CINTA SEORANG PANGERAN

Aura Indigo Zarina



Aura Indigo Zarina

Mr. Sanjay berkata sekali lagi kepada Zarina yang terdiam tetapi tidak membalikkan tubuhnya. Zarina hanya berdiri membeku hingga kemudian Mr. Sanjay mendatanginya dan menatap Zarina dari atas ke bawah. Mr. Sanjay menatap Zarina dari ujung rambut hingga ujung kaki seakan ingin menelanjanginya membuat Nizam menjadi murka.     

"Anda tidak sepatutnya melakukan itu. Memperhatikan wanita yang bukan muhrimnya seperti itu sangat dilarang di kediamanku " Suara Nizam menggelegar membuat Mr. Sanjay langsung mundur dari Zarina dan menundukkan kepalanya sambil berkata.     

"Ampuni Hamba Yang Mulia, Hamba hanya merasa gadis ini memiliki aura yang tidak biasa." Kata Mr. Sanjay sambil tetap tertunduk.     

"Dia adalah Zarina, dan dia adalah orang yang senegara denganmu. Dia adalah tamu kami, harap kamu menghargainya walaupun Kamu menganggap bahwa hal itu biasa. Hmmm.. sebenarnya aura apa yang kau maksud." Kata Nizam sambil mendekati  mereka.     

"Hamba adalah orang yang dianugrahi bisa melihat aura seseorang. Hamba melihat Nona Zarina memiliki aura yang jarang dimiliki seseorang. Anda Yang Mulia memiliki aura yang berwarna emas. Warna ini sangat jarang dimiliki oleh orang lain.  Warna emas  menunjukkan Yang Mulia adalah orang yang bijaksana, bertanggung jawab mampu menangani pekerjaan apapun dan Anda juga sangat berkarisma.     

Warna ini juga menunjukkan Yang Mulia mampu mempengaruhi orang lain dan berpengetahuan tinggi. Anda juga sangat visioner sehinggal kelak Yang Mulia akan menjadi pemimpin besar yang hebat.     

Yang Mulia Pangeran Thalal memiliki warna Aura jingga, Yang Mulia memiliki jiwa yang hangat dan memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Tetapi saat ini Aura Yang Mulia Pangeran Thalal sedikit gelap menunjukkan Yang Mulia sedang sakit.     

Dan Nyonya Arani memiliki Aura berwarna coklat, Nyonya Arani adalah orang yang menyukai pekerjaan rutin, praktis dan sederhana dan Dia adalah orang yang sangat loyal " Mr. Sanjay menjelaskan panjang lebar tentang pengetahuannya tentang Aura manusia.     

"Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan aura seseorang tetapi sebagai muslim Aku mempercayai adanya yang Ghoib, Aku percaya terhadap sesuatu yang tidak terlihat secara kasat mata. Aku ingin tahu apa maksud tujuanmu menjelaskan tentan Aura kepada kami. Dan apa hubungannya dengan Zarina ?" Nizam berkata dengan tajam.     

"Nona ini memiliki Aura yang tidak biasa. Dia memiliki Aura Indigo. Warna yang terpancar dari Nona Zarina pencampuran antara warna biru tua kemerahan, kristal dan ungu atau violet. Nona ini memiliki kemampuan mengenali energi orang lain. Warna Indigo adalah cakra mata ketiga. Dia mampu menjadi seorang paranormal yang hebat. Ia juga memiliki insting yang hebat dan mampu merasakan apa yang akan terjadi ke depannya. "     

Nizam menghela nafas lalu berkata, " Aku tidak terlalu bergantung dengan hal - hal seperti itu kecuali takdir Alloh. Aku yakin bukan hanya Zarina yang mungkin memiliki warna aura Indigo karena Aku juga sering mendengar orang - orang yang memiliki aura itu "     

"Benar Yang Mulia, tetapi jika Nona ini memiliki tanda cakra di kuduknya maka dia adalah cucu guru besar yang Hamba maksud tadi. "     

Nizam dan Zarina jadi tercekat secara kompak mereka berbalik menatap Mr. Sanjay lalu mereka berdua menatap Mr. Sanjay dengan arti yang berbeda. Zarina memandang Mr. Sanjay dengan penuh rasa ketakutan sedangkan Nizam memandang Mr. Sanjay dengan penuh rasak kepenasaran.     

Zarina merasa ketakutan dengan kata - kata dari laki - laki setengah baya dihadapannya ini. Ia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya, Aura, Cakra dan tanda lahir.  Sedangkan Nizam terus menduga - duga apakah berarti firasatnya untuk membiarkan Zarina berada di sini adalah benar adanya. Maka Ia segera berteriak.     

"Arani  !! Bawa Zarina ke tempat tersembunyi dan periksa kuduknya. Apakah Ia memiliki tanda yang dimaksud dan pastikan itu tanda lahir dan bukannya tato? " kata Nizam sambil tetap menatap Zarina dengan lekat. Zarina semakin ketakutan. Tubuhnya perlahan bergerak mundur.     

" Ampuni kebodohan Hamba Yang Mulia Tetapi Hamba tidak tahu gambarnya seperti apa ?" Kata Arani sambil membungkuk     

" Tanda itu berupa lingkaran dengan sisinya berupa ujung yang meruncing seperti segitiga - segitiga yang mengelilingi lingkaran itu " Mr. Sanjay menjawab sambil sedikit tidak sabar. Tadinya Ia sangat ingin melihat kuduk Zarina secara langsung tetapi tentu saja itu tidak pantas dilakukan dan Ia pasti tidak akan diizinkan oleh Nizam.     

