CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Aku tidak Memiliki Perasaan Cinta untuk Zarina?



Mengapa Aku tidak Memiliki Perasaan Cinta untuk Zarina?

0Zarina berjalan dengan sedikit cepat tetapi Pangeran Thalal malah menarik tangannya. " Mengapa Kau berjalan begitu cepat? Aku kan masih belum bisa melihat. Zarina !! " Kata Pangeran Thalal hingga Zarina akhirnya melambatkan jalannya. Pangeran Thalal sedikit kesal karena seingatnya istrinya itu selalu menuntunnya dengan lembut dan banyak berbicara. Tapi Zarina malah diam dan selalu berusaha menghindarinya.     
0

Nizam juga sedikit was - was melihat Pangeran Thalal begitu agresif. Zarina sudah ingin menangis ketika Pangeran Thalal terus menggenggam tangannya hingga masuk ke depan kamar.  Zarina menjadi sangat stress. Zarina merasa malu dan risih dipegang oleh Pangeran Thalal.     

Sesampainya di depan kamar Pangeran Thala,l diminta Nizam masuk duluan. Sebelum masuk ke dalam kamar Zarina menatap Nizam sekali lagi. Ia benar - benar ingin meminta perlindungan. Nizam menganggukan kepalanya seakan mengusir kekhawatiran yang hinggap pada perasaannya dan perasaan Zarina.     

Mr. Sanjay lalu berkata kepada Zarina, "Ingatlah semua yang sudah di ajarkan. Kau harus berkonsentrasi dan memusatkan pikiran. Semakin kalian berkonsentrasi maka cakra Pangeran Thalal akan semakin cepat pulih dan matanya kembali dapat melihat " Kata Mr. Sanjay.     

"Baba apakah Yang Mulia memang harus membuka semua pakaiannya? " Kata Zarina sambil berkaca - kaca ketakutan.     

"Iya... agar penyaluran tenaga dalam menjadi lancar maka bagian tubuh tidak boleh terhalang oleh apapun. Ibarat memijat dan mengurut lebih efektif jika tidak kulit tidak terhalang kain. Tenang saja Zarina. Ini semuanya hanya sebentar. Paling lama dua jam, jadi segeralah kau masuk dan memulai pengobatannya agar cepat selesai " Kata Mr. Sanjay seakan merasakan kegalauan yang dirasakan Zarina.     

"Baba apakah Tuan Rafiq akan segera dapat menyadarkan Pangeran Thalal ?" Kata Zarina kembali ingin meyakinkan hatinya.     

Mr. Sanjay menepuk bahu Zarina , " Tentu saja. Begitu bahu Yang Mulia Pangeran Thalal ditepuk oleh Tuan Rafiq maka kesadaran Yang Mulia Pangeran Thalal akan kembali pulih.     

" Sudahlah. Jangan memikirkan hal - hal yang aneh. Sekarang fokuskan pemikiranmu untuk kesembuhan Yang Mulia " Kata Mr. Sanjay.     

Zarina menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam kamar. Kamar di tutup oleh Zarina.     

Tetapi baru saja Zarina menutup pintu Pangeran Thalal langsung memeluk Zarina dan mencoba menciumnya. Zarina terkejut dan langsung berteriak histeris. Muka Zarina dipalingkan hingga ciuman Pangeran Thalal hanya mengenai pipinya.     

Nizan dan Mr. Sanjay terkejut mendengar Zarina berteriak, Nizam langsung membuka pintu dan Ia tercengang melihat Pangeran Thalal tampak sedang berusaha mencium Zarina. Maka dengan kekuatan penuh Nizam menarik Zarina agar terlepas dari pelukan Pangeran Thalal. Bahkan  tanpa sadar Nizam mendorong Pangeran Thalal agar menjauh dari Zarina.     

Pangeran Thalal langsung terhuyung dan hampir terjatuh karena tidak mengira akan didorong tiba - tiba. Zarina sangat kaget dan langsung menggigil ketakutan. Ia sampai tidak sadar memeluk Nizam. Nizam mengelus punggung Zarina. Menenangkan tubuh yang sedang gemetaran itu.     

Sedangkan Pangeran Thalal begitu Ia mau terjatuh, Ia segera bangun kembali sambil marah sekali kepada Nizam. " Siapa ? Siapa yang telah kurang ajar ? " Kata Pangeran Thalal dengan muka yang sangat merah karena amarah. Ia bahkan tidak tahu siapa yang mendorongnya. Karena memang Ia tidak bisa melihat     

"Aku... " Nizam menjawab dengan pendek membuat Pangeran Thalal langsung terdiam mendengar suara Nizam. Ia kemudian mendengar Zarina menangis ketakutan. Pangeran Thalal menjadi kebingungan dan Ia segera berkata lagi,     

"Mengapa ? Ada apa ? Zarina ada apa ? Apa ada yang menyakitimu ? Ada apa ini  ? Mengapa Kalian hanya diam saja ? Katakanlah kepadaku Kakak ? Aku tidak bisa melihat. Apa ada yang membahayakan ?" Pangeran Thalal berkata sambil meraba - raba mencari tubuh istrinya.     

