CINTA SEORANG PANGERAN

Zarina, Bertahanlah !!



Zarina, Bertahanlah !!

0Belum juga bibir Pangeran Thalal menyentuhnya. Zarina tiba - tiba menggerakkan tangan kanannya. Ia mengambil pisau yang ia selipkan di pinggangnya. Pisau dapur itu sengaja Ia sembunyikan dipinggangnya  karena memang dilarang membawa senjata tajam dengan terbuka kecuali para penjaga. Tanpa bisa dicegah Ia lalu menghujamkan pisau yang Ia selipkan dipinggangnya itu ke perutnya.     
0

Kejadiannya begitu cepat sehingga Pangeran Thalal sendiri tidak bisa mencegahnya. Tahu - tahu darah Zarina yang berwarna merah itu langsung tersembur menyembur membasahi dada dan perut Pangeran Thalal. Mata Pangeran Thalal terbelalak dengan mulut ternganga. Ia refleks beristighfar dan menahan tubuh Zarina yang langsung tersungkur ke depan.     

" Astahgfirulloh.. Zarina apa yang Kau lakukan ?" Pangeran Thalal terkejut dan Ia sesaat terpaku sambil menahan tubuh Zarina. Tubuh Zarina berada di pelukan  Pangeran Thalal. Kepalanya terkulai dibahu Pangeran Thalal. Walaupun terkulai tetapi matanya menatap Cynthia yang berlari ke arah mereka.     

Cynthia berlari sambil  menjerit sekuat tenaga melihat Zarina terkulai lemas sambil berlumuran darah. Sebelum Pangeran Thalal membawanya lari, mata Zarina memandang Cynthia sambil berkata terbata-bata. " Aku akan melakukan apa saja untuk menjaga kebahagiaan kalian. Termasuk mengorbankan nyawaku sendiri."     

"Mengapa kau lakukan itu Zarina.. mengapa? Mengapa Kau begitu bodoh? Aku tidak memerlukan pengorbanan yang Kau lakukan. Zarina.. Zarina " Cynthia menangis sambil memegang tangan Zarina.      

Zarina tidak bisa menjawab, matanya menatap Cynthia dengan air mata mengalir tetapi dengan perlahan dan susah payah, Ia berkata lagi, " Maafkan Aku... maafkan " Kata Zarina sambil terpejam dan tidak bersuara lagi.      

Pangeran Thalal lalu berkata, " Jangan bicara lagi.. jangan bicara lagi. " Kata Pangeran Thalal sambil lalu membopong Zarina dan berlari menuju klinik di rumah Nizam.     

Cynthia berlutut di bawah sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Cynthia menangis sedih. Ia tidak mengira kalau Zarina sampai melakukan hal itu. Para pelayan langsung mendekati Cynthia dan memapahnya. Cynthia sungguh tidak mengerti dengan kejadian - kejadian yang Ia alami selama Ia hidup bersama keluarga kerajaan Azura. Semua yang dilakukan oleh orang - orang yang disekelilingnya di luar nalar Cynthia.      

Kejeniusannya bahkan seakan tidak berjalan menghadapi orang - orang yang menurut Cynthia seperti berada dilingkungan orang - orang primitif. Ia seperti hidup di abad 18 dan bukan di abad 21. Ia menyerahkan hidupnya berada di tengah - tengah konflik yang tidak berkesudahan. Cynthia tiba - tiba merasa lelah sangat lelah. Air matanya seakan hampir habis karena terus terurai. Hanya bayinya yang menjadi penguat. Ia bersyukur anak dalam kandungannya sangat kuat. Walaupun Ia di uji dengan berbagai macam peristiwa tapi bayi dalam kandungannya tidak pernah menyusahkan. Cynthia berjalan sambil dipapah Pelayan, Ia bersikeras tetap ke klinik untuk mendampingi Zarina.     

***     

Klinik Rumah Nizam     

Rupanya Zarina memang berencana untuk mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan kehormatannya. Ia tidak bersedia disentuh oleh lelaki yang bukan haknya dan Ia juga tidak mau menyakiti hati Cynthia. Cintanya kepada Pangeran Thalal adalah cinta yang sangat tulus. Ia ingin melihat orang yang dicintainya hidup bahagia. Dan Zarina tahu persis kalau kebahagiaan Pangeran Thalal berada pada sisi Cynthia dan bukan pada dirinya.     

Cintanya kepada Pangeran Thalal tidak akan pernah berhasil. Zarina menatap wajah Pangeran Thalal yang terlihat pucat dan sangat panik. Ia merasakan darah mengalir terus membasahi pakaiannya dan pakaian Pangeran Thalal. Zarina merasakan kesakitan yang teramat sangat di perutnya. Pandangannya kemudian tampak gelap dan Ia kemudian pingsan tidak ingat apapun.     

Melihat Zarina pingsan dalam pelukan Pangeran Thalal. Pangeran Thalal merasakan hatinya sangat perih. " Bertahanlah Zarina.. bertahanlah. Kau jangan membuatku takut. Mengapa Kau harus melakukan ini. Aku bersumpah tidak akan pernah  memaksamu lagi. Apa sebenarnya yang terjadi ?" Kata Pangeran Thalal  sambil terus berlari     

Semua orang tampak panik melihat Pangeran Thalal berlari sambil membopong Zarina yang berlumuran darah. Teriakan dan pekikan para pelayan langsung menggegerkan seluruh penghuni rumah. Nizam yang sedang berbicara dengan Amar dan para kepala pengawalnya langsung bangkit dari duduknya dan ternganga mendengar laporan, Zarina menusukkan pisau ke perutnya sendiri.     

