CINTA SEORANG PANGERAN

Isi Hati Zarina



Isi Hati Zarina

0Bastnah tersenyum mendengar Zarina mengucapkan kata Pangeran Thalal. 'Tidak ada yang lolos dari pengamatan ku.'Kata Bastnah dalam hati  sambil tersenyum menyeringai     
0

Zarina melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada yang bisa mendengarkan mereka. Kemudian dia berkata sambil berbisik,  "Aku mohon kepadamu, untuk tidak berbicara apapun tentang ini," kata Zarina dengan mata memelas.     

Bastnah tersenyum sambil berkata, " Aku tidak bisa membayangkan kalau seandainya Yang Mulia Pangeran Nizam tahu bahwa kau bekerja di sini hanya untuk berdekatan dengan adiknya"  kata Bastnah     

"Yang Mulia Nizam sudah tahu " Kata Zarina sambil tertunduk. Mata Bastnah melotot lebar tapi bukan Bastnah kalau Ia tidak segera menguasai kekagetannya.     

"Baiklah.. mungkin Yang Mulia Pangeran Nizam mempunyai maksud tertentu denganmu. Sekarang Aku ingin meng-andaikan yang kedua. Bagaimana kalau Pangeran Thalal, Putri Cynhtia dan Putri Alena juga tahu kalau Kau mencintai Pangeran Thalal "     

Mata Zarina yang kini melotot lebar, Zarina menangkupkan kedua jemarinya di dada sambil berkata dengan air mata yang sudah tergenang di matanya yang bulat dan hitam pekat. Bastnah sampai menatap Mahakarya Tuhan dihadapannya dengan terpesona. Zarina sangat cantik jauh melebihi kecantikan Cynthia secara fisik.     

"Aku mohon aku sudah berjuang sejauh ini. Aku sudah berusaha untuk selalu berada di sisi Pangeran Thalal walaupun dari kejauhan.  Bahkan kau tahu,  Aku sudah menjadi seorang mualaf hanya karena aku ingin melakukan apapun yang Pangeran Thalal lakukan. Aku tidak bermaksud buruk. Aku bukan orang jahat.  Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin selalu berada di dekatnya dan memandang wajahnya walaupun dari kejauhan secara nyata." Kata Zarina dengan mata berkaca-kaca tangannya gemetar.     

"Aku mencintainya bertahun - tahun jauh sebelum Yang Mulia Pangeran Thalal mencintai Putri Cynthia. Aku selalu meratap setiap malam karena menginginkan cintanya. Aku memujanya bagaikan orang gila. Aku mohon kepadamu Bastnah, untuk menutup mulutmu. Aku berjanji tidak akan pernah mendekati Pangeran Thalal. Biarkan Aku hanya memasak makanan untuk Yang Mulia. Itu sudah cukup menyenangkan hatiku dan Aku akan mati dengan tenang nanti."      

"Aku tidak keberatan kau mencintai Yang Mulia Pangeran Thalal dan bahkan kalaupun kau ingin menikahinya sekalipun.  Di kerajaanku Para Pangeran atau Raja terbiasa memiliki lebih dari satu istri. Hanya saja kau tahu Pangeran Thalal sangat mencintai Putri Chintya. Itu sama seperti halnya seperti Yang Mulia Pangeran Nizam mencintai Putri Alena.     

Aku sarankan kepadamu untuk tidak berharap banyak. Kau tahu ? Harusnya Pangeran Thalal ini sekarang menikahi dua orang putri di kerajaan Azura, tetapi Pangeran Thalal mengikuti Pangeran Nizam  terus berkeliling untuk menghindari mereka.     

Pangeran Thalal tidak ingin pulang ke Azura dalam waktu dekat kecuali nanti bersama dengan kakaknya. Jadi Aku harap kau tidak usah bermimpi untuk mendapatkan Yang Mulia Pangeran Thalal" kata Bastnah  dengan kejam.     

Zarina menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku sama sekali tidak ingin menjadi istrinya. Aku tidak akan pernah menikah seumur hidupku. Aku hanya menginginkan untuk berada di sisi-nya dan untuk melihat dia dari kejauhan. Aku cukup puas dengan memasak untuknya. Biarlah Aku akan membawa cintaku sampai mati.     

Aku tidak berharap merusak kebahagian Putri Cynthia. Aku menghormati dan memuja istri Pangeran Thalal dan akan selalu mendoakan kebahagiaan untuk mereka. Bastnah Aku mohon demi Alloh yang memiliki semesta Alam.  Semoga engkau tidak bertindak kejam kepadaku dengan memberitahukan kepada yang mulia Pangeran Thalal dan Putri Cynthia. Aku tidak ingin pergi dari sini. Aku ingin selalu ada di dekat Pangeran Thalal, " kata Zarina sambil meneteskan air matanya.     

"Dalam waktu dekat Kami akan ke Azura dan semua pelayan serta pengawal akan ikut semua kecuali beberapa orang untuk menjaga rumah ini. Apakah Kau yakin akan ikut di bawa ke Azura ?" Bastnah menatap Zarina. Zarina menggelengkan kepalanya sambil menghapus air matanya.     

