CINTA SEORANG PANGERAN

Astral Projection



Astral Projection

0Jauh dari sisi kota tampak sebuah rumah yang tidak terlalu besar tetapi terlihat sangat bersih dan cukup indah. Beberapa penjaga tampak berjaga di depan rumah itu. Pepohonan rimbun merapat mengelilingi rumah itu. Di sebuah Aula yang luas seorang pemuda tampan duduk bersila dengan menggunakan pakaian berwarna putih bersih. Wajah Pemuda itu terlihat  berubah - rubah, terkadang wajah itu terlihat lembut dan tersenyum, terkadang wajah itu terlihat tegang dan marah, terkadang tenang dan datar. Suasana hening menyelimuti seluruh ruangan. Angin semilir bertiup dari sela - sela jendela yang tidak tertutup rapat.      
0

Seorang laki - laki tua duduk di hadapan pemuda itu dengan siaga. Ia berjaga-jaga kalau - kalau tubuh yang tidak ada jiwanya ini berada dalam bahaya. Ia adalah seorang ahli kebatinan.     

Ia mengajarkan pemindahan jiwa dari tubuh seseorang dengan orang lain kepada Pangeran Abbash. Proses yang disebut teleportasi atau rogo Sukma atau astral projection adalah suatu proses keluar roh dari tubuhnya dan melalukan perjalanan astral. Roh ini bisa masuk ke tubuh seseorang yang dia inginkan jika memang ilmunya sudah mencukupi. Pangeran Abbash sedang melakukan perjalanan astral atas petunjuknya. Niat Pangeran Abbash  hanya ingin bertemu dengan Alena.     

Pangeran Abbash adalah orang yang merdeka, bebas dan tidak ingin terkungkung oleh aturan. Dia tidak memiliki ambisi apapun, Ia hanya ingin melanglang dan berpetualang. Ia juga rajin berlatih segala ilmu bela diri dan sekarang dia berlatih ilmu kebatinan. Ia memiliki guru spiritual yaitu Mr. Kavi. Ia adalah seseorang yang sudah tua dengan rambut yang sudah hampir memutih. Wajahnya terang seperti empu  zaman dulu.     

Sorot matanya menyiratkan kebijaksanaan. Ia mengenal Pangeran Abbash setahun lalu ketika Pangeran Abbash sengaja pergi ke India untuk mempelajari ilmu kebatinan di sana. Dan suatu keberuntungan bagi Pangeran Abbash menemukan Mr. Kavi. Ia belajar melihat Aura, membuka cakra sekaligus menutupnya. Sekarang Ia mempraktekan ilmu astral projection. Suatu ilmu yang memungkinkan Ia memasukan rohnya kepada tubuh lain dan membuat roh dari tubuh yang dipinjamnya menjadi tidak sadar.     

Pangeran Abbash menipu gurunya itu dengan wajahnya yang bagaikan malaikat. Mr. Kavi sendiri tidak tahu kalau Pangeran Abbash sebenarnya adalah orang yang berhati iblis. Pangeran Abbash memiliki kemampuan luar biasa dalam menampilkan sisi lain dari sifatnya. Saking pandainya pangeran Abbash menipu Ia bahkan bisa mengubah auranya sendiri dari aura jahat menjadi aura yang putih. Ketika Ia  bersandiwara di depan Mr. Kavi agar Ia dapat menjadi muridnya. Pangeran Abbash lalu  mengubah auranya dan menipu semua orang yang melihatnya termasuk Mr. Kavi.     

Ia sangat ingin menjadi murid Mr. kavi sehingga jalannya untuk membantu kakaknya menguasai kerajaan lain dan menjadikan Alena istrinya akan terlaksana. Pangeran Abbashpun menjadi muridnya dan dengan segara dapat mempelajari seluruh ilmu Mr. Kavi. Kecerdasan yang dimiliki Pangeran Abbash di atas rata - rata sehingga dalam setahun ilmu yang dimilikinya bahkan jauh melebihi ilmu Mr. Kavi.     

Pangeran Abbash menggabungkan ilmu modern dan ilmu mistik untuk melancarkan niatnya. Ia benar - benar ingin memilki Alena. Alena, gadis yang begitu menarik hingga mampu menaklukan hatinya. Ia belum pernah menginginkan sesuatu seperti Ia ingin menginginkan Alena.     

Alena..Alena nama itu terus merobek - robek jiwanya. Ia ingin wanita itu, Ia sangat menginginkan wanita itu. Ia tidak perduli kakaknya berambisi untuk memiliki seluruh kerajaan di Zajirah Sahara, yang penting dia mendapatkan Alena. Ia akan membawa gadis itu jauh bila perlu keluar dari kerajaan.     

Mr. Kavi kemudian melihat tubuh Pangeran Abbash bergerak dan lalu membuka matanya perlahan. Keringat dingin membasahi sekujur badannya. Ia terlihat sangat lelah. Nafasnya sedikit terengah - engah. Mr. kavi mengambil segelas air minum yang sudah diberi doa dan Pangeran Abbash lalu meminumnya. Rasa lelah Pangeran Abbash setengahnya menghilang. Bagaikan orang linglung Pangeran Abbash lalu terbangun dari duduknya.      

