CINTA SEORANG PANGERAN

Sebenarnya Siapa yang Menikah ? ( 7 )



Sebenarnya Siapa yang Menikah ? ( 7 )

0"Apa harus Aku lakukan? " Kata Arani sambil menatap suaminya dengan tajam. Jonathan mengangkat alisnya dengan lucu. Ia lalu mengambil tangan Arani. Arani hendak menarik tangannya karena canggung. Tetapi Jonathan malah semakin erat memegangnya.     
0

"Jangan ditarik " Kata Jonathan sambil memegang tangan Arani. Sebenarnya mudah bagi Arani untuk menarik tangannya dari genggaman tangan Jonathan lalu membantingkan tubuh Jonathan ke bawah, Tetapi tentu saja Ia tidak dapat melakukan tindakan itu. Mengingat bahwa Jonathan adalah suaminya.     

Arani akhirnya membiarkan Jonathan memegang tangannya. "Aku sangat ingin menyentuhmu. Kau adalah istriku sekarang. Aku berhak memeluk mu. Jadi tolong jangan tarik tanganmu dari genggamanku."     

Arani menjadi memerah. Ia adalah pelayan Nizam. Di Istana Nizam tidak ada yang boleh menyentuh pelayan kecuali Nizam sendiri. Sehingga Ia merasa kalau Ia tengah berselingkuh dari Nizam. Ia juga sangat tegang karena ini adalah malam pertamanya     

"Aku tidak terbiasa berada dengan laki - laki" Kata Arani sambil duduk dengan kaku.     

"Masakan tidak terbiasa, Bukankah Kau selalu disamping Nizam?" Jonathan mulai cemberut lagi. Kemudian Ia melanjutkan bicaranya.     

"Jangan - jangan... Nizam pernah menyentuhmu. Kau selalu ada disampingnya. Berapa banyak kasus pelayan yang disentuh oleh majikannya sendiri. Apalagi di sistem kerajaan" Kata Jonathan tiba - tiba menjadi panas karena cemburu.     

Arani menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya. " Aku adalah pelayan Yang Mulia Nizam. Di kerajaan ku pelayan adalah milik Yang Mulia. Jadi kalaupun Yang Mulia menyentuhku itu adalah hak nya..." Belum selesai Arani berkata. Wajah Jonathan langsung merah padam semakin panas. Ia langsung duduk. Ia lupa lagi rasa sakitnya.     

"Apa kau mau berkata kalau Kau dan Nizam ada affair? Kalian terlibat hubungan gelap?"     

Jonathan semakin mencak - mencak. Ia menjadi sangat marah, dadanya hampir meledak karena cemburu. Melihat suaminya marah Arani malah terlihat sangat tenang. Ia tersenyum kaku.     

"Mengapa Kau jadi marah? Bukankah kau sendiri bertahun-tahun mencintai Istri yang Mulia?" Arani malah memukul balik suaminya. Pegangan Jonathan berlahan lepas dari Arani. Ia mengaku bahwa Ia memang mencintai Alena bertahun-tahun. Bahkan setelah Alena menikah dengan Nizam.     

Arani melihat Jonathan begitu terpukul, Ia lalu berkata dengan lembut.     

"Kau tidak usah khawatir, Yang Mulia Nizam sangat mencintai istrinya. Jangankan terhadap ku yang hanya seorang pelayan pribadinya. Terhadap istrinya yang lain saja Yang Mulia tidak tertarik"     

"Tapi kalau seandainya Dia ingin menyentuhmu apakah Kau tidak akan menolak? " Jonathan masih penasaran.     

Arani sekarang yang mengangkat alisnya. "Tadi Kau sudah mengatakan bahwa Aku hanyalah pelayan nya yang sekaligus miliknya. Jadi kalau suatu saat Yang Mulia menyentuhku maka Aku tidak bisa menolak. Suka ataupun tidak"     

"Tapi Kau menyukainya?? Kau menyukai Nizamkan? "     

"Astaghfirullah..Nanthan.. suamiku. Sebenarnya apa maksudmu? Apa Kamu mau menuduhku berselingkuh atau bagaimana? "     

Jonathan terdiam cemberut, Ia morang - maring karena hasratnya yang tertunda. Kepalanya terasa pusing berdenyut - denyut.     

"Nanthan..Aku sebenarnya tidak berniat menikah dengan siapapun. Karena menjadi asisten Pribadi Yang Mulia berarti kesiapan untuk melajang seumur hidup. Tetapi karena Yang Mulia Nizam mengijinkan ku untuk menikah maka sungguh ini adalah suatu keberuntungan untukmu. Dan Kau tahu, Ketika Aku pertama kali melihatmu, Aku langsung jatuh hati kepadamu dan Yang Mulia langsung tahu makanya Ia lalu memberikan izin kepadaku untuk menikah.     