"Aku tidak tahu dan tidak berharap banyak. Kalau seandainya Yang Mulia Pangeran Nizam memintaku untuk tidak ikut ke Azura. Aku bisa apa ? Aku bukanlah siapa - siapa mereka. Aku hanyalah seorang musafir cinta yang malang. Aku akan mengembara kemanapun kakiku melangkah. Atau aku mungkin akan mati karena penderitaan ini. Aku tidak keberatan sepanjang Aku bisa menyaksikan Yang Mulia Pangeran Thalal berbahagia dengan Putri Cynthia. "     

Bastnah  menjadi iba melihat gadis cantik itu kini berurai air mata dengan wajah penuh penderitaan. Ia segera menarik tangan Zarina dan menyuruhnya duduk di sebuah meja kursi tempat para pelayan bersantap lalu memberikannya air minum.     

Dengan susah payah Zarina meminum air di dalam gelas yang diberikan Bastnah. Tenggorokannya penuh dengan tangis yang tertahan. Akhirnya Ia menangkupkan tangannya ke mukanya lalu menangis dengan sedih.     

Bastnah hanya mendiamkan Zarina menangis kemudian berkata,  "Kamu begitu cantik dan masih muda kamu juga begitu kaya kenapa kau malah memilih mencintai orang yang salah." kata Bastnah sambil mengelus rambut hitam yang terjalin sampai ke pinggul.     

" Cinta begitu aneh,  Aku mencintai Pangeran Thalal saat  Aku masih di sekolah dasar.  Aku selalu melihat foto Pangeran dalam internet dan Aku menjadi terobsesi untuk mencintainya. Selama ini Aku tidak pernah mengharapkan apa-apa. Sampai suatu ketika Pangeran Thalal berkunjung ke restoranku bersama dengan Yang Mulia Pangeran Nizam. Dan sejak itu aku semakin terobsesi aku jadi ingin terus melihat wajahnya secara nyata.     

Berbulan - bulan kemudian Yang Mulia Nizam menghubungiku untuk memesan makanan dari restoranku. Yang Mulia menginginkan makanan India untuk pesta pernikahan asisten pribadinya Arani. Hingga kemudian kau tahu kelanjutannya seperti apa. Aku tidak pernah berusaha mendekati Pangeran Thalal. Takdir menuntunku ke sini. Jadi biarkanlah Aku disini sampai takdir memisahkan kami kembali." kata Zarina sambil kembali mengusap air matanya.     

" Bastnah, Aku mencintai apapun Yang Pangeran Thalal cintai. Cintaku ini tulus dan suci. Jadi Aku juga sangat menyukai Putri Cynthia. Dan aku sama sekali tidak ingin menyakitinya. Sekali lagi biarlah aku akan membawa cintaku sampai mati. Dan semoga kelak diakhirat Aku akan menjadi salah satu bidadarinya atau mungkin jika reinkarnasi itu benar ada semoga kami berjodoh dikehidupan yang akan datang " kata Zarina.     

Bastnah kemudian memegang bahu gadis itu. " Kau jangan berkata seperti itu. Kau masih sangat muda. Siapa tahu ke depannya, Kau akan menemukan seseorang yang akan mencintaimu dan kau cintai" kata Bastnah     

Zarina menggelengkan kepalanya, " Cinta itu sangat menyakitkan. Aku tidak ingin mencintai  dan dicintai oleh siapapun. Sampai kapanpun aku tidak akan mengubah kedudukan Pangeran Thalal di hatiku. Hanya  Dia  yang akan menjadi satu-satunya di hatiku dan aku akan mencintainya selamanya" Zarina menutup pembicaraanya dan kembali ke dapur karena makan siang untuk Para Pangeran dan istrinya akan segera tiba.     

Bastnah memandangi Zarina dengan iba. Cinta gadis itu sangat tulus berbeda dengan para wanita yang ada di Harem Istana. Mereka mencintai Nizam karena ketampanan, kekayaan, kekuasaan dari Nizam. Semua berambisi menjadi Ratu di tahta dan di hati Nizam. Tapi gadis ini hanya ingin membawa cintanya kepada Pangeran Thalal sampai mati. Bastnah jadi terisak - isak sendiri. Ia menutup wajahnya sampai kemudian seorang pelayan menegurnya.     

"Bastnah, Kau kenapa ?" Tanya seorang pelayan sambil membawa setumpuk kue - kue kecil di baki. Bastnah bangun sambil menghapus air matanya.     

"Aku sedang bersedih dan ingin menangis. Apa Kau keberatan? " Kata Bastnah dengan dingin     

"Tentu saja tidak, tetapi tidak biasanya kau menangis, biasanya Kau setegar batu karang"     

"Aku juga manusia biasa. Jangankan Aku. Arani saja harimau betina Azura bisa menangis karena dihajar suaminya saat malam pertama apalagi Aku " Kata Bastnah mulai nyablak     

"APAA? " Pelayan itu berteriak histeris mendengar kata - kata Bastnah, tetapi Bastnah malah berlalu pergi. Dan dari sinilah kemudian berita menyebar tentang kekalahan Arani melawan Jonathan padahal cerita sebenarnya tidak seperti itu. Tetapi dampaknya Jonathan jadi ditakuti oleh para pengawal. Mereka beranggapan Arani saja yang begitu sakti bisa kalah di kaki Jonathan apalagi mereka yang cuma pengawal biasa. Bukankah kekuatan Arani setara dengan tujuh pria kekar dari Azura.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.