CINTA SEORANG PANGERAN

Acting Jonathan yang Sempurna



Acting Jonathan yang Sempurna

0Pukul 08.00 PM, Arani tampak sibuk mempersiapkan 12 orang ahli untuk dites dan diwawancara oleh Nizam. Nizam juga mempersiapkan Nayla untuk menterjemahkan pembicaraan dan hasil tes tertulis menggunakan aplikasi internet secara online. Cynthia dan Alena ikut menyaksikan jalannya tes dan wawancara para ahli tersebut. Nizam sangat berhati - hati dalam penyeleksian ini. Ia tidak mau ada orang yang menyusup yang nantinya akan mencelakai adiknya.     
0

Nizam duduk dihadapan mereka yang sudah siap di depan meja masing - masing dan memegang alat tulis untuk menulis. Para penjaga tampak ketat menjaga mereka. Mereka hanya boleh memegang alat tulis tanpa handphone atau alat bantu lainnya. Dan Nizam hanya meminta mereka untuk menuliskan keahlian apa yang mereka miliki. Kemudian menuliskan salah satu prosedur memperbaiki syaraf mata yang rusak. Titik tubuh mana saja yang perlu dipijat atau di tusuk jarum berkaitan dengan keruksakan itu, Nizam juga meminta mereka untuk menggambarkan titik akupuntur mata manusia beserta jaringan syarafnya.  Nizam hanya ingin memastikan bahwa mereka mengetahui apa yang akan diperbaikinya.      

Para ahli itu tampak tekun melakukan apa yang diminta oleh Nizam hingga kemudian satu persatu mereka mengumpulkan hasilnya. Nizam lalu meminta mereka untuk beristirahat sementara Ia mendiskusikan hasilnya dengan dokter dan tabib pribadinya.     

Nizam kemudian meminta Arani dan Andhara untuk beristirahat karena acara besok pasti akan sangat melelahkan. Arani tampak berbincang dengan Fengyin sambil berjalan menuju kamar mereka.     

" Aku sangat yakin Tuan Chen dapat menyembuhkan Yang Mulia Pangeran Thalal " Kata Fengyin dengan optimis.      

"Aku juga berharap seperti itu. Bukankah teknik Akupuntur berasal dari Cina. Pasti banyak ahlinya dari sana" Kata Arani sambil berjalan menuju kamarnya.     

"Ngomong - ngomong Aku  belum pernah bertemu dengan suamimu. Kapan Kau akan memperkenalkan kepadaku? Apakah kau menikah dengan orang Azura? Atau dari kerajaan aliansi Azura? "     

Aran menggelengkan kepalanya sambil menjawab, " Dia teman Yang Mulia Nizam, Putri Alena dan Putri Cynthia"     

"Oh benarkah? Sungguh diluar dugaan. Tetapi Yang Mulia Nizam sangat baik dengan mengijinkan Kau menikah dengan temannya" Kata Fengyin     

"Ya Aku sangat beruntung" Arani menjawab pendek.     

"Katakanlah kepadaku, Dia seperti apa orangnya? Mengingat Kau sangat dingin dan angkuh. Aku sampai tak yakin Kau akan menikah. Dulu waktu kita berlatih bersama hampir tidak ada satupun teman laki - laki kita  yang berani mendekatimu" Kata Fengyin sambil tertawa, matanya yang sipit  lucu dan cantik itu terpejam.     

"Dia pemain basket dan seorang mahasiswa hukum" Lagi - lagi Arani menjawab pendek.     

" Woow.. itu sangat luar biasa. Aku pikir Kau akan menikah dengan penjaga Yang Mulia Nizam dan akan berlatih ilmu bela diri bersama lalu akan mendirikan perguruan ilmu bela diri"     

" Tidak!! Dia malah akan mendirikan firma hukum" Arani lagi - lagi menjawab seperlunya dengan wajah datar.     

"Ya Tuhan Arani!! Kapan mukamu akan berekspresi. Lama tidak bertemu Aku pikir kau sudah berubah tetapi wajahmu ternyata tetap sedatar tembok"      

" Dan Kau ? kapan Kau akan menikah ? " Arani malah balik bertanya. Dia tampak tidak memperdulikan pendapat temannya.     

"Aku masih belum bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan misi dan visiku "     

"Kau sedang mencari suami apa sedang mencari pegawai?" Arani bertanya sambil mengerutkan keningnya. Fengyin tertawa terbahak - bahak.     

