CINTA SEORANG PANGERAN

Mengapa Aku Lebih Bahagia Bersamamu, Cynthia ?



Mengapa Aku Lebih Bahagia Bersamamu, Cynthia ?

0Cynthia menatap Pangeran Thalal yang sedang bahagia karena penglihatannya telah kembali pulih. Semua benda dilihatnya dengan penuh minat. Memang benar apa kata orang, mata adalah indra yang sangat vital. Tanpa penglihatan maka kita tidak berdaya.     
0

Pangeran Thalal tidak menyadari kalau Cynthia berdiri di depan pintu ketika kemudian Andhara mengucapkan salam. " Assalamualaikum Yang Mulia..." Kata Andhara sambil melihat ke arah Pangeran Thalal. Pangeran Thalal memalingkan wajahnya dan Ia tidak menatap Andhara yang memberikan salam tetapi pandangan matanya malah menatap sosok tubuh yang sedang berdiri disamping Andhara.     

Pangeran Thalal memperhatikan Cynthia dari ujung rambut hingga ujung kaki, Ia terus menatapnya dengan penuh minat. Ia seperti akrab dengan wajah Cynthia dan Pangeran Thalal kemudian menghampirinya.     

"Apakah namamu Cynthia ? Apakah Kau temannya dari Kakak Putri Alena ? " Kata pangeran Thalal  sambil tersenyum. Cynthia tidak mampu berkata - kata. Ia hanya menatap Pangeran Thalal dengan hati tercekat. Di satu sisi Ia sangat bahagia suaminya kembali pulih penglihatannya dan di satu sisi lainnya Ia sedih karena suaminya melupakan dia.     

"Mengapa Kau diam saja ? Apakah kau baru pertama kali melihat wajahku? Kata Kakak Nizam kita sering bersama kemana - mana. Tetapi mengapa Aku seperti tidak ingat tentang dirimu. Tetapi mengapa juga wajahmu tidak asing bagiku " Kata Pangeran Thalal sambil mendekat.     

"Nama Hamba Cynthia, dan Hamba memang temannya Putri Alena. Kita memang sering bersama dan Hamba sungguh tidak mengerti mengapa Yang Mulia sampai melupakan Hamba " Kata Cynthia sambil tersenyum. Ia bertindak sangat hati - hati. Ia tidak ingin Pangeran Thalal menganggapnya kurang ajar karena dia memang sedang tidak ada dalam ingatan suaminya.     

"Mengapa senyummu sangat cantik sekali..." kata Pangeran Thalal sambil terus menatap Cynthia dan Ia tidak bisa memalingkan matanya sedikitpun pada Cynthia. Andhara sampai melengos dan berkata dalam hatinya. Tentu saja sangat cantik sekali bukankah selama ini dimata Pangeran Thalal wanita tercantik di dunia ini hanyalah Cythia. Dan Pangeran Thalal mengikuti Cynthia kemana pun Cynthia pergi. Lengketnya bagaikan lintah yang menempel di permukaan kulit. Sulit lepasnya. Tidak ada satu wanitapun yang bisa menggeser kedudukan Cynthia di hati Pangeran Thalal.     

Melihat Pangeran Thalal begitu terpesona dengan senyumnya Cynthia malah tertunduk malu - malu. "Yang Mulia sungguh membuat hamba jadi malu. Di sini ada Nona Andhara.." kata Cynthia.     

Pangeran Thalal langsung menatap Andhara dengan pandangan tidak suka. Sial... Andhara langsung merutuk dalam hati. Mengapa sorot mata Pangeran Thalal begitu cepat berubah disaat pandangannya beralih dari Cynthia kepada dirinya.     

"Mengapa Kau masih ada disini ? Cepatlah keluar dari kamar ini. Aku mau istirahat " Kata Pangeran Thalal sambil cemberut merajuk. Andhara tersenyum lebar Ia segera membungkukkan badannya.      

"Yang Mulia Pangeran Thalal dan Nona Cynthia rupanya memiliki ikatan batin yang erat " Kata Andhara sambil memandang ke arah Cynthia.     

"Apa maksudmu dengan memiliki ikatan batin yang erat ? Kau jangan kurang ajar !! " Kata Pangeran Thalal sambil mengguman.     

" Tidak biasanya Yang Mulia menyuruh hamba meninggalkan ruangan dengan kondisi Yang Mulia hanya berdua dengan pelayan yang belum dikenal Yang Mulia. Bukankah Yang Mulia biasanya hanya bisa ditinggalkan berdua jika bersama dengan istri Yang Mulia ?" Kata Andhara ikut mensugesti Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal menjadi tertegun kenapa Ia tidak menyadari apa yang dikatakan oleh Andhara. Mengapa Ia merasa aman bersama Cynthia. Sebenarnya ini ada apa. Mengapa kepalanya tiba - tiba terasa sakit.     