Nizam masih terdiam menenangkan Zarina. Nizam masih sedikit kesulitan menjelaskan kepada Pangeran Thalal. Hatinya begitu sedih. Ia lalu melepaskan pelukannya kepada Zarina dan memeluk adiknya.     

" Thalal.. adikku. Maafkanlah Kakakmu ini. Aku sungguh tidak berdaya tentang masalah ini. Bersabarlah sebentar lagi. Setelah Kau sembuh dan dapat melihat lagi. Aku akan membebaskanmu dari segala pilihan  yang menekanmu. Termasuk menjadi seorang perdana menteri. Kalau Kau tidak menyukainya dan istrimu juga tidak menginginkannya. Aku tidak akan memaksa. Bagiku kebahagiaanmu lebih penting dari segala macam tahta di dunia ini," Mata Nizam tampak berkaca - kaca. Ia memeluk Pangeran Thalal dengan erat.     

"Aku sangat menyayangimu. Kau adalah adikku yang paling dekat denganku. Aku merasa sangat menyesal dan berdosa telah menyuruhmu pergi Ke Korea. Aku tidak mengira hal ini akan terjadi. Makanya Aku juga bersikeras untuk menyembuhkanmu" Nizam mengajak Pangeran Thalal untuk duduk.     

"Aku mengerti Kakak. Karena Aku sendiri menyayangi Kakak. Aku juga meminta maaf apabila Aku sudah menuduhmu berbuat yang tidak - tidak. Aku selalu menuduhmu bahwa Kau memaksakan kesembuhanku karena Kau sangat menginginkan Aku menjadi seorang perdana menteri." Kata Pangeran Thalal dengan suara tercekat karena menahan sedih.     

"Tadinya Aku berpikir seperti itu dan Aku tidak mau berbohong kepadamu. Tetapi melihat Kau begitu tidak berdaya dengan kebutaanmu membuatku sangat tersentuh dan menghapus semua ambisiku tentangmu.      

Adikku, sekarang marilah kita fokus kepada pengobatanmu. Mohon untuk tidak mengganggu dulu istrimu dengan kemesraan. Karena itu akan mengganggu konsentrasinya. Ia harus mengerahkan tenaga dalamnya untuk membuka cakramu. Kalau sampai nanti Ia tergoda dan malah bercinta denganmu maka Ia nanti tidak akan memiliki tenaga untuk menyalurkan tenaganya kepadamu "     

Wajah tampan Pangeran Thalal langsung memerah mendengar kata - kata kakaknya seperti itu. Pangeran Thalal sangat tidak suka mengumbar kata - kata vulgar tentang hubungannya dengan istrinya. Ia tidak seperti Nizam yang hidup lama di Amerika. Ia masih sangat tertutup. kecuali bermesraan di depan orang - orangnya.     

"Mengapa Kakak mengatakan hal - hal yang memalukan seperti itu ? Aku tidak bermaksud apa - apa. Mmmm.. Aku hanya ingin mencium istriku sendiri. Aku merasa heran mengapa Ia begitu dingin dan terasa sangat kaku ketika Aku pegang " Kata Pangeran Thalal.     

Nizam menghela nafas menenangkan nafasnya sendiri. Untungnya Nizam memang seorang ahli dalam berkata - kata dan bersiasat.     

"Bagaimana Zarina tidak kaku. Bukankah Ia sedang tegang. Ia sedang berusaha keras mengumpulkan segenap konsentrasi dan tenaganya untuk menyembuhkanmu. Jadi berikanlah Ia kesempatan terlebih dahulu untuk menyembuhkanmu. " Kata Nizam sambil berdiri.     

"Aku mengerti Kakak, Maafkan Aku. Sesungguhnya Aku juga sedikit tegang dengan pengobatan ini. Makanya Aku mencium istriku untuk sekedar memperoleh ketenangan "     

"Aku mengerti, jadi mulai sekarang tolong untuk tidak sering menyentuh istrimu dulu " Kata Nizam. Tetapi perkataan Nizam malah membuat Pangeran Thalal menjadi sedikit keheranan mengingat dia bukanlah orang yang bodoh.     

"Sebenarnya Aku tidak mengerti dan sedikit keheranan dengan tingkah Zarina. Menurutku dia terlalu berlebih - lebihan sampai menangis hanya karena ingin Aku cium. Dia seperti orang lain yang sedang kusentuh dan bukan istriku sendiri. Mengapa Aku merasa sedikitpun tidak memiliki perasaan cinta kepada Zarina, istriku sendiri. Makanya Aku berusaha ingin memegang tangannya untuk meyakinkan Aku sendiri "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.