CINTA SEORANG PANGERAN

Sebenarnya Siapa yang Menikah ? ( 10 )



Sebenarnya Siapa yang Menikah ? ( 10 )

0Detik demi detik berlalu, menit demi menit berjalan dan jam demi jam seakan berlari. Nizam dan Alena benar - benar lupa daratan. Yang tadinya sekali menjadi dua kali lalu tiga kali dan akhirnya kegiatan mereka benar - benar baru terhenti ketika mendengar pintu di ketuk dari luar dan suara Cynthia terdengar menyakitkan di telinga mereka.     
0

"Alena..Alena !! Bukalah!! Apakah Kau ada di dalam?" Suara Cynthia terdengar begitu penuh penekanan.     

Alena langsung meloncat, menarik tubuhnya dari pelukan Nizam. Sementara itu Nizam malah tampak santai meraih pakaiannya dan segera mengenakannya. Alena hendak berlari membuka pintu ketika kemudian tangannya ditarik Nizam. " Apa? Ada apa? Kau dengar Cynthia berteriak di luar"     

"Berteriak apa? Dia hanya berkata sedikit keras saja. Kau tidak usah khawatir. Ini di Amerika tapi tingkahmu seakan sedang ada pemberontakan di kerajaan." Kata Nizam sambil tersenyum lucu melihat wajah Alena yang pucat pasi.     

"Aku malu kalau sampai ketahuan kita bercinta " Kata Alena sambil menarik tangannya yang dipegang Nizam.     

"Kenapa Kau malu? Bukankah kita suami istri. Wajar kalau kita bercinta. Kita adalah pasangan yang halal" Kata Nizam sambil mengelus lengan Alena yang sedikit berbulu. " Iya..iya.. tapi tetep saja Aku malu. Sekarang lepaskan tanganku. "     

"Baiklah, tapi betulkan dulu pakaianmu. Kau memakai gaun terbalik " Kata Nizam sambil tertawa. Alena terkejut. Saking terburu - burunya Ia memakai pakaian terbalik. pantas saja lehernya terasa tercekik. Sambil cengengesan Alena melepas kembali pakaiannya. Melihat yang tadinya tertutup lalu terbuka lagi Nizam menyorongkan mukanya ke dada Alena. Alena mendorong kening Nizam dengan telapak tangannya. " Kau tidak ada puasnya " Kata Alena sambil kembali berpakaian lagi.     

Nizam terkehkeh, "Kau memang seperti air laut. Semakin Aku minum, Aku semakin haus " Katanya sambil mengambil kasutnya. Sepatu khas Azura.     

Alena cuma mendelik sambil menjulurkan lidahnya. "Beraninya Kamu, menjulurkan lidah pada Putra Mahkota. Sini Aku hisap lagi!" Kata Nizam sambil hendak menangkap Alena. Alena malah lari sambil mengacungkan kepalan tangannya. Dan segera membuka pintu. Pintu itu didesain seperti pintu hotel. Bisa dibuka dari dalam tetapi kalau dari luar harus menggunakan bantuan check identitas. Dan identitasnya menggunakan telapak tangan Nizam atau Alena.     

Begitu pintu dibuka tampak Chynthia berkacak pinggang cemberut. " Ini sudah jam berapa? lupa kalau kau punya bayi? Axel menangis menjerit - jerit kehausan dan Alexa merengek - rengek kecil. Ia tidak mau menghisap dotnya. Para pelayan tidak ada yang berani mengetuk pintu ini dan mereka meminta bantuanku" Cynthia mengomel - ngomel. Ia mendelik pada Nizam yang berjalan menghampirinya sambil senyum - senyum menyebalkan.     

"Maafkan kami. Kami terlalu asyik berdiskusi..." Kata Nizam sambil merangkul bahu Alena.     

"BERDISKUSI???" Cyhnthia memekik histeris. "Berdiskusi tentang apa?? Materi Ekonomi? Kepemerintahan ? Atau bagaimana melakukan kudeta kerajaan ?" Cynthia tampak semakin sewot.     

"Berdiskusi tentang bagaimana memberikan adik pada Axel dan Alexa" Kata Nizam dengan tenang sambil melangkah keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar Axel dan Alexa. Alena mengikuti langkah suaminya sambil mesem - mesem meninggalkan Cynthia yang mengumpat - ngumpat sambil menghentakkan kakinya dengan kesal.     

Para pelayan ikut berlari - lari mengikuti Alena dan Nizam sambil menundukkan kepala mereka. Mereka juga menahan senyumnya mendengar percakapan para majikannya.     

"Kalian memang keluarga kelinci yang akan memiliki anak lebih dari selusin" Cynthia mengomel - ngomel sambil berjalan menuju ke tempat pertemuan para tetua. Ia tidak mengikuti Nizam dan Alena karena Pangeran Thalal sudah menelponnya sedari tadi. Rupanya Pangeran Thalal mulai kesal dengan perbincangan para tetua kerajaan Azura. Apalagi kemudian Perdana Mentri Salman sedari tadi terus berada di sampingnya.     

Pangeran Thalal menegang ketika kemudian Ia mendengar Perdana Menteri Salman berkata," Apakah Yang Mulia Pangeran Thalal masih belum memutuskan kapan akan menikahi putri hamba? Putri Lili." Kata Perdana Menteri sambil mengambil minuman dan meneguknya. Menteri Pertahanan Al- Ghozali tampak menganggukan kepalanya. " Seharusnya Kalian sudah menikah sejak lama. Putri Lili kasihan menunggu kalau terlalu lama menunggu. Wanita itukan berbeda dengan laki - laki. Jangankan Putri Lili yang belum dinikahi secara adat dan agama.     

