CINTA SEORANG PANGERAN

Melarikan Diri



Melarikan Diri

0Mobil Silver itu melaju mengikuti mobil yang ditumpangi Pangeran Thalal dan rombongannya ketika mobil Pangeran Thalal sudah mengitari bundaran sebanyak dua kali maka mereka baru sadar kalau Cynthia sedang menjebak mereka.     
0

"Sialan, Kita terjebak. Rombongan itu dengan sengaja berputar - putar di sini untuk menjebak kita. Bagaimana Chung Hee? Apa yang harus kita lakukan? Kalau kita terus pergi kelihatan sekali kita bego "     

"Aku tidak mengira Kita akan ketahuan dengan cepat, siapa sebenarnya mereka. Mengapa mereka seperti bukan orang sembarangan " Chung Hee menjawab sambil tetap kebingungan apakah mereka akan terus berputar - putar mengikuti mereka ataukah berjalan keluar dari bundaran lalu menepi dulu untuk kemudian pergi lagi mengikuti mereka atau mereka segera pergi.     

"Apakah orang yang menyewa kita tidak mengatakan siapa mereka?" Katan Dong Min dengan serius     

"Mereka pangeran dan istrinya dari Kerajaan Azura " Tiba -tiba orang yang dibelakang mereka yang bernama Joo Chan berkata     

"Dasar idiot ! Kalau itu Aku juga tahu. Bagaimana mungkin orang tang begitu dijaga dengan ketat, kita tidak tahu siapa dia. Coba lihat bahkan ada spanduk selamat datang Prince and Princess Azura. Kau pikir Aku orang buta?"  Chung Hee berkata dengan kesal. Biji matanya hampir meloncat keluar. Joo Chan terdiam sambil cengengesan. Chung Hee adalah pemimpin mereka dan dikenal sangat sadis dan kejam. Di wajahnya terdapat bekas luka yang tidak pernah Ia ingin oprasi walaupun klinik kecantikan oprasi plastik berada hampir di setiap sudut di negeri ginseng ini.     

"Maksudku adalah siapa mereka dalam arti mereka pandai membaca taktik dan strategi." Kata Chung Hee.     

"Mereka adalah pangeran suatu kerajaan. Seperti di negara kita zaman dulu waktu masih dalam sistem kerajaan. Para pangeran pasti pandai berstrategi dan belajar tentang ilmu bela diri" Kata Jae Hwa berkata sambil menatap mobil Cynthia.     

"Yang pintar pasti pangerannya. Bukankah istrinya hanyalah seorang wanita Amerika yang menikah dengan pangeran Azura "     

"Aku setuju sekali, Aku baca di internet bahkan yang wanitanya adalah mahasiswa ekonomi"      

Mereka terus berbincang - bincang membuat Dong Min orang yang bertugas sebagai sopir berteriak.     

"Aigoo !! *) Apa yang kalian perbincangkan? Mengapa seakan - akan kalian sedang berbincang di kafe kopi? Aku sudah ikut mengitari sebanyak tiga keliling. Mereka sudah pasti tahu kita mengikuti mereka. Aku akan keluar dari bundaran ini. Aku tidak mau terlihat bego" Kata Dong Min sambil kemudian mengeluarkan mobil dari jalur bundaran dan melaju pergi meninggalkan mobil Cynthia. Mereka pergi melarikan diri karena tidak mau mengambil resiko ketahuan.     

Andhara bersorak senang sehingga Pangeran Thalal terkejut dan membuka matanya, " Ada apa? Apa kita sudah berada di Haneul Park ?" Kata Pangeran Thalal sambil menggosok - gosok matanya.     

Cynthia memeluk suaminya dengan senang, " Kita baru saja mengusir orang yang mengikuti mobil kita" Kata Cynthia berkata. Pangeran Thalal langsung terbelalak dan rasa kantuknya langsung hilang     

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Ada mobil yang mengikuti kita? Tapi siapa? Bagaimana? Mengapa Kau tidak mengatakannya?" Pangeran Thalal bertanya dengan bertubi - tubi.     

