CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Kau Datang Terlambat ?



Mengapa Kau Datang Terlambat ?

0" Kau sungguh manusia hina yang sangat jahat." Chintya langsung meraung mendengar kata-kata Pangeran Abbash. Lalu Cynthia berkata lagi untuk meyakinkan     
0

"Apakah kau sudah membunuh suamiku? Jawab Aku!! JAWAAAB! "  Kata Cynthia dengan suara yang keras.     

Pangeran Abbash malah tertawa terbahak-bahak.  " Jangan panik seperti itu. Aku tidak tahu apakah suamimu sudah mati atau belum, tetapi yang pasti para pengawalku sedang berusaha membereskannya.     

Sekarang aku akan membereskan mu terlebih dahulu karena nyawamu bagiku lebih penting dari nyawa Pangeran Thalal.  Suamimu itu hanyalah pendampingmu dan dia tidak bisa apa-apa bahkan untuk melindungi dirinya sendiri dia tidak mampu.     

Dia adalah pangeran yang tidak berguna. Dia hanya hidup di bawah ketiak Kakaknya, Pangeran Nizam." Kata Pangeran Abbash  dengan nada yang penuh kepuasan.     

Cynthia sebenarnya ingin sekali mendekat dan mencakar wajah Pangeran Abbash. Tetapi dia teringat bahwa dia sedang mengandung bayi dari pangeran Thalal. Dia tidak ingin sampai bayinya celaka sehingga jalan satu-satunya adalah bersabar. Cynthia masih berharap dia akan selamat sehingga kemudian.     

Cynthia segera pergi melarikan diri kembali dari Pangeran Abbash. Dia tahu bahwa perutnya terasa sakit tetapi melarikan diri adalah salah satu perbuatan yang masuk diakal daripada menunggu untuk mati. Walaupun kesempatannya untuk berhasil hanya satu persen, Cynthia tidak perduli. Lebih baik melawan sampai titik darah penghabisan daripada mati berkalang ditanah tanpa berbuat apa - apa.     

Pangeran Abbash kembali  melihat Cynthia berlari. Pangeran Abbash malah terus tertawa - tawa. Dia lalu berteriak, "Kau Putri yang luar biasa. Kau tidak menyerah walaupun kematianmu sudah berada diambang. Kau bukannya berlutut untuk meminta ampun kepadaku. Kau malah lari.     

Aku sangat kagum kepadamu. Mengapa Pangeran Nizam tidak menikahimu saja. Dan biarkan Aku menikahi Putri Alena. Aku bersumpah kalau Kau mendukung Aku menikahi Putri Alena. Aku akan memaafkanmu dan akan melupakan kesalahanmu karena meminta hukuman yang mengerikan kepadaku ayahku " Kata Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash tidak ikut berlari untuk mengejar Cynthia tetapi dia malah berjalan dengan langkah yang tenang.Cynthia tidak ingin berkata apa - apa lagi. Dia terus bergerak secepat mungkin dan berlari sekuat tenaga.     

Cynthia  merasa bahwa dia sudah berlari begitu kencang tapi dia masih mendengar langkah Pangeran Abbash dibelakangnya dan  mendekatinya. Sehingga  kemudian ia merasa sangat lelah dan tidak dapat melangkah lagi. Kakinya sudah berdarah-darah karena dia banyak menginjak ranting dan duri pohon. Darah menetes dan menghasilkan kesakitan bagi seluruh urat syarafnya. Perutnya seperti di aduk - aduk. Cynthia melihat darah menetes mengalir membasahi kakinya.     

Cynthia akhirnya hanya bisa jatuh terduduk dan kemudian berkata dengan air mata yang mengalir deras. "Anakku.. bertahanlah. Kau adalah calon Pangeran Azura. Kau harus kuat. Kau jangan menyerah. Bertahanlah. Mommy berjanji, Kau akan baik - baik saja " Kata Cynthia sambil menghapus darah yang mengalir dari kakinya. Ketika pangeran Abbash semakin mendekat Cynthia berkata dengan suara yang mengerikan.     

"Kalau kau sampai membunuhku dan membunuh anak yang aku kandung, maka aku bersumpah, akan terus membayangi hidupmu. Aku tidak akan pernah membiarkanmu hidup tenang. " Kata Cynthia sambil mengusap perutnya. Ia memberikan ketenangan kepada bayinya.     

Tetapi ketika kemudian Pangeran Abbahs semakin mendekat dan mulai menatapnya dengan tatapan mata bengis.     

"Aku akan mengampunimu. Berjanjilah Kau akan membantuku untuk mendapatkan Alena " Kata Pangeran Abbash sambil memasang tubuh siaga menyerang.     

Cynthia tertawa sinis, " Aku bisa saja bersiasat untuk mengiyakan permintaanmu. Tetapi Aku memilih untuk mati daripada memberikan kesempatan kepadamu untuk mendekati Alena. Walaupun dalam kebohongan tidak akan pernah kubiarkan Kau menyentuh sehelai rambutnya "     

"Kau memang bodoh. Kau membela sahabatmu dan membiarkan kau dan anakmu mati "     

"Setidaknya kami mati dalam keadaan terhormat. Karena menjadi penghianat adalah hal yang paling hina " Kata Cynthia sambil memejamkan mata.     