Hamba saja menunggu Yang Mulia Pangeran Putra Mahkota untuk segera menikahi Putri Alicia terkadang menjadi tidak sabar" kata Al - Ghozali. Pengeran Thalal sedikit pucat mendengar pembicaraan dua orang yang sangat penting itu. Masih untung tidak ada Sultan Mahmud. Kalau seandainya dia ada maka semakin matilah Ia dibully oleh mereka. Dari tadi Pangeran Thalal terus di tanyai mereka tentang perlakuannya dengan kakakknya tentang cara memperlakukan para wanita yang menurut mereka sangat bertentangan dengan adat kerajaan.     

Pangeran Thalal serba salah menjawabnya. Ia tidak bisa bersilat lidah seperti istri dan kakaknya. Bahkan sekarang kemampuannya dalam bersilat lidah mungkin sudah dilampaui oleh Alena yang cepat belajar. Pangeran Thalal sudah berusaha menghubungi Nizam agar segera mendatanginya. Tetapi tidak ada balasan yang Ia terima.     

Handphone Nizam seakan mati total. Di chat tidak dibalas dan di calling tidak ada jawaban. Nizam memang sengaja mematikan handphone-nya agar Ia leluasa bersama Alena. Akhirnya karena putus asa Ia menghubungi Cynthia. Pangeran Thalal baru hendak berkata ketika dilihatnya Cynthia datang menghampirinya.     

"Assalamualaikum.." Cynthia membungkuk sambil mengucapkan salam. Perdana Mentri Salman dan Al - Ghozali Segera berdiri dan membungkuk ke arah Cynthia. Walaupun mereka terlihat sangat tidak menyukai Cynthia tetapi mereka tidak mungkin bertindak tidak sopan terhadap Cynthia. Karena walau bagaimanapun sekarang Cynthia termasuk keluarga utama kerajaan Azura karena Ia adalah istrinya Pangeran Thalal.     

Cynthia menatap wajah manis suaminya yang terlihat sangat tidak nyaman. Cynthia sudah bisa menebaknya. Pasti mereka sudah berkata - kata yang membuat suaminya jadi salah tingkah. Dengan wajah yang sangat tenang Cynthia lalu mengucapkan kata - kata yang langsung membuat mereka terdiam.     

" Saya, atas nama Yang Mulia Putra Mahkota Pangeran Nizam hendak memohon maaf seandainya ada sambutan atau perjamuan kami yang kurang berkenan di hati para Tetua. Harap dimaklumi saja Kami mempersiapkan semuanya sendiri dan tanpa bantuan dari para Tetua semuanya sehingga sangat jelas kalau hasilnya sangat jauh seperti yang diharapkan.     

Dan Yang Mulia Pangeran Thalal sebagai perwakilan dari Yang Mulia Pangeran Nizam tentu saja tidak akan bisa memiliki kapasitas seperti Yang Mulia kerena sebagai adik Yang Mulia Pangeran Thalal tidak bisa melampui wewenang Kakaknya. Untuk Itu kami meminta maaf jika ada perbincangan yang kurang berkenan juga." Kata Cynthia dengan hati - hati.     

Walaupun Cynthia mengucapkannya dengan lemah lembut tetapi mampu membuat wajah para tetua langsung merah padam. Karena memang dari tadi mereka terus menekan Pangeran Thalal tentang situasi kerajaan Azura yang semakin tidak kondusif akibat banyaknya kejadian yang diluar persetujuan para dewan kerajaan dan berimbas kepada keresahan masyarakat.     

"Memang benar Tuan Putri. Kami hanya menanyakan beberapa hal kepada Yang Mulia Pangeran Thalal dan sedikit menceritakan tentang situasi kerajaan yang akhir - akhir ini sedang berjalan tidak baik. Banyak penurunan daya beli masyarakat akibat inflansi kerajaan yang semakin tinggi. Inflansi ini disebabkan karena adanya kekacauan politik dan perekonomian yang tidak menentu." Perdana Menteri sengaja berkata hal yang memojokkan kondisi kerajaan Azura.     

Nada bicara Perdana Menteri Salman sangat sombong dan melecehkan kemampuan Cynthia. Pangeran Thalal saja sedari tadi terpojok oleh perkataan mereka apalagi Cynthia yang hanya seorang wanita. Mereka lupa kalau Cynthia bukan putri dari kerajaan Azura yang tahunya hanya bersolek dan mempelajari cara memikat hati para pengeran.     

Cynthia adalah wanita cerdas dan mematikan dalam berkata - kata dan berstrategi. Belum apa - apa Cynthia sangat paham bahwa mereka sedang menyalahkan Nizam atas beberapa tindakannya yang menurut mereka sudah diluar batas sehingga menimbulkan keresahan kerajaan. Cynthia malah mengangkat ujung bibirnya seperti mencibir sebelum kemudian Ia berkata lagi.     

"Ada beberapa penyebab terjadinya inflansi dari suatu negara selain yang disebutkan oleh Paman Perdana Mentri Salman. Yaitu karena terjadinya pemborosan dari pembelanjaan pemerintah, karena meningkatnya biaya produksi atau karena terlalu banyaknya uang yang beredar di masyarakat."     

Perdana Mentri Salman dan Al- Ghozali membelalakan mata mereka dan mereka tambah terbelalak ketika Cynthia melanjutkan kata - katanya.     

" Semoga Para Tetua tidak menyalahkan Yang Mulia Pangeran Nizam atas terjadinya Inflansi ini karena semua penyebab itu tentu saja tidak ada kaitannya dengan Yang Mulia Nizam yang banyak menghabiskan waktunya di luar negeri"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.