CINTA SEORANG PANGERAN

Mengulur Waktu



Mengulur Waktu

0Pangeran Abbash tampak tersenyum kaku ketika Cynthia meludah ke samping tetapi Ia malah menjawab pertanyaan Chynthia dengan tenang. Ia menatap wanita bule di depannya itu dengan pandangan penuh minat. Apalagi ketika Ia mendengar Cynthia berkata.     
0

 "Sama seperti dirimu, Aku juga sering mendengar berita tentang dirimu Pangeran Abbash. Tapi sayangnya berita yang mampir ke telingaku adalah berita tentang kekejaman dan kejahatanmu. Yang sungguh aku tidak mengerti adalah ternyata kau seseorang yang sangat tampan.     

Sayang sekali Kalau ketampananmu ternyata tidak berbanding lurus dengan ketampanan hatimu. Mengapa kau menjadi orang yang sangat jahat? Apakah Kau ada kelainan mental? " kata Chintya.     

Pangeran Abbash tertawa mendengar kata - kata Cynthia tetapi kemudian dengan genit Ia berkata, " " Kau jangan menuduh sembarangan. Bukankah kita baru bertemu?  Bagaimana bisa kau langsung mengira bahwa aku adalah orang yang jahat atau memiliki kelainan mental." Pangeran Abbash yang tadinya ingin membunuhnya langsung sekarang jadi tertarik untuk berbincang - bincang dengan Cynthia. Dalam hatinya Ia sedikit kagum akan keberanian istrinya Pangeran Thalal ini. Nyawa Cynthia sudah dalam genggaman tangannya tapi Cynthia masih berani mengajaknya berbicara.     

Cynthia menyeringai dan berkata. " Kau pikir kedua telingaku sudah rusak ? Aku banyak mendengar berita kejahatanmu.  Kau banyak membunuh orang. Dan sekarang Kau sengaja membuat rusuh dengan Kerajaan Azura.  Apakah kau menginginkan kerajaan Zamron menggeser kerajaan Azura untuk menjadi kerajaan pusat dari 20 kerajaan aliansi ?     

Atau Kau memiliki maksud seperti yang dikatakan oleh Jonathan, yang sudah kau hajar habis-habisan. Bahwa kau menyukai temanku Alena  dan kau berniat untuk menjadikannya sebagai istrimu ?"  kata Chintya.     

Pangeran  Abbash mengangkat alisnya. Kalau saja dia tidak mendengar tadi bagaimana Cynthia sudah mempengaruhi orang-orangnya. Mungkin dia akan kagum dan terkecoh tetapi karena dia sudah tahu bahwa wanita yang di depan ini adalah bukan wanita sembarangan maka Pangeran  Abbash berusaha menelan kekagumannya dan  berkata dengan serius,     

"Apa yang kau tanyakan kepadaku dua-duanya benar.  Kau perlu tahu bahwa kakakku Pangeran Bari menginginkan kerajaan zamron  jadi kerajaan pusat dan menundukkan kerajaan Azura bila perlu kakakku akan menggabungkan dua kerajaan itu jadi satu kerajaan. Lalu setelah kerajaan Azura dan Zamron bersatu di bawah kekuasaan Kakakku. Aku berencana untuk penaklukan ke-19 kerajaan aliansi lainnya.     

Kakakku ingin  menggabungkan semuanya menjadi kerajaan Zamron, sehingga kerjaan Zamron akan menjadi kerajaan satu-satunya yang ada di dataran gurun Zahara.  Dan satunya lagi Aku memang ....." Pangeran Abbash tidak melanjutkan kata - katanya.     

Cynthia lalu mengangkat alisnya, "Sebentar!! Kau tidak usah melanjutkan kata-katamu karena aku sudah bisa menebak pikiran yang ada di otakmu." Cynthia berkata dengan ketenangan yang luar biasa sehingga membuat Pangeran Abbash menjadi semakin penasaran dengan analisa Cynthia.     

" Kau bisa menebak apa yang aku pikirkan. Coba katakan Kepadaku tentang pemikiranmu itu ?Karena terus terang aku jadi penasaran. Tadi kau bertanya apakah Aku menginginkan sahabatmu. Apakah Kau keberatan Kalau Aku mencintai Alena?"      

Cynthia menghela nafas lalu dia berjalan mendekati Pangeran Abbash yang sedang memegang senjatanya. Dan Cynthia melihat ke belakang Ia melihat ketiga orang Korea itu sudah tidak berkutik karena ternyata Para pengawal Pangeran Abbash sudah menodongkan senjatanya masing - masing di kepala mereka. Cynthia harus kembali mengulur waktunya sambil menunggu Pangeran Thalal datang menjemputnya.     

Melihat Cynthia datang menghampirinya  Pangeran Abbash malah memasukkan senjatanya ke dalam pakaiannya dan dia menganggap bahwa Cynthia bukanlah ancaman. Pangeran Abbash tahu kalau Cynthia tidak akan melawannya secara fisik kepadanya. Mengingat bahwa Cynthia ini sedang mengandung anak dari Pangeran Thalal.     

