. Matanya begitu besar dan lebar.     

"Aku adalah tamunya dari pihak Nana. Aku teman kuliahnya dari Indonesia. Aku tidak terbiasa minum. Yah..kau tahu. Orang Indonesia tidak terlalu pandai minum minuman keras. Aku hanya meneguk segelas Soju *) dan Aku langsung mabuk"     

"Tapi bukankah di pesta Tuan Kim Lion tidak disediakan minuman keras? Karena Tuan Kim Lion adalah seorang mualaf?"     

"Aku meminumnya di luar.. Oh ya Tuan hendak kemana ? Apakah Anda sudah check out ?" Pangeran Abbash tampak sangat ingin memastikan bahwa pria ini memiliki kunci kamar hotel.     

"Tidak Aku belum check out, Aku hanya ingin pergi dulu sebentar "     

"Oh ya? Apakah Anda membawa kuncinya ? Aku lupa lagi apakah Aku membawa kunci kamarku atau tidak."     

"Aku membawanya ? Apakah kalau kau lupa kau ingin ikut ke dalam kamarku ?" Pria itu tampak jadi berpikiran kotor. Pangeran Abbash malah tertawa genit dan berkata ," Bagaimana mungkin seorang gadis bisa masuk ke dalam kamar pria yang baru dikenalnya. Kau pasti bercanda. Selamat tinggal Tuan.. Aku masuk dulu, Aku baru ingat kalau Aku menitipkan kunci di meja resepsionis " Kata Pangeran Abbash sambil kemudian berjalan meninggalkan pria itu. Pria itu segera menarik lengannya sehingga Pangeran Abbash langsung terjerembab ke dalam pelukan pria itu.     

"Aku akan mengantarmu. Kau adalah wanita tercantik yang pernah Aku lihat. Aku ingin berkenalan lebih jauh denganmu" Kata pria itu sambil kemudian menggandeng Pangeran Abbash untuk masuk.     

"Oh..baiklah kalau Kau memaksa karena sebenarnya Aku sangat pusing. Oh...kepalaku sangat pusing. bolehkah Aku minta tolong untuk mengantarku ke toilet karena Aku ingin muntah" Kata Pangeran Abbash dengan nada yang manja.     

"Tentu saja Sayang. Ayo kita pergi ke toilet "     

***     

*) Soju = minuman keras dari Korea     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.