Mr. Kavi tampak khawatir dan segera memegang tangan Pangeran Abbash yang berjalan sedikit limbung sehingga hampir saja ia terjatuh. Pangeran Abbash malah melambaikan tangannya dan berkata,     

" Aku tidak apa - apa Guru. Aku ingin sendirian dulu. Terima kasih sudah memberikan Aku ilmu yang luar biasa ini. Aku bersumpah tidak akan pernah melupakannya " Kata pangeran Abbash sambil berjalan menuju kamarnya. Di luar Aula tampak beberap pengawal berjaga - jaga. Dan ketika pangeran Abbash datang, mereka langsung membungkuk memberikan salam. Pangeran Abbash tampak tidak perduli dan terus berjalan.     

Sesaat sebelum masuk ke kamar, Ia memanggil pelayan dan meminta minuman serta sebungkus rokok. Para pelayan dengan sigap langsung memenuhi keinginan Pangeran itu. Seorang wanita cantik yang sedari tadi menunggu Pangeran Abbash segera menghampirinya. Tetapi wanita itu tidak berani masuk Ia sudah hapal betul sifat Pangeran Abbash. Dengan wajah dan kondisi badan seperti itu jika Ia nekat menghampiri maka kedatangannya hanya akan membuat Pangeran Abbash menjadi gusar.     

Ketika datang dua orang pelayan membagi baki yang berisi minuman dan sebungkus rokok serta beberapa mangkuk yang berisi berbagai macam cemilan buat Pangeran Abbash. Wanita itu segera mengambilnya dan kemudian mengetuk pintu.     

"Hamba, Amrita mohon izin masuk Yang Mulia. Hamba membawa minuman dan makanan serta rokok " kata Amrita dengan suara yang sangat manis. Ia berharap Pangeran Abbash akan mengizinkannya masuk dan memintanya untuk menemani Pangeran Abbash seperti malam - malam sebelumnya.     

Tapi bukan main kacaunya hati Amrita ketika didengarnya suara dingin dari Pangeran Abbash.     

"Berikan apa yang kau bawa kepada pelayan dan pergilah. Malam ini Aku ingin sendiri dan tidak ingin diganggu " Suara Pangeran Abbash teramat dalam. Ia tampak sangat bersungguh - sungguh dengan kata - katanya.     

Wajah Amrita tampak langsung menjadi masam, tetapi Ia dengan cepat menguasai suasana hatinya. Sambil tersenyum Ia kemudian menjawab. " Baiklah yang Mulia. Hamba mohon pamit. Selamat beristirahat dan semoga yang Mulia senantiasa sehat " Kata Amrita sambil memberikan bakinya kembali kepada pelayan. Lalu Ia melangkah pergi meninggalkan kamar pangeran Abbash.     

Seorang pelayan kemudian membuka pintu kamar dan  seorang lagi kemudian segera membawa masuk baki tersebut dengan langkah yang sangat pelan. pangeran Abbash melirikkan matanya dan kemudian masih dalam posisi berdiri, pangeran Abbash meminta pelayan itu untuk menyalakan rokok yang Ia inginkan.     

Tidak lama kemudian rokok itu menyala. Pangeran Abbash kemudian menghisapnya dan menyuruh para pelayan untuk pergi meninggalkannya.  Pangeran Abbash keluar dari kamar dan menuju teras kamarnya Ia menatap langit yang begitu terang dengan tumpukkan awan berwarna putih. Pangeran Abbash melihat tangan kananya. Lalu Ia memejamkan matanya mengingat kejadian saat Ia melakukan perjalan astralnya dengan meminjam tubuh Lolita. Gadis malang itu sekarang pasti sedang di rumah sakit karena perutnya menghantam tepian meja.     

Pangeran Abbash gemetar oleh perasaannya sendiri saat Ia menyentuh Alena. Gadis itu ada dihadapannya. Air mata Pangeran Abbash meleleh membasahi pipinya. Dan air mata itu terus menyusuri pipi hingga jatuh menimpa pagar besi yang berada diberanda kamarnya.      

Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Alena secara nyata setelah selama ini Ia hanya bisa menatap Alena dari video atau dari kejauhan. Bahkan pangeran Abbash dapat menyentuh Alena dengan leluasa. Ia masih merasakan kelembutan dan kehangatan kulit halus Alena melalui tangan Lolita.     

Ia merencanakan aksinya dengan amat sempurna. Ia selalu memantau gerak - gerik Alena dan bahkan Ia menyadap telepon Alena. Sepintar - pintarnya Nizam tetap saja punya celah kekurangan. Waktu Nizam sangat padat. Ia harus memikirkan anak dan istrinya. Ia juga kemarin sangat sibuk dengan urusan adiknya pangeran Thalal. Belum lagi perusahaan yang sangat banyak itu memerlukan penanganannya juga. Sementara Ia, Pangeran Abbash hanya memikirkan Alena. Jadi seluruh perhatiannya memang tercurah hanya untuk Alena.     

Pangeran Abbash sengaja meminjam tubuh Lolita karena selain Ia ingin memegang Alena sepuasnya Ia juga ingin mencelakai Arani, Amar dan Cynthia. Mereka adalah musuh terbesarnya selain dengan Nizam tentunya. Ia sengaja meminjam raga wanita hamil agar mengurangi kecurigaan Alena. Ia juga membalas semua perlakuan yang sudah Ia terima karena keluarga kerajaan Azura.       


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.