Cynthia melihat Pangeran Abbash dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu dia berkata. "Aku berikan nilai 10 dari skala 1 sampai 10 untuk  ketampanan wajahmu "     

Pangeran Abbash lalu tertawa terbahak-bahak mendengar penilaian Cynthia tentang fisiknya.     

"Aku sudah bosan mendengar orang - orang berkata tentang ketampananku. Aku tidak ingin tahu tentang hal itu."  Kata Pangeran Abbas tanpa bermaksud untuk menyombongkan dirinya.     

"Tidak !  Aku tidak bermaksud untuk memujimu. Aku hanya berkata yang sebenarnya.  Yang aku tidak mengerti adalah kau begitu tampan tetapi mengapa obsesimu begitu aneh ?"     

Pangeran Abbas menyipitkan matanya dengan mulut berkedut. Dia menatap wajah Cynthia dengan mimik wajahnya dengan lucu.     

"Jika Kau pikir obsesi aneh itu adalah karena menginginkan sahabatmu untuk menjadi istriku berarti di dunia ini bukan hanya aku yang obsesinya aneh.  Ada berapa banyak pria yang menyukai sahabatmu termasuk dengan pangeran Nizam.     

Aku tahu Pangeran Nizam bukanlah orang yang sembarangan.  Berkat keberuntungannya, dia hidup dengan dikelilingi oleh wanita-wanita yang sangat menginginkannya.  Tetapi mengapa  dia malah memilih sahabatmu kalau bukan karena sahabat adalah orang istimewa." Pangeran Abbash malah menyampaikan analisanya. Dia sedang membela dirinya sendiri karena menyukai Alena     

"Kau benar.  Kau tidak salah.  Sahabatku adalah orang yang istimewa cuma masalahnya dia sudah memiliki seorang suami. Ketika Pangeran Nizam menginginkan Alena. Alena masih gadis.  Posisinya tidak terikat.     

Tetapi sekarang Alena sudah menikah.  Dalam keyakinan manapun mencintai istri orang lain itu adalah kesalahan yang besar."     

"Aku tahu apa yang kau katakan, tetapi aku tidak bisa mengingkari perasaanku sendiri kalau aku sangat menginginkan sahabatmu itu. Aku mencintainya. Bukan .. bukan mencintainya tetapi sangat mencintainya " Pangeran Abbash berbicara seakan - akan dia tidak tahu malu.     

"Sesungguhnya aku tidak mengerti tentang satu hal, Pangeran Abbash.  Aku tahu banyak orang yang menyukai sahabatku itu. Tetapi mereka menyukai Alena karena sudah pernah melihat atau  berinteraksi dengannya. Sementara kau? Kapan kau pernah bertemu dengan Alena? Kapan kau pernah berbicara dengannya? Bahkan Alena sendiri tidak pernah tahu siapa kau ?     

Dia hanya pernah mendengar namamu ketika disebut Jonathan di pertemuan para tetua. Bagaimana bisa kau mencintai orang yang tidak pernah kau kenal ?" kata Chintya.     

Pangeran Abbash terdiam lalu dia menjawab dengan santai, "Aku tidaklah aneh. Berapa banyak fans suatu idola yang tidak pernah bertemu, tidak pernah berbicara dan tidak pernah berinteraksi dengan idolanya. Tetapi mereka mencintai idolanya sampai rela mengorbankan segalanya." kata Pangeran Abbash kepada Cynthia. Cynthia mencibirkan bibirnya, mengejek Pangeran Abbash.     

"Itu adalah perasaan yang berbeda. Kekaguman fans kepada idolanya berbeda dengan kekaguman  laki-laki terhadap wanita yang akan dinikahinya. Para fansnya itu menginginkan idolanya hanya untuk sekedar mengagumi idolanya dari kejauhan dan dia berharap bahwa idolanya hidup dengan bahagia. Mereka tidak pernah berusaha ini memiliki idolanya itu.     

Hanya saja kadang mereka lepas kendali kalau idolanya berbuat salah. Dan mungkin ada beberapa idola yang beberapa fans yang bertindak bodoh karena mengikuti idolanya kemanapun dia pergi tetapi sangat jarang mereka ingin menikah dengan idolanya karean mereka masih waras.     

Tetapi engkau menyukai Alena bukan sebagai fans kepada idola. Kau terobsesi kepadanya.  Kau ingin menjadikan Alena berada di sampingmu, tanpa pernah tahu apakah Alena mau atau tidak. Suka atau tidak. Bahagia atau tidak. Itu bukanlah cinta. Itulah adalah obsesi yang gila." kata Cynthia sambil menatap Pangeran Abbash dengan penuh rasa kebencian.     

"Ya Aku tahu Kau tidak akan pernah menyetujui niatku, makanya aku berniat untuk membunuhmu Kau selamanya tidak akan pernah menyetujui cintaku kepada Alena.  Engkau adalah batu sandungan terbesarku Cynthia." Mata Pangeran Abbash sekarang menyalang tajam. Tangannya menegang seakan tidak sabar ingin membunuh Cynthia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.