CINTA SEORANG PANGERAN

Tumbangnya Nizam



Tumbangnya Nizam

0Selagi keduanya berdebat tiba - tiba pintu diketuk dari luar. Nizam menghela nafas lega karena ocehan Alena akhirnya berhenti juga. Nizam beranjak hendak membuka pintu tetapi Alena menahannya. " Sebentar Nizam, biar Aku saja yang membukanya " Kata Alena sambil pergi menuju pintu. Nizam kembali membaringkan tubuhnya sambil berbisik pada Alexa dan Axel.     
0

"Tunggu kalian besar, Kalian nanti akan tahu bagaimana cerewetnya Muya kalian. Buya saja kadang - kadang tidak tahan. Buya doakan kalian cepat besar agar Buya ada teman ketika diomeli Muya kalian" Bisik Nizam kepada mereka.  Tetapi lalu diam kembali ketika Alena datang sambil membawa minuman untuk Nizam. Rupanya itu suara ketukan pelayan yang mengantarkan minuman pesanan Alena.     

Nizam mengerutkan keningnya, "Apa ini ? Aku tidak merasa memesan sesuatu" Kata Nizam sambil mengambil gelas minuman dari tangan Alena.      

"Aku baru mendapatkan kiriman dari surabaya minuman wedang jahe. Kau cicipilah agar otakmu lebih terbuka lagi " Kata Alena sambil menyeruput minumannya bahkan masih dalam keadaan berdiri.     

"Minumlah sambil duduk, Alena " Kata Nizam sambil melihat minuman yang diberikan Alena. Nizam yang hati - hati tidak mau meneguknya langsung.  Alena  lalu duduk disamping Nizam.      

"Minuman ini berwarna merah, Setahuku jahe warnanya kuning " Kata Nizam sambil terheran - heran.     

"Warna merah itu berasal dari kulit kayu secang. Kulit daun secang memiliki manfaat antimikroba, antialergi, antioksidan... dan apalagi ya.. Aku lupa lagi. " Alena tampak berpikir  lagi.     

Nizam tampak tidak tertarik lagi dengan kata - kata Alena. Ia lalu menyeruput sedikit minumannya. Rasa manis dari gula batu dan rasa segar dari jahe langsung terasa dilidahnya tetapi ketika Nizam mau meneguk lagi, Dia langsung tersedak mendengar Alena  tiba - tiba berteriak,     

"Aku tahu manfaat lain dari minuman itu. Yaitu Antiwaswas buat suami ketika mengizinkan istrinya pergi sendiri " Kata Alena sambil tertawa senang dan Nizam langsung batuk - batuk karena tersedak minuman dan mendengar kata - kata Alena.     

Alena langsung menepuk - nepuk punggung Nizam, " Aduuh...  maaf Sayang, Aku pasti mengagetkanmu. Ayo diminum lagi air wedang jahenya " Kata Alena sambil menyuruh Nizam menghabiskan air minumnya. Sambil mendelik Nizam meminum air wedangnya sampai habis.     

Karena rasanya memang sangat enak dan menyegarkan walaupun sedikit pahit dan pedas dari jahe.     

"Enak yah?" Kata Alena sambil tersenyum manis. Nizam mengangguk, Ia menatap Alena yang tampak genit. Nizam menguap lebar merasakan matanya tampak terasa berat secara tiba - tiba.     

"Sayang.. apakah Kau merasa mengatuk ?" Kata Alena sambil memeluk leher  Nizam. Nizam sesaat tersadar apa yang telah terjadi. Mulutnya langsung berdesis, " Beraninya Kau!! " Kata Nizam sambil melotot dan tangannya mencengkram lengan Alena tapi itu tidak lama Karena tubuh Nizam kemudian tumbang ke atas ranjang. Untungnya Alena menahan tangannya agar tubuh Nizam tidak terhempas menimpa Axel dan Alexa.     

Alena tersenyum lucu, " Maafkan Aku sayang, tapi apa boleh buat. Aku hanya membalas perlakuanmu ketika di Azura. Kau hendak memberiku afrosidiak walaupun kemudian kau yang meminumnya hingga Aku kau perkosa habis - habisan. Sekarang Aku cuma meminta waktu sehari saja untuk menikmati hidupku seperti dulu sebelum Aku terjajah di Azura nanti."      

