CINTA SEORANG PANGERAN

Habislah Kau, Arani!! ( 3 )



Habislah Kau, Arani!! ( 3 )

0"Baiklah, Aku akan memberi tahumu mengapa Aku menyuruh dokter untuk mengkhitanmu tanpa seijinmu. Itu karena Arani yang memintanya. Ia tidak mau disentuh oleh mu jika Kau belum dikhitan. Dan sekarang Aku tanya. Jika seandainya Aku meminta langsung kepadamu untuk dikhitan. Apakah Kau akan mengijinkannya?" Tanya Nizam. Jonathan menggelengkan kepalanya dengan lemah.     
0

"Tentu saja tidak, Apakah Kau sudah gila?"     

"Nah kalau begitu jadi wajarkan kalau Aku diam-diam melakukannya. Kalau Kau tidak dikhitan sekarang maka akan terjadi huru hara nantinya. Kau tahu kan kalau sifat Arani sangat keras."     

Jonathan kemudian terdiam dengan penuh kesadaran.."Maafkan Aku Nizam. Sungguh Aku tidak tahu kalau Arani meminta ku demikian. Kau benar seharusnya Aku memang harus menyucikan dulu diriku sebelum menyentuhnya."     

"Bagus!! Itu baru lelaki sejati. Sekarang Kau bersiaplah untuk pulang ke rumahku. Mempersiapkan pernikahannya"     

"Aku malu.." Kata Jonathan sambil merah padam.     

"Malu?? Tenang saja Kau bisa duduk di kursi roda seperti biasa" Nizam langsung memahami maksud Jonathan tanpa diberitahu.     

Jonathan menganggukan kepalanya setuju. Biarlah Ia bersakit - sakit dahulu untuk kemudian bersenang - senang     

Nizam menarik nafas lega. Ia lalu keluar dari kamar. Jessi langsung menyambutnya dengan wajah cemas. "Bagaimana keadaan adikku?" Tanya Jessi. Jessi sama sekali tidak berani masuk ke dalam ruangan tempat Jonathan di rawat karena takut kena marah juga.     

"Kau jangan khawatir lagi Ia sudah tenang dan menerimakan. Jadi sudah aman. Oh ya Kau ikutlah ke rumahku sekarang bersama Jonathan untuk mempersiapkan segalanya. Kau juga boleh mengundang siapapun yang kau mau untuk ikut merayakan pernikahan Jonathan. Aku menyiapkan berbagai macam hidangan Barat, Eropa dan Timur Tengah."     

"Oh ya Yang Mulia apa boleh saya membawa kekasih saya? " Tanya Jessi.     

"Tentu saja. Bahkan kau boleh menikah sekalian kalau ingin. Kebetulan disebelah rumahku ada sebuah gereja. Jadi Kita bisa merayakan pernikahan bersama."     

Jessi terkejut dengan perkataan Nizam. "Benarkah Yang Mulia??"     

"Tentu saja benar. Usai pemberkatan nanti perayaannya bersamaan dengan perayaan pernikahan adikmu. Lagipula Aku kenal dengan pendetanya jadi Aku tinggal bicara dengan beliau. Beliau sangat baik sehingga pasti tidak keberatan untuk menikahkan kalian"     

Jessi sangat bahagia Ia sampai lupa dan menghambur memeluk Nizam dengan erat membuat Nizam langsung canggung dan para pengawal langsung bergerak hendak menarik Jessi dari pelukan Nizam. Tetapi Nizam mengangkat tangannya menyuruh para pengawal untuk mundur.     

"Yang Mulia sungguh Terpujilah nama Tuhan karena sudah menciptakan orang sebaik Anda. Anda begitu perduli dengan adik saya dan bahkan saya sendiri. Anda menanggung semua biaya pengobatan dan perayaan pernikahan Jonathan bahkan sekarang sekalian dengan pernikahanku" Jessi menangis bahagia di pelukan Nizam. Dengan kaku Nizam mengusap punggung Jessi lalu segera melepaskannya.     

Jessi mengusap air matanya, " Saya sudah lama ingin menikah dengan kekasih saya. Tetapi Saya selalu tidak tega harus meninggalkan Jonathan, tetapi sekarang Jonathan sudah mempunyai seorang istri sungguh Saya menjadi sangat lega. Tetapi Yang Mulia, dimanakah nanti adik saya akan tinggal?" Tiba - tiba Jessi bertanya karena Ia menjadi teringat dimanakan Jonathan akan tinggal.     

Nizam terdiam dia berpikir dulu sesaat sebelum akhirnya dia menjawabnya, " Kalau adikmu bersedia Ia boleh tinggal di Azura untuk menemaniku dan Alena. Lagipula bukankah dia kuliah dijurusan Hukum. Aku sangat membutuhkan tenaganya untuk mengurus perusahaanku berkaitan dengan hukum, undang - undang kerjasama di setiap negara." Kata Nizam.     

Jessi berbinar -binar dengan bahagia, "Itu sangat baik yang Mulia. Karena tinggal di Azura akan memberikan pengalaman yang berlebih untuk Jonathan. Dan itu lebih baik untuk Arani. Karena jika Arani di Amerika dia mungkin akan sedikit kesulitan beradaptasi dengan lingkungan Kami"     

"Aku sudah memikirkan hal itu dengan baik. Memang baiknya Jonathan dan Arani tinggal di negaraku. Mereka harus berada di sisiku di saat Aku akan mengadakan perubahan di negaraku. Aku harus memilki banyak sekutu. Termasuk dengan Edward dan Lila." Kata Nizam sambil tersenyum penuh makna.     

Diam - diam Nizam terus merekrut teman - temannya yang bisa menjadi sekutunya untuk bergerak ketika dia pulang ke Azura nanti. Ia akan pulang dengan membawa orang - orang muda yang berpikiran cerdas yang akan Ia gunakan untuk melancarkan tujuannya. Di Azura Ia masih belum tahu siapa yang akan jadi lawan dan siapa yang akan jadi kawan. Tetapi Jonathan, Arani, Lila, Edward, Cynthia dan Pangeran Thalal jelas - jelas mereka sudah ada di pihaknya.     

Nizam memiliki banyak adik tiri, tetapi Ia masih belum tahu dari semua adik tirinya apakah semua berpihak kepadanya atau ada yang mengancar kedudukannya sebagai putra mahkota. Termasuk para ibu tiri dari para permasyuri dan ibu tiri dari para selir. Ia hanya dekat dengan Ratu Zenita itupun karena Pangeran Thalal dekat dengannya. Dari seluruh ibu tirinya Nizam juga tidak tahu mana yang berpihak kepadanya dan mana yang akan jadi oposisinya.     

Pertarungan masih belum dimulai dan itu masih lama, yang penting sekarang Ia harus mengumpulkan dulu para sekutu satu persatu. Edward adalah sekutu yang sangat berguna dalam sisi hubungan diplomatis dengan Amerika karena Ia adalah anak dari seorang Senator yang terkenal. Ia akan banyak membutuhkan bantuan Edward seandainya sampai ada kudeta di Istana kelak. Ia juga membutuhkan Jonathandan Lila untuk bisa mengatasi semua permasalahan hukum yang berkaitan dengan seluruh asset kerajaan. Ia akan sangat mengandalkan Cynthia untuk mengatur segala strategi untuk diterapkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.