Pangeran Abbash menjadi sangat murka dan Ia langsung menggerakkan kakinya hendak menendang Cynthia tepat di bagian perut ketika dia sosok tubuh yang  bergerak dari belakang melindungi dan memeluk tubuh Cynhtia.      

Ketika orang yang melindungi Cynthia melihat kaki yang mengarah kepada mereka, Ia mengangkat lengannya dan "Buk! Kaki Pangeran Abbash menendang tetapi tendangannya hanya mengenai lengan yang melindungi tubuhnya dan tubuh Cynthia. Orang itu mengeluarkan tenaga dalamnya ketika kaki Pangeran Abbash mengenai lengannya sehingga Pangeran Abbash yang tidak mengira akan ditahan oleh orang yang memiliki tenaga dalam, Ia langsung terpental ke belakang.     

Cynthia membuka matanya dan Ia terbelalak melihat wajah orang yang memeluknya. Dengan gemetar dia berkata, " Mengapa..Yang Mulia datang terlambat ? Aku hampir mati "     

"Cynthia... Cynthia. Apakah kamu baik-baik saja? Maafkan aku sudah datang terlambat" Katanya.     

Cynthia langsung berteriak sambil memeluk lehernya dengan erat. Tangisannya sangat keras "Suamiku Pangeran  Thalal. Selamatkan Aku, selamatkan anakmu. Aku takut... Aku takut. Aku sangat ketakutan. Pangeran gila itu dia akan membunuhku dengan anakku. Suamiku selamatkan aku" kata Cynthia  sambil menangis tersedu - sedu.     

" Ow.. Kau ternyata sangat hebat. Kau bisa meloloskan diri dari para pengawalku. Aku tidak mengira Ilmumu cukup tinggi. Bukankah Kau tidak pernah menang dalam laga pertarungan para pangeran." Kata Pangeran Abbash sambil kemudian berdiri.     

Pangeran Thalal melirikkan matanya sedikit lalu dia kemudian dia berkata dengan lembut kepada Cyntia. "Diamlah di sebelah sana, Cynthia. Biar aku yang menghadapi Pangeran gila ini." kata Pangeran Thalal.     

Pangeran Abbash mengangkat alisnya "Aku benar - benar sangat terkejut dan tidak menyangka kalau Kau datang melindungi istrimu. Aku pikir para pengawalku yang terlatih itu dapat membereskan mu. Ternyata kelihatannya kamu memang tidak bisa dipandang remeh juga" kata Pangeran Abbash sambil tersenyum menatap wajah Pangeran Thalal. Pangeran Thalal menatap Pangeran Abbash dengan penuh kebencian dengan juga dengan Pangeran Abbash.     

Kedua pangeran tampan itu sekarang saling berhadapan dan masing-masing terlihat sangat geram. Seperti ada putaran angin topan yang tak terlihat mengengelilingi mereka. Udara panas terasa membuat hati mereka terbakar dengan penuh amarah.     

"Berani benar kau hendak menyentuh istriku. Apa kau tidak tahu, selama nyawaku masih ada di dalam tubuhku. Aku tidak akan membiarkan kau menyakitinya."     

"Siapa yang akan menyakiti istrimu ?  Aku tidak akan menyakiti istrimu tapi aku akan membunuhnya. dia adalah duri dalam hidupku. Dia sudah menyuruh ayahku untuk memusnahkan ilmuku dan dia juga berani menghalangiku untuk merebut kakak iparmu. Jadi dia memang layak untuk mati. "     

"Aku pikir Kau adalah seorang pejantan yang sangat menakutkan tetapi nyatanya Kau adalah pengecut hina yang bisanya melawan seorang perempuan.  Jangan pernah melawan seorang perempuan terlebih dia adalah istriku, tetapi lawanlah aku suaminya" kata Pangeran Thalal     

Setelah berkata demikian , kemudian Pangeran Thalal menerjang Pangeran Abbash tetapi Pangeran Abbash berkelit ke samping sambil tangannya bergerak hendak mencuri pukulan ke perut Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal telah melihat tangan Pangeran Abbash, dia mengelak ke kiri dan kemudian tangan kanan Pangeran Thalal bergerak melancarkan serangan.     

Cynthia duduk menggigil dibawah pohon sambil melihat kedua pria itu berkelahi ternyata Pangeran Thalal bukanlah lawan yang enteng buat Pangeran Abbash.     

Cynthia baru pertama kali melihat suaminya bertarung. Cynthia dapat melihat bahwa suaminya berusaha mengeluarkan semua keterampilan ilmu bela dirinya untuk menghajar Pangeran Abbash dan Pangeran Abbas berkali-kali mundur ke belakang menghindari serangan Pangeran Thalal yang terlihat penuh emosi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.