CINTA SEORANG PANGERAN

Dalam Cinta ada Kepercayaan



Dalam Cinta ada Kepercayaan

0Nizam yang akan melangkah pergi meninggalkan Pangeran Thalal dan Zarina menjadi tertegun dan Ia berbalik melihat ke arah Pangeran Thalal kembali. Keringat dingin diam - diam mengalir. Nizam merasakan perasaan cinta adiknya kepada Cynthia telah meraksuki Pangeran Thalal hingga ke bawah alam sadarnya. Sehingga dalam keadaan  dihipnotispun Pangeran Thalal tetap merasakan cintanya bukan pada Zarina. Perasaan cinta yang bukan pada tempatnya telah membuat keraguan di hati Pangeran Thalal bangkit dan mulai menimbulkan kecurigaan.     
0

Zarina sendiri begitu terpukul mendengar kata - kata Pangeran Thalal. Kata - kata Pangeran Thalal  sudah sangat menyadarkannya bahwa memang tidak ada perasaan cinta sedikitpun untuknya. Zarina menghela nafasnya yang terasa sangat berat. Matanya berkabut dan suaranya tercekat di tenggorokannya. Tetapi Ia segera berusaha menguasai perasaannya sendiri.     

"Semua akan segera berakhir Yang Mulia. Mari kita mulai saja pengobatannya. Yang Mulia tidak usah berpikiran yang dapat merusak  konsentrasi kita " Kata Zarina sambil kemudian menghapus air matanya dan mengusir semua kesedihannya.      

Nizam menatap Zarina dengan pandangan penuh rasa terima kasih. Ia sangat berterima kasih atas kebesaran hati Zarina. " Zarina benar, adikku. Marilah kita segera mulai pengobatannya agar segala sesuatunya dapat cepat selesai. " Kata Nizam dan Pangeran Thalal mengangguk setuju.     

Pangeran Thalal kemudian dibimbing ke tempat yang sudah disediakan. Sebuah ruangan yang sepi dengan hamparan alas karpet yang tidak terlalu lembut juga tidak terlalu keras. Nizam lalu menyuruh Pangeran Thalal untuk melepaskan pakaiannya hingga tinggal pakaian dalamnya yang tertinggal. Zarina memalingkan muka ketika Pangeran Thalal sudah dalam keadaan telanjang. Nizam lalu menyuruh Pangeran Thalal untuk duduk bersila membelakangi Zarina sehingga Zarina kini hanya dapat melihat punggungnya saja.     

"Aku serahkan adikku kepadamu Zarina. Aku memohon kesembuhannya kepada Alloh SWT melalui tanganmu. Aku sedang berikhtiar dan Aku memohon ampun atas segala kesalahan yang telah Aku perbuat kepadamu. " Kata Nizam sambil kemudian meninggalkan mereka berdua.     

"Istriku, marilah kita mulai segera pengobatannya " Kata Pangeran Thalal dengan tidak sabar.      

"Baiklah Yang Mulia.. " Kata Zarina sambil kemudian dia duduk dan memulai konsentrasi. Zarina mulai mengatur pernafasannya dan membuka titik - titik cakranya sendiri agar semua tenaga dalamnya berkumpul di telapak tangannya.     

Zarina menghapus semua pikiran buruknya dan melupakan apapun perkataan Pangeran Thalal yang menyakitinya. Ia juga fokus untuk kesembuhan pria yang amat dia cintai itu.      

Pada mulanya Zarina merasa gemetar ketika dia menempelkan kedua telapak tangannya di punggung Pangeran Thalal yang begitu halus. Pangeran Thalal sendiri memejamkan matanya dan merasakan ada aliran tenaga yang mengalir pada tubuhnya. Pangeran Thalal kemudian mengerahkan tenaga yang Ia terima dari Zarina agar mengalir ke suluruh tubuhnya.     

Suasana hening tampak menyelimuti mereka. Di luar ruangan tampak Nizam, Ali, Mr Sanjay dan Cynthia yang menyaksikan melalui layar televisi yang sengaja di pasang di depan kamar Zarina dan Pangeran Thalal. Nizam memandang Cynthia dan berkata, " Apakah kamu merasa khawatir ?" Kata Nizam bertanya pada sahabat istrinya itu.     

Cynthia menggelengkan kepalanya, " Aku percaya terhadap cinta suamiku. Karena dalam cinta sejati ada kepercayaan " Kata Cynthia.     

Kata - kata Cynthia malah membuat Nizam manyun dan Cynthia lalu meliriknya.     

"Aku tidak bermaksud untuk menyindirmu, jadi Kau tidak usah pasang wajah seperti itu " Kata Cynthia sambil mengambil teh dan meminumnya sedikit untuk menyegarkan ketegangannya. Dia tegang bukan karena suaminya terlihat sedang berdua - duaan dengan wanita lain tetapi Cynthia tegang karena pengobatan Pangeran Thalal.     

