CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Tidak Menyukai Sedikit Tetapi Sangat Banyak



Aku Tidak Menyukai Sedikit Tetapi Sangat Banyak

0"Alena, Tolong lepaskan. Akh.." Nizam dengan panik berusaha melepaskan tangan Alena yang mencengkramnya. Nizam sudah membayangkan kalau burungnya akan segera terbang ke surga kalau Alena terus menerus mencengkramnya dengan keras.     
0

"Bicara yang jelas, atau Kau akan menanggung akibatnya " Kata Alena tetap mencengkramkan tangannya membuat Nizam tidak mau diam di air. Tubuh Nizam bergerak - gerak berusaha melepaskan diri dari kegananasan Alena yang sedang emosi jiwa.     

Hingga kemudian Nizam berteriak. " Assalamu'alaikum Yang Mulia Ibunda Ratu Sabrina " Kata Nizam sambil menganggukan kepalanya dengan wajah serius.     

Alena langsung terkejut mendengar Nizam meberikan salam kepada ibu mertuanya. Alena melepaskan tangannya dengan segera sambil melihat ke arah pintu. Melihat Alena lengah Nizam langsung melompat keluar dari bathtub dengan sekali gerakan. Gerakannya benar - benar sangat indah. Tubuh tinggi kekar itu bergerak bagaikan seekor harimau yang menghindari peluru seorang pemburu.     

Alena yang baru sadar terkena tipuan Nizam langsung berteriak kesal, " Kau mahkluk menyebalkan. Beraninya Kau menipu istrimu sendiri. Aarg.. Nizam. Aku akan membunuhmu. Aku akan benar - benar membunuhmu " Alena ikut meloncat keluar dari air. Ia berlari mengejar Nizam yang melarikan diri keluar dari kamar mandi bahkan mereka tidak sempat berpakaian.     

"Siapa suruh kau tertipu oleh tipuan receh. Ini Amerika sweetheart bukannya Azura. Mana Ada Ratu Azura di Amerika. Lagipula mana mungkin Ibunda Ratu langsung masuk ke dalam kamar" Nizam terkehkeh sambil terus berlari.     

Nizam terus  tertawa bagaikan anak kecil melihat Alena yang berusaha mengejarnya dengan kesal. "Kemari Kau manusia licik, Aku akan menghajarmu " Alena berteriak - teriak membuat para penjaga dan pelayan yang berada di luar kamar dan sedang berdiri di depan pintu jadi saling berpandangan lagi.     

Ali dan Fuad ikut saling memandang sebelum kemudian mereka menyeringai. Berhari - hari yang lalu mereka mendampingi Nizam yang sedang sibuk dengan pengobatan adiknya. Wajah Nizam begitu tertekan dan serius. Keningnya tidak pernah licin selalu berkerut karena kegagalan para ahli dalam mengobati adiknya. Matanya muram dan senyumnya hampir hilang dari mukanya. Jangankan mendengarkan tawanya kalau senyumnya saja sudah hilang.      

Tetapi begitu masuk ke dalam kamar istrinya tingkah Nizam kembali berubah. Nizam  seperti orang yang berubah dari hitam menjadi merah muda. Dari gelap menjadi cerah. Dari muram menjadi ceria. Suara teriakan Alena dan tawa Nizam terdengar sampai keluar. Kemudian mereka mendengar ada barang - barang yang dilempar ke sembarang tempat.     

Bahkan tidak lama kemudian terdengar suara orang yang terbanting ke atas ranjang dengan keras. Membuat Ali dan Fuad semakin menggelengkan kepalanya. Mereka berpikir Alena dan Nizam setelah punya anak kelakuannya semakin parah.     

Nizam rupanya menangkap Alena yang akan menghajarnya menggunakan sendal kamar Alena yang berbentuk kelinci. Nizam mendekap tubuh Alena lalu kemudian Ia membantingnya ke atas ranjang sambil tetap memeluknya. Tubuh mereka sebenarnya basah oleh air tetapi kini tercampuri oleh keringat. Nizam mengunci tubuh mungil Alena menggunakan kaki dan tangannya.     

"Berhenti Alena, berhenti !! Aku minta maaf sudah mengejutkanmu " Kata Nizam sambil tetap mengunci tubuh Alena.     

"Mengapa adikmu begitu jahat, Kau sudah menduakan cintaku dan sekarang adikmu akan menduakan sahabatku. Langkahi dulu mayatku!! langkahi ! " Alena berteriak histeris.     

"Kau ini begitu histeris. Ingat yang akan menikah lagi Pangeran Thalal dan bukannya diriku. Jagi tolong kendalikan dirimu !!" Kata Nizam sambil menenangkan istrinya sambil menikmati mendekap istrinya dalam posisi tidak berpakaian.     

