CINTA SEORANG PANGERAN

Semua masalah selesai karena Alena



Semua masalah selesai karena Alena

0Sosok tubuh mungil berdiri dengan gaun putih bersulam emas. Rambutnya tergerai dengan kerudung yang menutupi sebagian. Dikeningnya terdapat hiasan emas bertahtakan berlian yang tergantung menyambung sampai ke telinga. Wajahnya mengenakan riasan ringan tetapi dengan lipstik yang berwarna merah menyala. Ia seperti Dewi kecantikan yang baru turun dari langit.      
0

"Alena!!" Nizam berkata sambil bangun dari duduknya. Sedangkan Pangeran Thalal begitu terpesona dengan perkataan Kakak iparnya itu. Cynthia berdiri di belakang Alena sambil memegang tangannya.     

Alena melepaskan tangan Cynthia perlahan dari lengannya sambil berkata,     

"Biar Aku yang menyelesaikan permasalahan ini. Kau tenang saja. Kalau sampai adik ipar ku ini masih tidak sadar maka Aku akan terus menyadarkannya." Kata Alena sambil melangkah mendekati Pangeran Thalal.     

"Alena!!" Nizam kembali berkata sambil mendekati istrinya. Tetapi Alena malah menahan dada Nizam dengan tangannya dan berkata, " Stop!! Mundur!! Kalau Kau memberitahukanku dari awal. Semua ini tidak akan terjadi" Kata Alena dengan kesal.     

"Alena... Aku.. bukannya....." Nizam tergagap sambil mundur ke belakang.     

"Kalian para lelaki terkadang selalu merasa lebih pintar dari wanita dan menganggap wanita lebih lemah. Padahal banyak yang bisa dipecahkan oleh kekuatan mental seorang wanita" Kata Alena morang - maring sambil kemudian menarik tangan Pangeran Thalal menjauh dari tempat Zarina.     

Cynthia dan Nizam menatap Alena dengan pandangan tidak mengerti. Apalagi Pangeran Thalal yang begitu terpesona  dengan kelakuan kakak iparnya. Tiba - tiba Alena mengangkat tangannya dan,      

"Plak!! " Ia menampar pipi Pangeran Thalal sekuat tenaga hingga Pangeran Thalal terpekik antara kaget dan sakit.      

"Alena!! " Nizam dan Cynthia kaget tetapi ketika Cynthia hendak berlari menolong suaminya Nizam malah memberikan isyarat diam kepada Cynthia. Otak cerdas Nizam langsung berusaha menebak apa yang sedang istrinya lakukan. Akhirnya Cynthia hanya menatap wajah Pangeran Thalal yang memegang pipinya yang memerah terkena tamparan.     

"Kakak Putri !!" Pangeran Thalal mencoba berbicara tetapi Alena langsung menamparnya lagi.     

"Plak!! " Pangeran Thalal terkesima kesadarannya langsung hilang.     

"SIAPA KAMU??" Tanya Alena     

"Aku?? Thalal" Kata Pangeran Thalal sambil menatap wajah Alena sambil tetap keheranan.     

"SIAPA ISTRIMU??"  Kata Alena sambil menatap tajam.     

Pangeran Thalal terdiam sambil termenung..     

"Za..."belum selesai Pangeran Thalal menjawab, Alena langsung menamparnya kembali.     

"JAWAB YANG BENAR!!!"      

Pangeran Thalal kebingungan. "SIAPA YANG JADI ISTRI MU? " Alena tambah buas lagi.     

"Aku???" Pangeran Thalal tidak bisa berkata lagi sehingga Alena kembali menampar lagi.     

"Siapa yang menemanimu selama di Bali. Siapa yang menjadi temanku sebenarnya, Zarina atau Cynthia? Siapa yang menjalani pernikahan dengan mu? Siapa istri mu? Orang India atau orang Amerika? Jawab Pangeran Thalal!! "     

Pangeran Thalal malah memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.     