Nizam ingin menjawab perkataan Alena tetap mulutnya sulit untuk dibuka matanya mulai terpejam dengan rapat. Ia merasa ngantuk luar biasa. Alena pasti sudah mencampurkan obat tidur ke dalam minuman tadi. Dan Nizam hanya bisa mengguman sebelum kemudian dia tertidur pulas.     

Alena kemudian memanggil pengasuh Axel dan Alexa untuk memindahkan mereka ke dalam kamar tidurnya. Alena menatap Nizam yang tertidur pulas sebelum kemudian Ia keluar kamar sambil membawa tasnya. Ia mencium pipi Nizam dan mengelus bibirnya yang sangat manis. Bibir terkatup rapat itu Alena cium dengan penuh cinta hingga Alena lalu menggigitnya dengan sedikit kuat. Bibir yang digigit itu kini sedikit berdarah.     

Tetapi hebatnya obat tidur yang diberikan Alena kepada Nizam membuat Nizam benar - benar hilang kesadaran. Walaupun bibirnya berdarah Nizam tidak bangun sedikitpun. Alena tanpak sangat senang. " Benar kata Bastnah obat tidur ini sangat manjur. Bahkan Nizam akan terlelap selama 12 jam " Kata Alena sambil kemudian berjalan keluar.     

Ketika Alena keluar dari pintu Ia mendapatkan para pengawal Nizam sedang berdiri di luar. Sedangkan Nora tidak ada karena Alena menyuruhnya membeli buah pepaya ke supermarket. Alena dan Cynthia sudah mengatur sedemikian meraka agar mereka tidak di izinkan.     

Nayla, Ali dan Fuad yang sedang berjaga di luar menatap Alena dengan heran. Tidak biasanya calon Ratu Azura itu  berpakaian seperti itu karena semenjak menjadi istri Nizam, Alena biasanya memakai gaun dan jarang mengenakan celana panjang dengan kaos. Walaupun mereka mengakui kecantikan Alena tetapi tetap saja mereka heran dan Nayla langsung bertanya kepada Alena.     

"Ampuni Hamba Yang Mulia, Apakah Anda akan pergi ke luar dan sedang ada keperluan ? " Kata Nayla sambil membungkuk di ikuti oleh Ali dan Fuad.     

"Ya benar, Aku ada perlu ke kampus sebentar " Kata Alena dengan tenang.     

"Oh.. Yang Mulia Nizam bagaimana?" Kata Nayla sambil memandang ke dalam. Dengan wajah datar Alena berkata lagi.     

"Yang Mulia sedang tertidur, Dia masih sangat mengantuk jadi Aku disuruh pergi bersama Cynthia dan Pangeran Thalal. Kemudian nanti dia menyusul " Kata Alena berusaha untuk tetap tenang agar tidak di curigai oleh Para pengawal Nizam.     

Nayla dan Ali saling pandang penuh curiga tapi Alena malah melotot, " Mengapa Kau bertanya seakan menginterogasiku. Kau lihat sendiri majikanmu yang mulia itu sedang tertidur lelap." Kata Alena sambil membuka pintu kamar dan memperlihatkan Nizam yang sedang terlelap.     

Melihat Nizam terlelap Nayla tidak mau mengganggunya, " Baiklah Yang Mulia Putri Alena, Karena Yang Mulia pergi dengan Putri Cynthia dan Pangeran Thalal, maka saya tidak keberatan untuk membiarkan Yang Mulia pergi" Kata Nayla sambil membungkukkan badannya.     

Alena menganggukan kepalanya sambil berkata, " Memang sudah seharusnya karena ini menyangkut urusan yang penting. Aku  mau diwisuda jadi harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna."     

Alena kemudian melangkah dengan sangat tenang menuju kamar Cynthia. Nayla menatap Alena sebelum kemudian dia berkata kepada Ali dan Fuad.     

"Aku sungguh tidak mengerti mengapa Yang Mulia Nizam mengizinkan istrinya pergi keluar sendirian. Mengapa Yang Mulia malah tertidur lelap ?" Nayla termenung sambil berpikir.     