Wajah Zarina semakin pucat pasi. Ia malah terus mundur dari hadapan Nizam dan Mr. Sanjay. Ia lalu berteriak ketakutan, " Siapa Kau sebenarnya ? Apa Yang Kau ketahui tentang diriku. Bagaimana bisa kau mengetahui tanda yang Aku sembunyikan seumur hidup ini. Tanda ini sangat mengerikan. Aku membencinya tanda ini. Aku  sangat membencinya"     

Tapi tiba - tiba Nizam berkata, " Tunggu sebentar ! Aku pikir Kau berlebih - lebihan kalau menyangka Zarina adalah orang yang memiliki kemampuan spiritual dan mampu mengetahui kejadian ghaib. Ketika Pangeran Abbash datang ke restorannya, Bukankah Kau tidak mengetahui saat Ia memasang CCTV di kamar mandimu? Jadi Aku pikir dia tidak memiliki kemampuan apapun'     

Mr. Sanjay tersenyum, " Sebaiknya Yang Mulia segera meminta Nyonya Arani untuk memeriksanya karena itu akan membuktikan kebenaran kata - kata hamba "     

Zarina malah histeris, ' Tidak !! Aku tidak tahu apa - apa tentang tanda ini. Setiap malam Aku diganggu oleh mimpi buruk tentang tanda ini. Tolong jangan siksa Aku dengan mengatakan yang tidak - tidak. Aku mau pergi saja. Aku berjanji akan melupakan cintaku kepada Yang Mulia Pangeran Thalal. Aku akan pergi dari hadapan Yang Mulia untuk selamanya "     

Zarina berlari dengan cepat hingga tidak sadar Ia menubruk seseorang yang berdiri dari tadi di depan pintu, Zarina terpekik mengaduh dan Ia semakin pucat melihat wajah orang yang ada di depannya. " Yang.. Mu.lia Putri Cynthia " Kata Zarina hampir berteriak. Wajah Cynthia tidak kalah pucatnya dengan wajah Zarina.     

"Maafkan Hamba Yang Mulia, Hamba akan pergi sekarang juga." Kata Zarina sambil melangkah  hendak pergi lagi tapi tangan Cynthia dengan cepat mencekal tangan Zarina dan Ia langsung membalik tubuh Zarina agar memunggunginya. Dengan perlahan Cynthia menyibakkan rambut Zarina yang sangat tebal itu. Mulut Cynthia terbuka lebar melihat tanda di kuduk Cynthia.     

"Kau memiliki tanda itu " Cynthia hampir berteriak. Zarina semakin ketakutan Ia berusaha meronta dan melepaskan diri dari cekalan Cynthia dan itu berhasil. Cynthia tidak dapat menahan Zarina yang terus meronta. Begitu pegangannya terlepas Zarina langsung berlari dan Cynthia berteriak.     

"Tangkap dia Arani !! Aku yakin dia orang yang akan meyembuhkan suamiku " Kata Cynthia dengan tajam. Arani  langsung bergerak cepat dia berlari mengejar Zarina dan dalam sekejap Zarina sudah tertangkap. Arani mengunci Zarina dengan tangannya membuat Zarina tidak berkutik.     

Nizam dan Mr. Sanjay merasa aneh kepada Cynthia. Mereka berbicara tentang cucu Guru itu  tanpa kehadiran Cynthia. Bagaimana Cynthia langsung mengetahui kalau Zarina orang yang bisa menyembuhkan Pangeran Thalal.     

"A..Anda Yang Mulia bagaimana Anda tahu tentang hal ini ? " Mr. Sanjay sangat terkejut melihat Cynthia. Mr. Sanjay tahu bahwa gadis bule dihadapannya ini adalah istrinya Pangeran Thalal     

Cynthia berjalan dengan tenang dan anggun Ia tidak menjawab pertanyaan Mr. Sanjay dan Ia malah menghampiri Pangeran Thalal lalu mencekal tangannya dan mengelus punggungnya dengan lembut. " Yang Mulia, bersabarlah. Percayalah semua baik - baik saja " Kata Cynthia. Pangeran Thalal malah membeku. Tubuhnya menegang dan kaku tapi Pangeran Thalal bukanlah orang bodoh. Ia mengetahui apa yang sedang terjadi. Dan Ia berkata dengan sangat dingin.     

"Aku... tidak akan pernah mau diobati oleh Zarina. Walaupun Ia satu - satunya yang bisa mengobatiku. Singkirkan Ia dari hadapanku segera. Cynthia, Ayo kita  pergi dari sini. Aku sangat lelah " Kata Pangeran Thalal melepaskan diri dari pegangan Cynthia sambil berjalan meraba - raba. da Dan Ia tidak tahu di depannya ada sebuah kursi. Pangeran Thalal menabrak kursi itu dan hampir terjatuh. Cynthia langsung berurai air matanya melihat penderitaan suaminya. Isak tangis Cynthia terdengar oleh Pangeran Thalal.     

"Diam !! Kau jangan menangis. Kau adalah istri dari seorang Pangeran Azura. Kau tidak boleh cengeng. Kau harus tegar. Kau tidak boleh gentar. Ingat jangan biarkan ada siapapun masuk ke dalam celah kehidupan kita. Aku lebih baik buta daripada disentuh olehnya" Suara Pangeran Thalal sebenarnya begitu dekat tetapi terdengar oleh Cynthia seperti suara angin yang berhembus sangat jauh. Jauh sekali, hati Cynthia sangat sakit bagai direjam. Melihat sikap suaminya begitu mengiris hatinya melebihi sakitnya melihat Zarina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.