Nizam malah tambah manyun mendengar Cynthia tahu persis isi hatinya.     

"Kau selalu tahu isi hati orang. Kau manusia biasa atau cenayang ?" Kata Nizam.     

"Apa bedanya Aku dengan dirimu. Bukankah kau tidak jauh beda dengan diriku dalam menebak perasaan orang lain. Hanya bedanya kalau Aku bisa meraba hati orang yang Aku cintai sedangkan Kau tidak. Kau selalu bermain emosi ketika menyangkut Alena. Kegigihanmu untuk mempertahankan Alena di sisimu mengikis kepercayaanmu kepada Alena. Berapa kali Kau menyakitinya karena kecemburuanmu. Kau memang luar biasa " Cynthia berkata seakan belati yang menghujam Nizam.     

"Ya..ya..Aku tahu.. Aku menyadari hal itu. Kau tidak usah mengungkit - ngungkitnya terus. Aku sekarang akan mulai mempercayai istriku sendiri seperti Kau mempercayai cinta adikku "     

"Ingat Nizam. Jangan kau pikir setelah Edward dan Jonathan menemukan pasangan hidupnya sendiri Kau dapat hidup dengan tenang. Kecantikan dan kepribadian Alena adalah madu yang mengundang banyak kumbang untuk mendekat tidak perduli seberapa tinggi pagar berduri yang kau bangun untuk melindunginya.     

Kalau kau masih tidak mempercayainya maka akan menyiksa kalian berdua. Kau ingat Pangeran Abbash mencintai istrimu. Dan dia belum mati. Aku takut sekarang dia sedang berkeliaran disekitar kita mengintai kelemahan kita " Cynthia malah membahas Pangeran Abbash.     

Nizam terdiam Ia menatap Cynthia dengan tajam, instingnya mulai bekerja. " Apakah Kau pikir dia dapat menyusup ke tempat kita ? Kau ada dikejadian waktu. Kau jelas melihat Amar menghajarnya" Kata Nizam sambil sedikit menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi.     

"Aku melihatnya dia berdarah - darah tetapi Aku masih bisa melihat di menceburkan diri ke dalam sungai dalam keadaan hidup. Untuk orang seperti itu Aku menyangsikan dia akan mati semudah itu. Aku lebih menakuti Pangeran Abbash dibandingkan seribu Zarina.     

Zarina memiliki hati yang murni. Cinta dia kepada suamiku adalah cinta tulus seorang wanita murni kepada laki - laki. Pangeran Thalal adalah cinta pertamanya. Dia tidak membukakan cintanya kepada laki - laki lain karena obsesinya kepada suamiku. Aku percaya dia bukanlah wanita yang jahat. Kau lihat bagaimana sikapnya di televisi saat mengobati suamiku. Gesture tubuh yang Ia perlihatkan adalah suatu ketulusan bukan karena kita memperhatikan di televisi tetapi karena memang dia tidak berniat jahat. " Cynthia berkata.     

"Mengapa Kau berkata tentang Pangeran Abbash ? Aku menjadi sedikit tidak tenang...." Tiba - tiba Nizam berdiri dan melirik ke kiri dan ke kanan. Nizam tampak menyadari sesuatu. Ia lalu menatap Ali yang sedang asyik melihat televisi menatap Zarina dan Pangeran Thalal.     

"Ali!! " Nizam memanggil penjaganya itu. Tetapi Ali malah tetap menatap televisi hingga Nizam kembali memanggilnya, " Ali !! " Nizam berteriak lebih keras hingga kemudian karena melihat Ali masih bengong melihat televisi Nizam membentaknya lebih keras.     

"Ali !! " Teriak Nizam membuat Cynthia dan Mr. Sanjay ikut menatap Ali. Ali baru mendengar dan Ia langsung tergagap kaget.     

"A...ada apa eh Yang Mulia mohon ampuni hamba.." Kata Ali sambil membungkukkan badannya. Ia kaget karena tidak mendengar Nizam yang memanggilnya sedari tadi.     

"Ada apa denganmu? Kau sedang melihat apa? Matamu terus menerus melihat televisi. Sebegitu menarikkah jalannya pengobatan Pangeran Thalal atau matamu terkunci pada Zarina ?" Nizam menjadi tidak sabar dengan dugaannya.      

Cynthia menatap Ali dengan tajam setelah mendengar kata - kata Nizam. Cynthia lalu memandang Ali dari atas sampai ke bawah. Dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pria tampan dengan kepala hampir plontos ini memiliki karisma tersendiri dibandingkan Fuad. Dan Terlihat Nizam memang lebih mengandalkan Ali daripada Fuad.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.