"Aku lebih suka melihatmu menikah lagi dari pada melihat Pangeran Thalal menikah " Alena berteriak dengan kesal. Membuat Nizam menjadi kaget dan marah.     

"Tapi mengapa seperti itu ? Apa Kau tidak mencintaiku ? Mengapa Kau tidak marah kalau Aku menikah lagi. " Kata Nizam dengan kesal.     

"Mengapa Aku harus marah terhadap laki - laki yang memiliki ratusan wanita di Haremnya. Menikah satu atau dua kali lagi Aku tidak perduli. Tapi Pangeran Thalal hanya boleh memiliki Cynthia. Dia tidak ku izinkan menyakiti sahabatku. Aargh.. Pangeran Thalal bersiaplah. Aku Alena akan menghabisimu " Alena sesumbar.     

Nizam sangat memahami perkataan Alena diam - diam Ia membenarkan kata - kata Alena. Untuk apa Alena cemburu dia menikah lagi kalau wanita yang ada juga tidak disentuhnya. Melihat Alena terus marah - marah Nizam hanya bisa mendekapnya sambil kemudian tiba - tiba Ia merasakan kehangatan yang menyerang tubuhnya karena sentuhan antar kulit mereka yang tidak terlapisi oleh sehelai benangpun.     

Tubuh Nizam dibelakang bergerak - gerak dengan lembut seakan ingin menggesekkan sesuatu. Gerakannya teratur dan berirama sehingga Alena yang sedang mengumpat - ngumpat menjadi terdiam dan tertegun untuk menyadari apa yang sebenarnya sedang dilakukan Nizam. Hingga kemudai Alena berteriak     

"Ya Tuhan.... Nizam.Kau sedang apa ? Apa yang Kau lakukan. Mengapa Kau bergerak - gerak seperti itu disaat kita sedang berbicara serius ini " Kata Alena menjadi kalap merasakan ada menegang di belakang tubuhnya. Dan itu sangat terasa oleh Alena apalagi kemudian Ia merasakan nafas suaminya semakin tidak beraturan.     

Nafas Nizam malah terasa berat, hidungnya mendengus di belakang kuduk Alena, dan Ia berkata lagi, " Tapi Kau menyukainya kan? Kau pasti suka dengan gerakanku" Kata Nizam dengan nafas mulai terengah - engah. Tetapi tangannya tetap erat mendekap Alena. Ia tidak ingin Alena mengamuk lagi.     

"Oh..Nizam. Kau benar -benar buaya !! Tidak... tidak !" Kata Alena dengan kesal. Matanya mendelik dengan meronta kecil      

"Tidak apa ? Katakan yang jelas " Kata Nizam sambil mengecup kuduk Alena. Alena jadi menggelinjang. Tubuhnya memanas dan Ia berkata dengan perlahan.     

" Tidak..mmm ...maksudnya tidak salah. Aku sebenarnya menyukainya juga tapi sedikit cuma sedikit." Alena berkata dengan nafas ikut memburu. Nizam tersenyum sambil semakin menekankan tubuhnya ke bokong istrinya. Membuat Nafas Alena yang kini memburu menjadi terengah - engah. Alena gemetar ketika Ia berkata lagi,     

" Tidak ! Aku berbohong ! Aku tidak menyukainya sedikit tetapi Aku sangat menyukainya. Aku sangat menyukai sentuhanmu " Kata Alena sambil mengendurkan tubuhnya dan Nizam merasakan kalau Alena sudah mulai Ia kuasai lagi. Nizam turut mengendurkan dekapannya Ia lalu membalikkan tubuh Alena dan mulai mencumbunya dengan lembut.      

Ali dan Fuad tidak mendengar apa - apa lagi. Mereka lalu kembali berjaga dengan tenang, Disaat Fuad sedang membayangkan makan siang dengan kambing panggang. Ali sibuk membayangkan nasib dirinya yang terbayang akan mengalami kegagalan dalam cinta untuk kedua kalinya.     

****     

Pikiran Alena sedikit tenang setelah Nizam menenangkannya dengan percintaan yang terus menerus sampai kemudian Alena mengangkat tangannya tanda menyerah. "Aku menyerah.. cukup !! " Kata Alena sambil memeluk Nizam yang terus menerus bergerak sampai akhirnya Nizam terkulai dan berbaring di sisi Alena dengan nafas memburu.     

"Ceritakan kepadaku dengan jelas agar Aku mengerti " Kata Alena sambil mengusap keringat suaminya dengan penuh kasih sayang.     

"Tolong untuk menghadapi permasalahan ini dengan penuh ketenangan Alena. Karena masalah ini sudah cukup menyakiti banyak orang termasuk Pangeran Thalal sendiri "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.