CINTA SEORANG PANGERAN

Ketika Alena Menghibur Pangeran Thalal



Ketika Alena Menghibur Pangeran Thalal

0Arani tampak sedang mengatur para ahli pengobatan yang sudah mulai berdatangan dari semua undangan. Tampak Fengyin temannya mengantar Tuan Chen. Arani memeluk Fengyin dengan erat. Ia bertean dengan Fengyin saat sama - sama berlatih kungfu di Cina selama setahun.     
0

"Kau tampak semakin cantik Arani. Aku dengar Kau sudah menikah. Mana suamimu ?" tanya Fengyin sambil melihat ke kiri dan ke kanan.     

"Dia sedang belajar di perpustakaan. Minggu depan dia akan sidang untuk perkuliahan terakhir jadi dia sibuk belajar. Ayo Fengyin Aku tunjukkan tempat mu menginap. " Arani tampak senang melihat Fengyin sampai - sampai Ia lupa dengan ahli akupunturnya     

"Oh ya Arani, Ini Tuan Chen " Kata Fengyin sambil memperkenalkan ahli akupuntur dari Cina.     

"Oh ya..Ni Hao, Mr. Chen, Zhong wu hao! Ni hao ma ? *)" Tanya Arani dalam bahasa Mandarin dengan ramah sambil membungkukkan badannya.     

Tuan Chen menjawab dengan senang hati. "Wo hen hao, xie xie**)" Ia menyukai keramahan yang ditampilkan Arani. Arani lalu menunjukkan jalan ke tempat paviluan yang ada disekitar rumah Nizam.     

Setelah mengantarkan mereka Arani kembali mengatur yang lainnya. Yang sudah datang ternyata dari India, Jepang, Hongkong, Beijing Cina, Indonesia, Malaysia, singapura, Thailand, Philiphina dan sisanya menyusul akan datang menjelang sore. Arani dan Andhara sangat sibuk mengatur mereka. Karena mereka tidak datang seorang diri, mereka datang dengan pendamping dan penterjemah bahasa mereka bagi yang tidak berbahasa Inggris.     

Cynthia ikut memperhatikan dari kejauhan. Ia hanya menatap mereka dari jendela sambil menemani suaminya yang duduk disofa sambil mendengarkan bacaan ayat suci Alquran. Sesekali bibir Pangeran Thalal ikut melantunkan bacaannya.       

Tiba - tiba Alena datang dengan membawa keripik singkong di tangannya. " Hai kalian !! " Kata Alena sambil duduk di dekat Pangeran Thalal.     

"Kakak Putri.." Kata Pangeran Thalal sambil hendak bangun memberikan hormat.     

"Eeh.. sudah..sudah jangan bangun. Aku tadi melihat persiapan penyambutan para ahli dari berbagai negara. Waah.. aku jadi optimis semua akan berjalan lancar " kata Alena sambil berbinar - binar. Mulutnya lalu mengunyah keripik singkong dengan rakus. Cynthia melihat ke arah Alena yang sedang mengunyah makanan aneh.     

"Apakah itu? kelihatannya seperti pecahan kaca " Kata Cynthia.     

"Kau pikir aku kuda lumping makan pecahan kaca " Kata Alena sambil menyodorkan keripik singkong ke Pangeran Thalal.     

"Kuda lumping apaan?" Tanya Cynthia sambil mengambil sebuah keripik lalu menyuapkan ke mulut suaminya. Pangeran Thalal mengunyah dalam gelap. Wajahnya tampak heran. " Ini renyah, asin dan sedikit gurih. Lumayan enak " Kata Pangeran Thalal. Lalu Alena menyodorkan kembali ke arah mulut Cynthia. Cynthia menggelengkan kepalanya.     

"Aku tidak mau mencoba. Pasti itu makanan dari negaramu. Makanannya aneh - aneh" Kata Cynthia sambil menggelengkan kepalanya ketika Alena menyodorkan keripiknya.      

"Dari mana kau mendapatkannya?"     

"Dari Tuan Jaka. Ahli pijat dari Indonesia. Dia mau mencoba peruntungan menyembuhkan Pangeran Thalal. Dia membawa oleh - oleh khusus untukku. sekarung makanan ringan dari Bandung. Bandung adalah salah satu kota dari Indonesia." Kata Alena sambil terus mengunyah keripik singkong.     

"Kapan pengobatan akan dimulai?" Kata Alena bertanya kepada Cynthia.     

"Malam ini Nizam akan menyeleksi mereka secara khusus. Dan kemungkinan akan dimulai besok" Cynthia mengelus tangan Pangeran Thalal. Pangeran Thalal terdiam. Sejak Ia kehilangan penglihatannya dia menjadi tidak banyak bicara. Ia masih merasa seperti mimpi. Kadang - kadang wajahnya murung dan muram.     