"Aku tidak mengerti. Mengapa kepalaku terasa sakit ?" Kata Pangeran Thalal sambil memegang kepalanya.     

Cynthia langsung memburu Pangeran Thalal. " Mari Hamba pijat kepalanya Yang Mulia. Sudahlah tidak usah banyak berpikir. " Kata Cynthia sambil memberikan isyarat agar Andhara segera keluar dari kamar. Andhara menganggukan kepalanya dan segera pergi meninggalkan mereka berdua.     

Cynthia menuntun suaminya agar duduk di kursi dan Cynthia mulai memijat kening suaminya dengan penuh perasaan. Pangeran Thalal tampak memejamkan matanya menikmati pijatan istrinya.     

"Cynthia.. Apakah Kau tidak keberatan kalau Aku berbicara masalah pribadi denganmu ?" Kata pangeran Thalal.     

" Hamba adalah pelayanmu. Jadi Yang Mulia dapat bercerita apa saja kepada Hamba " Kata Cynthia dengan manis.      

Pangeran Thalal menoleh ke belakang dan melihat Cynthia, " Kau adalah sahabat Kakak putri Alena dan Kau juga temannya Kakak Nizam. Aku tidak mengerti mengapa Kau  mau  menjadi pelayanku"     

"Karena Yang Mulia Pangeran Thalal sangat baik dan manis " kata Cynthia.     

Pangeran Thalal membelalakkan matanya dan berkata, " Dulu sebelum Aku menikah Aku senang menerima pujian orang lain entah itu dari laki - laki atau dari wanita. Tetapi sejak Aku menikah Aku merasa risih menerima pujian yang menyangkut fisikku. Apalagi dari seorang perempuan. Tapi kali ini lagi - lagi Aku merasa heran. Mengapa Aku merasa sangat senang mendengar Kau memujiku. Cynthia mengapa Aku merasa sangat bahagia bersamamu" Kata Pangeran Thalal menatap Cynthia dengan mata yang sayu.     

"Yang Mulia tidak usah memikirkan hal - hal yang aneh dulu. Ingatlah bahwa Yang Mulia baru pulih. Sekarang lebih baik Yang Mulia istirahat dulu sebentar. Mari Yang Mulia berbaring di atas tempat tidur" kata Cynthia sambil menuntun Pangeran Thalal.     

Pangeran Thalal menurut dan Ia segera berbaring. Cynthia duduk disampingnya dan menatap suaminya dengan perasaan tidak karuan.     

"Kau tahu Cynthia. Kakakku Nizam banyak mengatakan hal yang tidak masuk diakal kepadaku. Aku dilarang menemani istriku dan Aku juga dilarang menyentuh istriku. Alasannya adalah karena Istriku sedang dalam masa pemulihan seusai mengobatiku. Padahal Aku sangat ingin menemani istriku sebagai tanda terima kasih karena Ia sudah menyembuhkan Aku. " pangeran Thalal mengungkapkan isi hatinya kepada Cynthia.     

Cynthia terdiam dan kemudian dia bertanya, " Apakah Yang Mulia sangat mencintai Istri yang Mulia ?" Kata Cynthia.     

Pangeran Thalal malah menggelengkan kepalanya dan berkata perlahan, " Itu juga hal yang membuatku pusing. Mengapa Aku merasa tidak bahagia berada di samping istriku. Mengapa wajahnya terasa asing bagiku. Mengapa sebenarnya Aku sendiri tidak ingin berdua - duaan dengan istriku. Dan mengapa Aku merasa lebih berbahagia berada bersamamu? " Kata Pangeran Thalal sambil menatap wajah Cynthia dan mencoba mengingat - ngingat segenap masa lalunya tetapi  kemudian Ia memegang kepalanya dan berteriak kesakitan.     

" Ini sangat  menyakitkan.. Aku merasakan kepalaku sangat sakit " Kata Pangeran Thalal sambil terus memegang kepalanya yang terasa sakit.     

Cynthia segera  memegang tangan Pangeran Thalal dan berkata, " Jangan.. jangan berpikir terlalu keras. Yang Mulia istirahatlah. Suatu hari nanti Yang Mulia akan menyadari apa yang telah terjadi. Sekarang berbaringlah.." Cynthia menarik selimut dan menyelimuti suaminya dan mengelus lengannya sambil  berkata dalam hati. ' Aku sangat bahagia walaupun kau dalam keadaan terhipnotis Kau masih mengingat Aku sebagai istrimu. Aku sangat menyadari kalau kau memang sangat mencintai Aku. ' Cynthia berguman dalam hatinya seraya memandang suaminya yang mulai tertidur lelap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.