CINTA SEORANG PANGERAN

Kecurigaan Ali terhadap Zarina



Kecurigaan Ali terhadap Zarina

0Zarina menarik kopernya dengan susah payah sampai tiba - tiba Ali membantunya. " Miss, Anda hendak pergi kemana ? " Kata Ali sambil menatap heran. Ia kebetulan sedang berjalan menuju ruangan Nizam setelah sarapan bersama para pengawal lainnya.     
0

"Ah.. Ali, Aku baru saja akan pergi. Aku mau pulang ke India " Kata Zarina sambil tersenyum kepada pria tinggi besar ini.     

"Pulang?? Aku pikir Anda akan tinggal selamanya di sini menjadi juru masak kami. Padahal masakanmu sangat enak. Dan Aku sangat menyukainya. Kalau kau pergi nanti siapa yang akan memasak makanan India ?" Kata Ali dengan penuh rasa penyesalan. Satu - satunya orang yang paling sangat beruntung Zarina tinggal di kediaman Nizam adalah dirinya.     

Zarina yang sangat cantik dan pandai memasak masakan India membuat dua perpaduan sempurna bagi dirinya. Hampir kebanyakan orang Azura menyukai masakan India dan menonton film India karena kedekatan kebudayaan mereka. Hanya keyakinan mereka saja yang berbeda. Orang India banyak berkeyakinan Hindu dan ada sebagian Islam sedangkan di Azura hampir 98 % penduduknya berkeyakinan Islam.      

Konon katanya nenek moyang bangsa Azura juga berasal satu rumpun dengan India yaitu sama - sama dari bangsa Aria, Dravida  tetapi karena  ada ekspansi dari negara Eropa yang berkeyakinan Islam yang menjadikan fisik dari rakyat Azura perpaduan dari ketiganya.  Sebagian dari mereka ada yang berambut merah seperti Putri Rheina, berkulit teramat putih dan bermata sedikit coklat, sebagian berambut hitam legam, berkulit putih  seperti Pangeran Thalal dan sebagian berambut coklat dengan kulit bagaikan tembaga yang sangat indah seperti Nizam.     

Zarina menatap Ali dan berkata, " Aku tidak berjodoh dengan negara Azura, Aku akan pergi untuk menjadi artis terkenal " Kata Zarina sambil tertawa mengajak bercanda Ali. Karena pada dasarnya Zarina adalah orang yang periang dan polos.     

" Kalau Anda menjadi artis mungkin Aku yang akan menjadi orang yang paling sering menonton film anda" Kata Ali sambil tertawa.     

"Ya.. apa perlu Aku menandatangani pakaianmu sekarang sebelum Aku terkenal nanti" Kata Zarina sambil tersenyum.     

"Boleh dengan senang hati. Apa tidak sekalian dengan menandatangani hatiku saja, Miss " Kata Ali sambil mencoba - coba melemparkan jurus pendekatan ala remaja alay. Tapi Zarina malah menggelengkan kepalanya lagi.     

"Jangan Ali.. Aku tidak bisa menandatangani hati siapapun karena hatiku sendiri sudah retak tak berkeping. Hatiku hancur dan tidak akan bisa bersatu kembali." Kata Zarina sambil menghela nafas membuat Ali terpaku.     

"Mengapa kita satu nasib. Apakah Kau tahu kalau istriku meninggalkan Aku setahun yang lalu karena Aku sering pergi mengikuti Yang Mulia Nizam. Padahal Aku sudah minta dia untuk bersabar karena Aku hanya pergi mengikuti Yang Mulia sampai Yang Mulia selesai kuliah dan akan kembali ke Azura. Tetapi rupanya dia tidak tahan dan dia minta cerai" Ali malah  curhat minta di kasihani.     

"Ooh... Kau ternyata bernasib lebih malang dariku " Kata Zarina sambil lagi - lagi tersenyum. Ali menelan ludah, nih gadis terus menerus tersenyum apa dia ga nyadar kalau senyumnya semanis madu dan membuat jantung orang berdebar tidak karuan.     

"Dimanakah Kau akan tinggal ? Apakah Kau tidak akan tinggal di Amerika lagi? Bagaimana dengan restoranmu ?" Kata Ali sambil mencoba mengorek data gadis pujaannya.     

"Aku akan tinggal di Bombay, Aku tidak ingin tinggal di Amerika lagi. Aku akan pergi dari Kota New York. Kota ini membawa kepedihan yang mendalam bagiku" Kata Zarina dengan wajah sendu.     

" Oh ya? Apa Kau serius akan menjadi bintang film?" Ali menjadi sangat penasaran. Setahunya kota itu adalah kota tempatnya para artis.     