Alena malah kembali menamparnya berkali-kali sampai Pangeran Thalal benar - benar kesakitan dan kebingungan. Tapi Ia tidak berani melawan. Ia masih sadar kalau yang di depannya adalah Alena kakak iparnya sendiri.     

"BANGUN!!! Kau itu dihipnotis orang. Kau adalah suami dari sahabat ku Cynthia. Kau bukan suami Zarina. Zarina hanya sekedar mengobatimu. Sadarlah !! Kau harus ingat istrimu lagi hamil." Kata Alena sambil kemudian menarik tangan Pangeran Thalal kembali ke arah Cynthia. Lalu Ia menyuruh Pangeran Thalal berlutut di depan perut Istrinya.     

Pangeran Thalal sedikit kaku ketika Alena menyuruhnya berlutut. Ia tetap berdiri tidak mau berlutut. Hingga Alena kesal,Ia lalu berjalan memutari Pangeran Thalal lalu berdiri dibelakangnya. Kemudian Alena menendang Kaki Pangeran Thalal tepat di lututnya bagian belakang hingga Pangeran Thalal yang memang dalam keadaan tidak sadar, bimbang dan bingung langsung berlutut. Tangan Pangeran Thalal di tarik dan disimpan di perut Cynthia yang sudah terlihat besar karena kandungannya hampir berusia 7 bulan.     

"Ada anakmu di dalam sini. Masa kau tidak punya naluri terhadap anakmu sendiri" Kata Alena dengan gemas.     

Pangeran Thalal dengan gemetar memegang perut Cynthia dan merasakan ada yang bergerak di dalamnya. Anaknya seakan ingin menunjukkan perasaannya kepada ayahnya sendiri. Janin itu bergerak - gerak merespon tangan Ayahnya. Pikiran Pangeran Thalal langsung berkelebat silih berganti. Bayangan - bayangan Cynthia semakin sering muncul dikepalanya sedangkan bayangan Zarina memang tidak ada sama sekali. Pangeran Thalal gemetar kesadarannya mulai muncul ke permukaan.     

"SAAKIT..." Kata Pangeran Thalal sambil merasakan kesakitan pada kepalanya.     

"Tahan!! Kau tidak boleh menyerah!! Kau adalah orang yang kuat. Teruslah mengingat !! Siapa Zarina ? Siapa Cynthia? Ayolah Yang Mulia. Berpikirlah !!"     

"AAAKH.....Kakak Alena.  Aku ingat sekarang  Cynthialah istriku bukannya Zarina !! " Kata Pangeran Thalal akhirnya mengingat Cynthia. Cynthia langsung memeluknya dengan erat, mengelus punggungnya dan mereka bertangis - tangisan.      

Alena dan Nizam hanya menatapnya sampai kemudian mereka melihat Zarina terbangun sambil merintih. Dan lagi - lagi Alena bergerak cepat. ia segera mendorong Pangeran Thalal dan Cynthia. "Pergi cepat ke kamar kalian..bukannya kalian tadi hendak istirahat"     

Cynthia tergagap tapi ketika dilihatnya mata Alena berkedip - kedip sambil memberikan isyarat bahwa Zarina sudah mulai tersadar. Cynthia langsung bergerak cepat menarik Suaminya dan membawanya pergi.     

Cerdiknya Alena dengan menyuruh Pangeran Thalal dan Cynthia segera pergi agar Pangeran Thalal yang baru pulih kesadarannya tidak mengingat lagi Zarina. Karena kalau Pangeran Thalal melihat Zarina saat kesadarannya baru pulih takutnya malah Pangeran Thalal bingung lagi.     

"Alena sayangku, Kau sungguh luar biasa" Kata Nizam sambil memeluk Alena. Nizam sangat kagum karena ternyata istrinya selalu mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dengan gayanya yang diluar dugaan. Tapi Alena malah mendelik. " Sana ah!! Kau sih keterlaluan. Sudah Aku bilang jangan hipnotis dengan rencana seperti itu" Kata Alena sambil cemberut.     

