CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa Yang Meracuni ?



Siapa Yang Meracuni ?

0Tapi sebelum Cynthia berpikir apapun tentang Ali, Ia mendengar lagi Nizam berkata - kata, " Ini sudah hampir satu jam sejak Zarina mengobati adikku. Tetapi Aku masih belum melihat Fuad membawa Tuan Rafiq ke sini ? Dia harus segera ke sini karena sebentar lagi pengobatannya selesai dan Ia harus segera menyadarkan Pangeran Thalal kembali." Kata Nizam sambil terlihat sesekali dia melirik ke arah ujung gang untuk melihat apakah Fuad datang untuk mengantarkan Tuan Rafiq menuju ke sini.     
0

Tetapi Fuad belum terlihat batang hidungnya, Nizam menjadi semakin gelisah dan Ia lalu meminta Ali untuk segera menyusul Fuad dan membawa Tuan Rafiq ke ruangan ini.      

"Mengapa Kau tidak membawa Tuan Rafiq sekalian tadi ? " Tanya Cynthia.     

"Dia tadi kuperkenalkan sebagai temanku. Kalau dia ikut kemari maka akan menimbulkan kecurigaan kepada Pangeran Thalal jadi terpaksa Aku tinggalkan dulu di sana " Kata Nizam sambil mulai merasa gelisah. Sebenarnya kegelisahan ini bagi sebagian orang mungkin terlihat sedikit berlebih - lebihan. Tetapi Nizam sendiri memiliki pemikiran lain dalam rumah sendiri dengan jarak yang tidak terlalu jauh masa terlambat hampir satu jam.      

"Ali kau cepat kesana. Entah mengapa hatiku merasa tidak tenang " Kata Nizam dan Ali segera bertindak dengan melangkahkan kakinya hendak menyusul Fuad. Tetapi belum juga kakinya melangkah Fuad datang dengan tergesa dan wajah sangat cemas.     

"Yang Mulia.. Tuan Rafiq telah mati!! " Kata Fuad dengan wajah pucat, Ia bahkan tidak membungkukkan badannya untuk memberikan hormat. Ia lupa saking paniknya.     

Nizam langsung kaget bahkan Cynthia langsung menutup mulutnya. Ia gemetar dan dengan gerak refleks Ia mendekati Nizam dan berlindung dibelakang tubuh Nizam yang tinggi besar itu. Nizam benar - benar bagaikan terkena hantaman angin tornado. Ia lalu melesat pergi setelah memerintahkan agar Ali dan Fuad tidak meninggalkan Pangeran Thalal dan Cynthia. Ia lalu mengambil handphonenya dan menelpon Amar.     

"Amar ada penyusup yang masuk. Segera kau periksa semua penjaga dan pelayan dibantu oleh Bastnah " Kata Nizam sambil langsung menuju ruangan tempat mereka berkumpul sebelum ke sini.     

Dilihatnya Arani dan Andhara sedang memeriksa Rafiq yang tergeletak di hadapan keduanya. Nizam langsung memburu tubuh Rafiq dan memeriksanya.     

"Apa yang terjadi ? Bagaimana bisa ? Apakah Kalian berdua tidak bisa menjaga satu orang dan bahkan di rumahku sendiri. Nayla !! Kau cek kondisi istri dan anakku kalau sampai mereka ada apa - apa maka Aku tidak akan mengampuni Kalian " kata Nizam sambil berteriak. Nayla langsung berlari secepat kilat menuju Alena dan si kembar. Sedangkan Nizam langsung menghubungi Alena dan Ia segera bernafas lega ketika mendengar suara Alena dan bahkan Ia melakukan Vcall agar lebih tenang. Alena seperti biasa sedang mengajak main si kembar.     

"Alena apakah Kau baik - baik saja ? Apakah si kembar sedang berada disisimu?"     

"Ya.. Aku baik - baik saja. Bahkan Aku sudah makan sepiring penuh puding telur dan susu. Sekarang Aku sedang mengajak main si kembar. Nah..ini mereka. Ayo Axel dan Alexa beri salam pada Buya.." Kata Alena sambil menyorotkan handphonenya pada wajah si kembar. Dan Sesaat Nizam merasakan ketenangan melihat wajah mungil anak - anaknya.     

Kemuida Alena bertanya , "Ada apa Nizam ? Mengapa kau tiba - tiba menghubungiku ?"     

Nizam lalu menjawab, " Tidak ada apa - apa. Aku hanya merasa rindu saja padamu. Dan Alena langsung ngomel - ngomel mendengar Nizam berkata rindu kepadanya.     

