CINTA SEORANG PANGERAN

Hadiah dari Pangeran Thalal untuk si Kembar ( 7 )



Hadiah dari Pangeran Thalal untuk si Kembar ( 7 )

0" Lila apakah Kau masih mual - mual?" Tanya Alena kepada Lila yang asyik mengoceh pada Alexa.     
0

"Iya.. kepala rasanya pusing dan kleyengan. Apalagi kalau pagi hari" Kata Lila.     

"Itu namanya Morning sick. Biasa dialami ibu hamil. Minum air jahe dan makan dalam porsi kecil" Kata Alena memberikan saran.     

"Iya terima kasih Yang Mulia" Kata Lila.     

"Ngomong - ngomong terima kasih atas hadiah pakaian hasil rajutannya. Aku sangat menyukainya. Kau sangat pandai merajut" Kata Alena     

"Iya..Saya harap Yang Mulia menyukainya. Tadinya Edward bersikeras mau memberikan gelang emas bermatakan berlian tetapi Saya menolaknya. Saya bilang pada Edward kalau Pangeran dan Putri pasti sudah memiliki banyak hadiah seperti itu makanya saya berupaya memberikan hadiah hasil pekerjaan Saya sendiri. Dan kebetulan Saya suka merajut karena ibu saya terbiasa merajut dan menjual hasil rajutan untuk membiayai kehidupan kami sehari - hari. untuk merajutnya sendiri sehingga hadiahnya menjadi berkesan" Kata Lila.     

"Kau memang selalu cerdas. Semoga kecerdasan mu menurun pada anakmu" Kata Alena sambil mengusap perut Lila yang masih belum terlihat hamil.     

Tiba - tiba Alena teringat sesuatu. Ia belum melihat hadiah yang diberikan Pangeran Thalal untuk kedua anaknya. Ia segera berteriak kepada adik iparnya, " Pangeran Thalal adikku, Bukankah kemarin kau menjanjikan akan memberikan anak - anakku hadiah. Aku jadi penasaran hadiahnya apa ? " Kata Alena sambil menatap Pangeran Thalal yang sedang memangku Axel.      

"Apakah Kakak Putri sudah tidak sabar untuk melihat hadiahnya ? " Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum. Cynthia yang ada disampingnya melirik suaminya dan berkata, " Yang Mulia juga tidak pernah mengatakan hadiah apa yang akan diberikan Yang Mulia untuk Axel dan Alexa. Aku juga tidak melihatnya di kamar ? " Cynthia mengerutkan keningnya.     

" Besok kita akan pergi Ke Korea, jadi hadiahnya akan kuberikan sekarang..." Kata Pangeran Thalal dengan wajah berseri - seri.     

"Ayo ambil hadiahnya.. Ayo..ayo..." Kata Alena sambil melonjak - lonjak bahagia seperti anak kecil. Nizam mengerutkan bibirnya. Kenapa Alena tampak begitu bahagia mendengar hadiah dari Thalal sedangkan melihat hadiah yang Ia berikan sepertinya tidak terlihat sebahagia itu.     

"Alena.. mengapa Kau begitu senang mendengar hadiah yang akan diberikan Thalal, Bukankah hadiahnya tidak akan lebih  baik dari hadiahku?" Nizam tampak cemburu melihat binar di mata istrinya.     

"Kenapa ? Apa Kau cemburu juga pada adikmu sendiri ?" Alena jadi kesal karena sikap posesif suaminya itu.     

Nizam berbisik , " Cemburu itu tanda cinta.."     

"Tapi kalau terlalu cemburuan nanti Aku jadi tersiksa" Alena Merengut     

"Jadi selama ini Kau tersiksa ? " Tanya Nizam sambil mengerutkan keningnya     

"Bagaimana Alena tidak tersiksa, Kau ini seperti merantai kakinya lalu menggantunginya dengan bola besi sehingga istrimu tidak bisa kemana - mana. " Edward berkata memperburuk suasana. Nizam langsung menatap Edward dengan murka.     

"Apa maksudmu berkata seperti itu. Aku sama sekali tidak pernah mengekang Alena " Kata Nizam mencak - mencak.     

"Lalu kapan terakhir kali dia pergi sendirian ? Atau melakukan hal yang dia sukai ? Atau kapan dia pergi berjalan - jalan tanpa kau disampingnya ?"     

Nizam terdiam apa yang dikatakan Edward memang benar. Sejak menikah dengannya tidak sekalipun Alena pergi sendiri. Ia selalu ada disampingnya. Tapi bukan Nizam kalau tidak bisa menjawab. Ia merangkul bahu Alena yang sedang berpikir keras mencerna kata - kata Edward. Benarkah Nizam sudah mengekangnya seperti kata - kata Edward.     