"Aku tidak mengira kalau Rafiq akan terbunuh," Kata Nizam sambil mirip suara keluhan.     

"Yaah...Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Jadi memang sebaiknya kau harus selalu berhati-hati. Nah... Sekarang Aku akan menunggu Zarina dan berbincang-bincang dengannya. Dia sungguh gadis yang sangat berani tapi sedikit bodoh"     

"Apa maksudnya? Mengapa Kamu berkata seperti itu" Nizam menatap Alena yang menyebut Zarina orang yang bodoh.     

" Tentu saja dia bodoh. Untuk apa dia sampai membunuh dirinya sendiri hanya gara - gara tidak mau disentuh. Karena kalau Aku jadi dia, Aku tidak akan membunuh diriku sendiri tetapi Aku akan memukul kepala Pangeran Thalal menggunakan sepatu biar dia sadar. Dia itu cuma terhipnotis tapi kalian sampai kerepotan seperti itu. Menyebalkan!!" Alena terus mengomel - ngomel membuat Nizam langsung memegang kepala Alena.     

"Aku tidak akan pernah menyangsikan kecerdasan isi kepalamu ini. Tapi Aku akan kembali berbicara dengan para pengawalku. Aku ada masalah penting terkait pembunuhan Rafiq" Kata Nizam langsung kabur dari omelan Istrinya yang ngoceh terus menerus.     

" Ini belum selesai Nizam, nanti malam Aku akan terus mengomeli kebodohan Kau. Kalian sudah berani membuat sahabatku tersakiti. Kau  mengurungku dalam kamar sementara di luar ternyata ada huru - hara " Kata Alena terus mengomeli Nizam yang segera kabur dari hadapannya.     

Setelah menutup pintu kamar, Nizam menghela nafas lega, " Cerewetnya Alena makin lama makin parah. Lama - lama bisa rusak gendang telingaku " Kata Nizam sambil menggelengkan kepala. Tapi Ia segera memasang wajah serius ketika dilihatnya Ali dan Fuad ada dihadapannya.     

"Yang Mulia..." Kata Ali sambil menundukkan kepalanya tapi Nizam masih bisa melirik kalau Ali tampak memanjangkan lehernya mengintip ke arah pintu yang tertutup rapat.     

"Kau tidak usah khawatir, dia baik - baik saja. Kau tidak akan bisa melihat apa - apa karena pintunya ku tutup. Kau dekati dia dengan baik - baik lalu halalkan segera,  baru Kau bisa bebas melihatnya." Kata Nizam dengan suara dingin.     

Ali terkejut mendengar kata - kata Nizam, Wajahnya pucat pasi merasa isi hatinya terbongkar oleh majikannya sendiri. Ali semakin menundukkan kepalanya Ia tidak berani mengangkatnya. Dan Nizam seakan tidak perduli Ia malah berkata kepada Fuad,     

"Ayo Fuad kita lanjutkan diskusi kita, Biarkan Ali menjagai istriku ditemani oleh Nora " Kata Nizam sambil berjalan. Fuad menatap Ali dan Nizam bergantian dengan pandangan tidak mengerti. Mengapa Ali di suruh menjaga Alena padahal pengawal sudah berderet banyak. Tapi Nizam malah melotot kepada Fuad melihat Fuad malah kebingungan. Melihat Nizam melotot Fuad langsung bergerak mengikuti Nizam.     

Ali masih mematung di depan pintu klinik tempat Zarina di rawat. Sambil berkeringat dingin karena terkejut Ali tersenyum membungkukkan badannya kepada Nizam yang sudah berjalan jauh, sambil berguman, " Terima kasih Yang Mulia, Semoga Anda panjang umur dan selalu diberkahi oleh Alloh SWT"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.