"Iya benar.  Mengapa Yang Mulia putri Alena pergi tanpa diiringi Yang Mulia Nizam" Kata Fuad tampak kebingungan.     

"Mungkin Yang Mulia Nizam mempercayakan Istrinya kepada Putri Cynthia dan Pangeran Thalal " Kata Ali mencoba mengusir semua keraguan teman - temannya sediri. Padahal dia sendiri sedang galau karena Zarina. Sampai sekarang Zarina masih tampak tidak mau membalas perhatian Ali. Zarina tetap fokus pada penyembuhannya dan Ia memilih untuk segera keluar dari rumah Nizam setelah lukanya sembuh total.     

Alena bertemu Cynthia yang sedang menunggunya dari tadi. " Mengapa Kau begitu lama ?" Kata Cynthia dengan kesal. Ia menunggu hampir satu jam lamanya.     

"Maafkan Aku Cynthia tetapi kau tahukan Nizam bagaimana ? Dia harus diyakinkan dulu baru dia akan terjebak. Dia sangat berhati - hati tetapi dengan kepandaian Aku mengaburkan konsentrasinya maka Ia akhirnya mau minum wedang jahe dicampur obat tidur. walaupun sebelumnya Nizam bertanya - tanya" Kata Alena sambil menahan tawa. Ia berjalan sambil terus tertawa kecil.     

"Dia memang tidak seperti adiknya. Pangeran Thalal langsung meminum air itu tanpa bertanya dan langsung terlelap tidak berkutik " Kata Cynthia sambil ikut berjalan di samping Alena. Mereka lalu tertawa bersama. Mereka senang sudah berhasil memperdaya para suami mereka.     

Beberapa kali berpapasan dengan para penjaga tetapi baik Alena maupun Cynthia tidak ada menunjukkan gelagat aneh sehingga kemudian mereka berdua pergi diantar sopir dan dua pengawal.     

Alena dan Cynthia serasa menghirup udara baru. Alena bahkan berdiri di dalam mobil melalui atap mobil yang terbuka. Ia lalu berteriak dengan keras. " Selamat datang kebebasan, walaupun cuma sehari. Selamat berpetualang Putri Alena !! " Kata Alena seakan mengalahkan desau angin.     

Cynthia yang setali tiga uang dengan sahabatnya itu. Ikut - ikutan berdiri dan berteriak menantang angin. " Selamat menikmati menjadi orang biasa lagi, Cynthia !! Selamat bersenang - senang! Having fun Cynthia " Kata Cynthia tidak kalah kerasnya dengan suara Alena. Alena kemudian menatap Cynthia sambil berkata, " Hari ini Kita akan bersenang - senang tanpa diikuti oleh mereka " Kata Alena sambil menyuruh Cynthia untuk duduk karena khawatir Cynthia terjatuh. Bukankah Cynthia sedang hamil trisemester akhir.     

Cynthia duduk sambil menatap Alena, " Aku tahu ini sangat beresiko Alena, tetapi Aku pribadi sudah sangat tidak tahan dengan kungkungan sangkar emas itu. Aku juga ingin memiliki kehidupan pribadi terlepas dari penjagaan para penjaga dan pelayanan para pelayan.     

Apalagi Aku kemarin mendapatkan masalah yang sangat berat jadi wajah kalau hari ini Aku hanya ingin melepaskan rasa lelah dan penat." Kata Cynthia sambil mengambil minuman kaleng di dalam kulkas kecil lalu meminumnya dengan penuh perasaan.     

"Kau tahu? Nizam takut Aku akan bertemu Pangeran Abbash " Kata Alena sambil tersenyum kecil. Mata Cynthia memicing. " Benarkah ? " Cynthia tanpak sedikit terkejut dengan kata - kata Alena. Tadinya memang Ia mengira seperti itu tapi kemudian saking ingin keluarnya maka Cynthia menepiskan semua ketakutannya. Dan ketika Alena berkata maka Cynthia menjadi teringat kembali.     

"Alena.. bagaimana kalau itu benar terjadi ? Mengapa Aku tiba -tiba jadi takut. Ayo kita kembali saja " Kata Cynthia dengan muka pucat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.