Walaupun belum jelas apa yang menjadi penyebabnya Nizam langsung berlari ke arah klinik rumahnya. Sesampainya di sana Ia melihat Pangeran Thalal yang berdiri dengan badan gemetar. Cynthia yang terduduk lemas di kursi depan klinik sambil tak henti - hentinya menangis memanggil - manggil Zarina.     

Begitu Nizam datang, Cynthia langsung berteriak histeris sambil memegang kedua lengan Nizam.     

"Dia menghujamkan pisau ke perutnya..Aku tidak mengerti bagaimana bisa Ia melakukan itu semua. Nizam ini salah kita. Seandainya kita tidak membiarkan Pangeran Thalal dihipnotis seperti itu. Semua ini tidak akan terjadi. Benar kata Alena. Ini terlalu beresiko. " Cynthia berkata sambil terus terisak-isak.     

"Dia gadis yang baik. Dia begitu tulus. Kita telah mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Pangeran Thalal. Aku tidak akan pernah rela kalau dia sampai meninggal dunia karena kita. Dia sudah menyelamatkan suamiku tetapi bukannya hadiah yang dia dapatkan tetapi malah dia harus kehilangan nyawanya." Cynthia terus berkata-kata penuh dengan emosi.      

Dari awal dia sudah sangat menyukai dan bersimpati kepada Zarina. Zarina gadis yang lucu dan cantik. Dia yang periang dan berhati sangat tulus. Cintanya kepada Pangeran Thalal begitu polos dan lugu. Cynthia tahu Zarina dari awal Zarina tidak pernah bermaksud jahat.     

Nizam hanya mendengarkan Cynthia yang terus meluapkan emosi karena Ia sendiri tidak bisa masuk ke dalamnya. Di dalam sedang mengambil tindakan sementara Sebelum mungkin di bawa ke Rumah sakit besar.     

Nizam mengelus kepala adik ipar nya itu dan menenangkannya. "Kau tidak usah merasa khawatir. Zarina tidak akan apa - apa. Sekarang duduklah dulu dan beristirahatlah.  Aku akan masuk ke dalam dulu untuk melihat apa yang terjadi" Kata Nizam sambil menyuruh pelayan untuk memberikan air minum.     

Di dalam ruangan tindakan, Nizam melihat para dokter yang bekerja menyelamatkan nyawa Zarina. Nizam memegang bahu Pangeran Thalal yang sedang gemetar. Nizam lalu menyuruhnya mundur. Para dokter yang sedang menjahit luka pada perut Zarina segera menganggukkan kepalanya memberikan hormat kepada Nizam. Nizam hanya mengangkat tangannya dan meminta mereka untuk terus bekerja.      

Nizam segera menarik tangan Pangeran Thalal agar sedikit menjauh dari Zarina. Ia terlihat sangat shock melihat Zarina yang pingsan. Untuk beberapa saat hanya keheningan yang terasa mencekik leher semua orang. Semua diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Yang pasti ada rasa khawatir yang mendalam di hati Cynthia dan Pangeran Thalal atas nasib Zarina.     

Ketika kemudian para Dokter menyudahi tindakannya. Maka Nizam segera mendekati mereka.     

"Bagaimana kondisinya?" Kata Nizam dengan tidak sabar.     

"Alhamdulillah. Alloh masih memberikan keselamatan kepada Nona Zarina. Dia selamat karena pisau nya kecil dan pendek sehingga Ia tidak melukai organ dalamnya. Saya sudah menjahit lukanya dan menghentikan pendarahannya. Beruntungnya Yang Mulia Pangeran Thalal langsung bergerak cepat dengan membawa nya kesini. Telat sedikit saja nyawanya tidak akan dapat diselamatkan karena pendarahan."     

Nizam menarik nafas lega. Ia menatap wajah Cantik yang sekarang sedang tidak sadarkan diri. Hatinya begitu terenyuh, cinta para wanita yang Ia rasakan membuat kekejaman Nizam terkikis terus menerus.     

Cinta dirinya kepada Alena, Ketabahan cinta Cynthia kepada Pangeran Thalal, ketulusan cinta Zarina pada Pangeran Thalal, Cinta pengabdian Lila kepada Edward dan ketidakberdayaan cinta Arani terhadap Jonathan. Kehadiran si kembar juga semakin melunakkan hati Nizam. Nizam lalu duduk disamping Zarina yang wajahnya pucat pasi.     

Ia terlihat sangat menyedihkan, bulu matanya yang lentik itu tampak mengerjap pelan tapi mata itu terus terpejam. Pangeran Thalal berdiri di samping Nizam dengan perasaan campur aduk. Bingung, tidak mengerti, takut dan sedih. Ia bahkan tidak berani memegang Zarina.     

"Dia  menolak ketika akan Aku sentuh, dia berkata yang lain - lain membuat Aku sakit kepala. Dia istriku dan Aku tidak mengerti mengapa Ia tidak mau Aku sentuh. Aku menjadi ragu sebenarnya Dia itu siapa ? Dia mengatakan bahwa Dia bukan istriku" Kata Pangeran Thalal.     

Tapi belum juga Nizam menjawab, dari belakang ada yang berkata dengan nada penuh kekesalan.     

"Karena dia memang bukan istrimu !! "      

Mereka berdua langsung menoleh ke belakang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.