"Kau ternyata bisa melucu juga. Lumayan ada kemajuan" Kata Fengyin sambil tergelak - gelak. Arani hanya mengangkat alisnya sampai kemudian mereka berpisah di belokan. Fengyin menuju faviliunnya sedangkan Arani masuk ke dalam kamarnya yang berada di rumah utama.     

Ia masuk ke dalam kamar dengan perasaan letih dan lengket karena aktivitas seharian. Enaknya adalah berendam di bathtub sambil mendengarkan musik. Begitu masuk ke dalam kamar tampak Jonathan sedang membuat resume buku yang dibacanya. Ia duduk diatas sofa dengan setumpuk buku di kiri dan kanannya. Tumpukan buku itu sudah hampir setinggi menara eiffel. Melihat Arani datang Jonathan menengadahkan mukanya.     

"Apakah semua berjalan lancar ? Kau tampak sangat letih " Kata Jonathan sambil kemudian tampak pura - pura tidak perduli. Arani malah menatap suaminya dengan pandangan aneh. Tumben Jonathan tidak mengganggunya dengan menawarkan pijatan atau sebagainya.     

"Maafkan Aku Arani, Aku sedang sangat sibuk sehingga mungkin malam ini Aku akan tidur agak larut" Kata Jonathan sambil  kembali mencatat. Arani mengerutkan keningnya tetapi melihat wajah Jonathan yang begitu serius Ia tidak menaruh curiga.     

"Baguslah.. Kebetulan Aku akan tidur cepat" Kata Arani sambil masuk ke dalam kamar mandi dan mulai mandi berendam. Usai berendam Arani merasa badannya sangat segar. Ia segera keluar dari kamar mandi sambil mengenakan pakaian tidur berupa gaun panjang berenda dengan bahu yang terbuka. Dadanya yang besar tampak terlihat semakin besar. Arani menutupnya dengan jubah kamar.     

Ia lalu berjalan ke luar dari kamar mandi dengan menguarkan harumnya sabun mandi membuat Jonathan semakin tidak karuan. Tetapi Ia tetap tekun mencatat. Ia seakan tidak terganggu dengan Arani. Arani lalu mencari gelas minumnya tetapi Ia tidak menemukannya. "Kemana gelasku?' Katanya sambil mengerutkan keningnya.     

"Damn!! Aku lupa meminta pelayan menyiapkannya. Tadi Aku bilang ke penjaga untuk tidak mengijinkan siapapun menggangguku termasuk pelayan. Biarlah Aku yang akan meminta pelayan untuk mengambilkannya " Kata Jonathan sambil berdiri.     

Tetapi Arani berkata, " Tidak usah! Kau kan sedang belajar. Tetaplah belajar biar Aku yang meminta ke pelayan " Kata Arani.     

"Eh.. tidak !! Jangan!! Kau kan lelah setelah bekerja seharian. Lagipula Aku sudah duduk dari tadi. Aku mau berjalan sambil merenggangkan otot punggungku " Kata Jonathan sambil melangkah pergi.     

Arani tidak ngotot lagi Ia malah membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia berbaring dengan nyaman sementara Jonathan mengambil gelas dan teko kristal yang biasa ada di kamar mereka. Seorang pelayan tampak sudah menyiapkannya ketika Jonathan tiba - tiba mengeluarkan botol kecil dari saku celananya. Ketika Ia akan menuangkan ke dalam gelas berisi air putih dia bingung setengah apa seluruhnya. Ia lupa lagi tetapi kemudian Ia segera menuangkan seluruh isi botol itu kedalam gelas. dan mengambil baki dari tangan pelayan.     

Jonathan masuk sambil mengunci pintu karena tidak ada penjaga di luar, Jonathan sudah menyogok mereka untuk pergi meninggalkan pintu kamar mereka selama beberapa jam. Agar Arani tidak curiga Ia menyuruh mereka pergi setelah Arani datang. Jonathan merasa rencananya berjalan sempurna. Ia lalu berjalan menuju tempat tidur dimana Arani sedang berbaring.      

 Ia tidak membangunkan Arani yang sedang memejamkan matanya. Ia menyimpan baki itu di meja dan kembali berjalan menuju sofa untuk melanjutkan membaca buku. Arani membuka matanya dan bangun untuk minum. "Terima kasih Nathan " Kata Arani sambil mengambil gelasnya dan langsung meminumnya sampai habis. Ia lalu kembali berbaring dan memejamkan matanya.      

"Kembali kasih Honey " Jonathan menjawab sambil tersenyum tangannya mengusap tubuhnya sambil berkata dalam hati. ' Malam ini kau tidak akan bisa lari lagi. Kau akan jatuh ke dalam pelukanku, istriku yang cantik jelita '     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.