Zarina tertawa " Kenapa Kau begitu serius. Aku tidak akan jadi artis, Aku memang tinggal di sana karena ibuku memang seorang artis."     

"Oh ya ? Memang siapa ibumu ?" Ali semakin tertarik dengan kisah hidup Zarina.     

"Ibu bernama Puja Dutta. Kau pasti tahu " Kata Zarina tanpa bermaksud menyombongkan ibunya.     

"Masya Alloh.. apakah dia bintang film yang sangat terkenal itu? Yang sering bermain di film kolosal ? Yang pernah bermain menjadi Shah Jihan di film Taj Mahal" Ali berdecak kagum.     

"Pantas saja Aku seperti pernah melihat wajahmu. Sebentar..sebentar.. Kalau Kau anak Puja Dutta berarti ayahmu adalah Anil Kapoor. Seorang Konglomerat ternama di India" Kata Ali dengan wajah keheranan.     

Muka Zarina jadi memerah Ia menyesal telah banyak berkata - kata kepada Ali sehingga sekarang Ali pasti mencurigainya. Dan benar saja, Ali kemudian berkata dengan mata menatap tajam.     

"Kalau Kau anak seorang konglomerat dan seorang artis ternama, mengapa Kau ada di rumah ini? Apa motifmu sebenarnya " Ali tiba - tiba mencekal lengan Zarina dan memutarnya ke belakang. Instingnya sebagai penjaga langsung bekerja. Rasa kagum akan kecantikan Zarina langsung lenyap berganti dengan rasa curiga karena naluri kewaspadaannya akan keselamatan majikannya.     

Zarina memekik kesakitan, " Akh.. Aku tidak bermaksud apa - apa. Aku hanya ingin bekerja di sini" Zarina meronta agar terlepas dari tangan Ali yang memegangnya dengan keras. Tangannya sampai kesakitan karena cekalan tangan Ali.     

"Jangan katakan Kau  membutuhkan uang? Apa motifmu sebenarnya? Apakah Kau mata - mata dari seseorang ? Katakan yang sebenarnya sebelum Aku menarik lidahmu keluar " Ali semakin sewot membuat Zarina menjadi menggigil ketakutan.     

"Bunuh saja Aku! Tapi bunuhlah dengan cepat jangan disiksa dulu " Kata Zarina dengan polosnya. Tangan Ali lalu terangkat hendak memukul Zarina ketika di dengarnya suara Arani di belakang.     

"Tahan tanganmu Ali!! Beraninya Kau menyentuh Zarina. Apa Kau tidak tahu Dia izinkan tinggal di sini oleh Yang Mulia Pangeran Nizam ?" Arani menarik tangan Zarina dari Ali. Zarina langsung lari ke belakang tubuh Arani seakan ingin meminta pertolongan kepadanya. Ia berlindung dibalik tubuh kekar wanita itu. Wajah Arani tampak kelam menakutkan membuat Ali langsung tertunduk.     

"Dia anak seorang artis dan konglomerat, tetapi Dia bekerja di sini sebagai juru masak. Apa itu bukannya berlebih - lebihan?" Ali mencoba membela diri. Di tatapnya wajah cantik Zarina yang pucat pasi itu. Wajah Ali yang tampak ramah tadi berubah menjadi buas dan garang. Ali tidak main - main dengan keselamatan tuannya. Walaupun Dia adalah gadis cantik yang disukainya tetapi kalau mencurigakan maka jangan harap akan lolos dari cengkramannya.     

Arani menggelengkan kepalanya. Walaupun kesal dengan tindakan serampangan Ali tetapi Ia tidak dapat menyalahkan kelakuan Ali karena memang gadis secantik dan sekaya Zarina sangat mencurigakan kalau hanya bekerja sebagai juru masak. Ia juga tidak tahu pasti mengapa Nizam mengijinkan Zarina untuk masuk ke rumah ini sebagai juru masak karena Ia bukanlah asisten Nizam lagi. Tetapi Arani tahu pasti kalau Nizamlah yang mengijinkan Zarina untuk tinggal di rumah ini.     

"Ayo kita menghadap Yang Mulia, agar permasalahan menjadi jelas" Kata Arani sambil berjalan menuju ruangan Nizam. Zarina tampak berjalan cepat bahkan hampir berlari mengikuti langkah Arani yang berjalan sangat cepat. Ali mengikuti mereka sambil berjaga - jaga. Ia tidak mau kecolongan oleh gadis cantik. Sudah banyak pembunuhan di kerajaan Azura yang disebabkan oleh gadis cantik.  Banyak orang memanfaatkan kecantikan wanita untuk berbuat kesalahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.