Kau tahu? Yang Mulia sangat menghormati ku. Walaupun Ia berhak menyentuhku. Ia tidak pernah menyentuh sehelai rambutku. Bahkan jauh sebelum menikah dengan Putri Alena. Yang Mulia orang yang sangat menjaga hubungan. Sekarang Kita sudah menikah. Kau tahu? Yang Mulia sekarang sudah memiliki asisten baru. Kemungkinan nanti Aku hanya akan mengawasi anak-anak Yang Mulia dan mengajari mereka ilmu beladiri. Kau jangan khawatir apapun.     

Sekarang Aku adalah istrimu. Aku adalah hak bagimu. Aku tidak lagi mengabdi kepada Yang Mulia tetapi mengabdi kepadamu. Tubuhku sekarang milikmu. Jadi kalau seandainya nanti Yang Mulia Nizam menyentuhku maka Ia hanya akan mendapatkan mayatku. Jadi Suamiku Nanthan, buang pikiran gila dan cemburumu itu" Kata Arani sambil sedikit gusar.     

Arani sekarang seperti mendapat karmanya karena sering menganggap aneh Nizam. Mengapa Nizam yang begitu cerdas dan berwibawa bisa mendapatkan istri seperti Alena yang konyol, polos dan kekanak-kanakan. Sekarang suaminya sendiri tingkahnya persis Alena. Arani menghela nafasnya.     

Mendengar kata-kata istrinya, Jonathan langsung berseri-seri bahagia. Ia lalu merangkul Arani. Arani langsung tegak kaku.     

"Aku senang mendengarnya, Kamu adalah milikku. Hanya milikku." Kata Jonathan sambil berbisik. Ia lalu memeluk pinggang Arani. Arani membeku, Jonathan menyenderkan kepalanya ke punggung Arani yang kokoh.     

"Aku mencintaimu... sangat mencintaimu"     

"Apakah rasa cintamu kepadaku lebih besar dari cintamu kepada Putri Alena?"     

Jonathan tidak menjawab Ia mengelus - ngelus punggung Arani.     

"Maafkan Aku Arani, Aku tidak mau berdusta kalau mengatakan rasa cintaku kepadamu lebih besar kepada Alena. Karena cinta bagiku tidak bisa datang dengan singkat, Ia butuh waktu untuk tumbuh. Tetapi Aku berjanji kepadamu bahwa tidak akan ada wanita lain di hatiku" Arani berbalik dan memeluk Jonathan.     

"Sungguh Aku tidak keberatan atas perasaan mu kepada Putri Alena karena untuk menghilangkan cinta yang sudah terlanjur tumbuh juga sulit. Tetapi Aku berharap bahwa suatu hari nanti Aku akan menggantikan cinta Putri Alena dihatimu untuk selamanya."     

Jonathan tersenyum manis Ia menganggukkan kepalanya lalu memegang pipi Arani perlahan. Mukanya lalu mendekati Arani mencium keningnya kemudian mencium bibirnya. Arani tampak kaku karena tegang.     

"Rileks...honey." Bisik Jonathan sambil menjilat bibir Arani. Lalu lidahnya mendorong bibir Arani agar membuka. Tetapi Arani malah mengatupkan bibirnya, Jonathan kemudian mengelus rambut Arani. Ia tidak berani memaksa. Ia lalu mengalihkan ciumannya ke leher Arani yang jenjang. Arani jadi menggeliat tubuhnya gemetar. Ia merangkul leher Jonathan dengan erat.     

"Aku belum pernah melakukannya. Aku takut...aku takut" Kata Arani sambil gemetaran.     

"Mengapa Kau takut ?" Bisik Jonathan lembut tangannya tetap mengelus punggung Arani.     

Arani memerah sambil sedikit pucat. Tubuhnya sedikit gemetar     

"Aku takut sakit...." Suara Arani terdengar begitu pelan membuat Jonathan jadi ingin tertawa terbahak-bahak. Arani adalah wanita yang paling perkasa yang pernah Ia temui. Jauh melampaui atlit binaraga wanita. Bagaimana Ia bisa ketakutan terhadap hal sekecil ini.     

"Bagaimana Kau tahu itu sakit ? Bukankah Kau belum mencobanya?" Tanya Jonathan perlahan-lahan. Tubuhnya sendiri sudah tegang tidak karuan. Bahkan secara perlahan ada yang ikut bangun dibagian bawah tubuhnya yang membuat rasa perih tiba - tiba kembali menggigitnya.     

" Di kerajaan ku banyak pengantin wanita yang pingsan di malam pertama mereka" Kata Arani. Jonathan langsung terbatuk - batuk dan tubuhnya mengkerut, karena rasa minder langsung menyergap perasaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.