"Aku tidak pernah mengekangmu Sayang, Aku selalu mendampingimu karena Aku khawatir dengan keselamatanmu. Lagipula Aku suka tidak tahan kalau berjauhan denganmu " Kata Nizam sambil sedikit merayu.     

"Iya..ya..ya..Aku percaya. Sekarang sudah tidak usah berdebat lagi. Aku sudah tidak tahan ingin melihat hadiah dari Pangeran Thalal." Kata Alena sambil mendekati Pangeran Thalal.     

"Iya Kakak Putri, Ayo kita lihat hadiahnya bersama - sama " Kata Pengeran Thalal sambil pergi berjalan keluar ruangan.      

"Lho memangnya mau kemana ?" Alena bertanya sambil mengikuti Pangeran Thalal.     

"Ada di kebun belakang hadiahnya " Kata Pangeran Thalal membuat semua orang saling berpandangan mata dengan heran. Kecuali Nizam dan Arani. Mereka sudah bisa menebak hadiahnya apa.     

" Apakah Kami menunggu atau harus ikut juga ?" tanya Edward ikut penasaran.     

"Silahkan kalau semua mau ikut, Kita sekalian akan keliling melihat sekitar rumah Kakak Putri Alena bagian luar." Kata Pangeran Thalal sambil tetap berjalan.     

"Aku mau ikut " Kata Lila sambil mengikuti Pangeran Thalal sambil tetap menggendong Alexa, Dia tidak mau melepaskan sedikitpun Alexa dalam gendongannya. Dan Alexa sendiri tampak anteng. Sedangkan Axel sudah mulai bosan di gendong Cynthia. Tubuhnya bergerak - gerak dan mulai merengek - rengek. Sehingga Nizam segera mengambil alih Axel dan memangkunya sambil berjalan mengikuti Alena. Begitu di gendong Ayahnya Axel langsung terdiam senang. Di tatapnya wajah Ayahnya yang tampan itu dengan mata bulatnya. Nizam mecium mulut mungil dan harum itu.     

Mereka berjalan ke luar melalui pintu samping, begitu keluar maka tampak pemandangan taman bunga yang berwarna - warni. Bunga - bunga bersusun berdasarkan jenis dan warnanya. Beberapa bunga dari berbagai manca negara sepertinya ada. Di sepanjang danau pohon - pohon sakura berderet rapi. Ada bunga tulip beraneka warna yang berbaris sesuai warna. sebaris warna merah, ungu, kuning berpadu dengan indah. Hamparan bunga lilac berwarna oranye membuat mata terkagum - kagum. Alena yang belum sempat berjalan - jalan sampai ternganga heran. Mengapa taman ini begitu indah.      

" Nizam siapa yang merancang ini semua ? Apakah Kau ? Mengapa Kau begitu berlebih - lebihan membangun rumah ini ?" Tanya Alena.     

"Karena Aku mencintaimu Alena, Anggap saja ini adalah Taj Mahal dan Kau adalah Ratu Mumtaz Mahal *) sedangkan Aku adalah kaisar Shah Jahan " Kata Nizam sambil tersenyum senang. Hilang sudah kecemburuannya karena Alena tampak senang ketika akan mendapatkan hadiah dari Pangeran Thalal.     

" Kakak Nizam merancangnya dengan dibantu oleh lima orang arsitek ternama di Amerika. Waktu pembangunan seumur dengan Kandungan Kakak Putri karena memang dipersiapkan untuk hadiah kelahiran anak Kakak " Kata Pangeran Thalal membuat semua yang mendengar terkagum - kagum. Edward dan Jonathan refleks mengusap tekuk  mereka masing - masing. Sungguh cinta mereka tidak akan sebanding dengan cinta Nizam kepada Alena. Rumah ini dan desainnya sangat menunjukkan cinta Nizam kepada Alena.     

Alena tiba - tiba berbalik dan merangkul Nizam lalu tanpa bisa dikontrol lagi Ia membenamkan bibirnya ke bibir suaminya lalu menciumnya dengan penuh semangat. Nizam sedikit kaget pada mulanya tetapi kemudian Ia langsung lupa daratan. Bahkan Posisi Nizam masih memegang Axel. Tapi Nizam melindungi anaknya agar tubuh Alena tidak menghimpit Axel.     

***      

*) Ratu Mumtaz Mahal adalah istri dari Shah Jahan Kaisar Mughal India. Meninggal ketika melahirkan anaknya. Dan untuk menunjukkan rasa cintanya maka Kaisah Shah Jahan membangunkan Taj Mahal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.