"Rindu.. rindu apanya? kalau tadi malam Kau terus menerus menggangguku. Jangan Kau bilang Kau mau lagi " Kata Alena sambil misruh - misruh pada suaminya. Nizam tertawa mendengar kata - kata Alena.     

"Tidak sayang.. bukan seperti itu. Tetaplah tinggal di ruanganmu. Jangan pergi tanpa seizinku walaupun hanya untuk pergi ke dapur. Ada Nayla yang akan ikut menjagamu selain dengan Nora. Dan penjagaanmu akan diperketat " Kata Nizam kepada Alena.     

Alena malah menjadi kaget, " Ada apa ini ? Seperti telah terjadi sesuatu ? Apa yang terjadi ? bagaimana kondisi Pangeran Thalal ?" Alena menjadi gelisah. Ia malah khawatir dengan kondisi adik iparnya.     

"Tidak!! Jangan khawatir. Pangeran Thalal sedang diobati. Nanti Aku akan cerita pada malam hari. Sekarang ingat kata - kataku ya.. jangan keluar ruangan dan jangan berikan si kembar pada siapapun termasuk pelayan. Kau jagai mereka sendiri" Kata Nizam sekali lagi dan Alena lalu menyanggupinya. Ia kapok membantah kata - kata suaminya. Ia masih teringat dengan penculikan waktu itu karena Ia tidak menurut pada suaminya.     

"Baiklah Nizam. Aku tidak akan kemana - mana. Aku juga tidak akan membiarkan siapapun menyentuh si kembar. Aku bahkan akan pipis di pispot sampai Kau datang dan memberikan penjelasan " Kata Alena dengan polosnya.     

Walaupun Nizam tidak berkata banyak tapi terlihat Ia menahan tawa saat  menutup teleponnya. Nizam tahu Alena tidak bermaksud bercanda dengan mengatakan Ia akan buang air kecil di pispot karena memang sulit membawa dua bayi sekaligus kedalam kamar mandi.       

Nizam melihat dokter Rojak dan tabib Nazriel datang dan segera memeriksa Rafiq.     

"Dia diracuni orang. Racun ini sangat mematikan sehingga mengakibatkan langsung kematian " Kata Rojak. Nizam langsung merasa lemas. Ia duduk sambil menutup wajahnya yang terbayang adalah bagaimana nasib adiknya Pangeran Thalal.     

"Racun apa yang digunakan pebunuhnya ?" Kata Nizam sambil menatap ke wajah Rafiq yang terpejam rapat dan tubuhnya terbujur lemas.     

"Tadinya hamba pikir racun itu adalah racun sianida tetapi ternyata bukan. Mulutnya tidak berbuih. Racun ini sangat halus dan tidak menunjukkan jejak sedikitpun. Ini adalah racun herbal bukan racun kimia. " Kata Dokter Rojak.     

"Nazriel.. apakah kau dapat mendeteksi racun apa ? Dan bisa masuk ke dalam tubuh Rafiq melalui apa ?" Kata Nizam kepada tabibnya.     

" Racun ini sepertinya adalah racun 'pencabut nyawa'  Racun ini sering digunakan di kerajaan kita dan kerajaan Zamron. Racun ini dibuat dari getah pohon beracun dan dimasukan ke dalam minuman atau makanan. Racun ini membuat tubuh menjadi gagal pernapasan dan korban akan mati lemas karena kehabisan nafas " Kata Nazriel     

Nizam langsung menatapa cangkir teh yang ada di meja, " Arani siapakah yang bertugas memberikan makanan untuk Tuan Rafiq ?"     

"Pelayan dari bagian dapur. " Arani berkata sambil sedikit tegang karena Rafiq ini berada di bawah pengawasannya. Kini Ia malah mati sungguh memalukan     

"Panggil semua pelayan di bagian dapur. Dan segera urus jenazah Tuan Rafiq. Dan segera lapor ke kepolisian tentang semua permasalahan yang sudah terjadi.     

Tidak lama semua pelayan sudah berdiri di depan Nizam, " Ada berapa orang semua pelayan dibagian dapur ?"     

" Ada dua puluh orang Yang Mulia. Mencakup kepala dapur, Tiga Chef utama mecakup Chef dari Azura, Chef dari Indonesia dan chef dari India yaitu Nona Zarina dan sisanya adalah pelayan pembantu Chef dan sisanya adalah pelayan penyaji makanan." Kata Bastnah memberikan laporan.     

"Apakah sekarang para pelayan hadir semua ?" Kata Nizam sambil memeriksa mereka satu persatu.     

"Ada satu orang yang sakit perut " Kata Bastnah     

"Siapa dan bagaimana kronologisnya Ia bisa sakit perut?" Kata Nizam sedikit kesal Ia sudah langsung bisa menebak siapa yang berbuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.