"Adikku Pangeran Thalal, Kau jangan murung terus. Aku yakin sebentar lagi penglihatanmu akan kembali lagi. Kau harus bersyukur hanya penglihatanmu yang rusak. Coba kalau adik kecilmu yang terluka, kan tambah berbahaya" Kata Alena dengan wajah datar. Pangeran Thalal melotot dalam gelap mendengar kata - kata kakak iparnya. Bagaimana bisa seorang calon ratu berkata seperti itu.     

"Selain itu kau juga harus bersyukur selain adikmu selamat, jari sama lidahmu juga selamat. Kau masih bisa membahagiakan sahabatku ini lahir dan batin. Tidak ada kebahagiaan yang paling menyenangkan di dunia ini selain saat bersama pasangan kita. Dan mata bukanlah hal yang paling penting untuk kebersamaan suami istri karena yang terpenting itu adalah adik kecil yang kuat dan sehat" Kata Alena sok bijak tapi hasilnya Ia malah di hajar menggunakan bantal oleh Cynthia.     

"Tutup mulut brengsekmu itu dihadapan suamiku. Kau keterlaluan!! Kau adalah wanita termesum yang pernah ku temui di dunia" Kata Cynthia.      

"Apa yang salah denganku? Aku bicara kenyataan. Apa kau mau kalau suamimu kehilangan kemampuannya untuk membahagiakanmu. Coba kau pilih lebih baik kehilangan penglihatan atau kehilangan adik kecil?" Alena berkata lagi.     

"Aaakh...Kau gila. Kau pergi dari hadapan Kami." Cynthia mencak - mencak. Tetapi Ia kemudian diam melihat Pangeran Thalal mulai tertawa terbahak - bahak.     

"Sudah.. sudah Cynthia. Tidak usah kau usir Kakak Putri. Kakak Putri memang benar. Kalau dipikir lagi Aku masih beruntung hanya kehilangan penglihatan. Tubuhku yang lain masih utuh. Bahkan aku tidak sampai kehilangan ingatanku."     

"Tuh..kan Aku benar. Makanya Cynthia kau tidak boleh berpikiran kotor. Perkataanku sesuai dengan analisa tingkat tinggi. Bahkan Nizam saja seringkali kalah dengan perkataanku" Alena berkata dengan penuh kemenangan.     

"Siapa yang memiliki analisa tingkat tinggi?" Tiba - tiba Nizam muncul dari belakang. Alena berbalik dan Ia tersenyum bahagia. " Aah.. Nizam. Aku sedang menghibur adikmu. Ia tampak murung lagi" Kata Alena sambil memeluk Nizam.      

"Benarkah ? Apakah kau terhibur sekarang?" Tanya Nizam sambil memperhatikan kembali Pangeran Thalal. Pangeran Thalal menganggukkan kepalanya. " Kakak Alena sangat lucu"     

" Tapi Ia mesum.." Kata Cynthia masih cemberut.     

"Heisst... jangan terlalu mesum istriku, tidak baik. Kau hanya boleh mesum dihadapanku" Kata Nizam sambil tertawa.     

"Tapi Aku berbicara kenyataan bukannya mau bermaksud mesum. Intinya hidup itu harus disyukuri. Segala sesuatu itu harus  selalu ada untungnya. Misalkan kalau ada orang cacat kaki dia harus bilang untung Aku masih hidup. Terus kalau ada orang yang cuma bisa jalan kaki karena tidak punya kendaraan dia harus bilang untung Aku masih bisa berjalan. Terus kalau ada orang yang hanya punya motor dia harus bilang, untung Aku punya motor jadi tidak usah jalan. Terus kalau ada yang punya mobil dia harus bilang, untung Aku punya mobil  jadi tidak kepanasan. Begitu terus.     

Kalau kita terus menerus bersedih karena musibah yang kita alami kapan kita bahagianya.  Sepanjang kita masih bisa bernafas, beribadah, makan dan bercinta dengan tenang. Apalagi yang harus ditakutkan" Kata Alena sambil mencium pipi suaminya.     

Nizam dan Cynthia memandang Alena dengan pandangan takjub. Sebenarnya otak Alena itu seperti apa. Kadang dia konyol. Kadang dia mesum. Kadang dia ada benarnya.     

"Tuhkan Kalian pasti kagum kepadaku. Makanya kalian harus banyak berguru kepadaku. Ngomong - ngomong, Nizam. Sebenarnya mengapa kita harus bersyukur? Kho aku jadi bingung sendiri" Alena balik bertanya dengan polos. Kelihatannya Ia tidak bisa menarik kesimpulan dari perkataannya sendiri     

Nizam, Cynthia dan Pangeran Thalal jadi terkehkeh mendengar pertanyaan Alena. " Jadi Alena, istriku yang cerdas, Bersyukur itu perlu agar kita selalu merasa bahagia " Kata Nizam menyimpulkan perkataan Alena dengan sempurna. Ia memeluk Alena dengan penuh cinta. Mengusap kepalanya sambil tersenyum, " Kau adalah anugrah terindah untuk kerajaan Azura" Kata Nizam sambil diiyakan oleh Pangeran Thalal.     

*) Halo, selamat siang, Apa kabarmu?     

**) Kabarku baik, terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.