"Bagaimana mengatakannya ? Bukankah Yang Mulia sedang tertidur ?" Kata Cynthia sambil mendelik.     

"Iqbal ?? Apa yang terjadi ?" Pangeran Thalal berkata dengan serius kepada pengawalnya. Iqbal lalu bercerita kepada Pangeran Thalal secara terperinci. Selesai Iqbal bercerita maka Pangeran Thalal langsung berkata, " Putar arah mobil ini. Kita akan pergi sekarang juga ke Pulau Jeju. Dan tingkatkan kewaspadaan. Aku masih harus berpikir siapa mereka "     

"Kelihatannya mereka orang Korea " Kata Cynthia sambil mencari - cari mobil yang berwarna silver itu tetapi mobil itu memang sudah pergi ke hotel tempat Pangeran Abbash berada. Mereka tidak mau mengambil resiko Pangeran Thalal menangkap mereka dan menyerahkan ke polisi.     

Pangeran Thalal langsung menjadi resah. Ia mendekap erat istrinya seakan takut kehilangannya. Cynthia memekik dan meronta, " Yang Mulia mendekapku sangat erat sehingga Aku menjadi sesak dan kesakitan " Kata Cynthia sambil melepaskan diri dari pelukan suaminya.     

"Aku takut kehilanganmu. Kau tidak boleh jauh - jauh dariku. Dan menurutlah kepadaku. Kau mengerti atau tidak ?" Kata Pangeran Thalal dengan sangat tegas dan mengintimidasi. Cynthia langsung mengangguk dengan cepat.     

"Tentu saja Yang Mulia. Aku sangat memahami posisiku. Aku tidak akan berani jauh - jauh darimu "     

"kau gadis pintar. Mari sini Aku peluk untuk menenangkanmu " Kata Pangeran Thalal sambil menarik tubuh Cynthia ke dalam pelukannya. Tangannya yang lembut itu menekankan kepala Cynthia ke atas dadanya. Dengan segera Cynthia dapat merasakan jantung suaminya yang berbedebar dengan sangat kencang.     

"Yang Mulia, kelihatannya bukan Aku yang perlu ditenangkan, tetapi Yang Mulia sendiri yang membutuhkan ketenangan. Dada Yang Mulia berdetak dengan sangat keras sampai Aku dapat mendengarnya" Kata Cynthia sambil tersenyum. Pangeran Thalal jadi sedikit malu.     

"Kau ini. bisa tidak mulutmu itu sedikit dikendalikan" Kata Pangeran Thalal sambil melihat ke arah Andhara dan Iqbal yang mulai tersenyum melihat Pangeran Thalal ketahuan sedang berdebar - debar ketakutan. Tetapi kemudian Pangeran Thalal berkata lagi.     

"Iya, Aku memang sedikit ketakutan. Aku hanya berharap bahwa mereka tidak sengaja mengikuti kita atau mereka tersesat dan mengikuti kita karena ingin mencari jalan keluar." Kata Pangeran Thalal mencoba menganalisa dengan sejuta harapan.     

Bagi Cynthia analisa suaminya terdengar konyol karena bagaimana mungkin penduduk asli mengikuti mobil mereka yang jelas - jelas berisi orang asing untuk menunjukkan jalan. Tetapi tidak ingin membuat hati suaminya semakin cemas, Cynthia lalu berkata dengan  lembut. " Yang Mulia benar, semoga mereka tidak sengaja mengikuti kita"     

Pangeran Thalal mengelus kepala Cynthia dan mengecupnya dengan lembut. " Terima kasih untuk menenangkan hatiku dan tidak mentertawakan kekonyolan teoriku" Kata Pangeran Thalal sambil tertawa kecil.     

"Kalau Yang Mulia sudah tahu teori Yang Mulia konyol, mengapa pula Yang Mulia mengatakannya?" Kata Cynthia sambil ikut tertawa.     

"Aku tidak memiliki kata - kata lagi untuk meredam ketakutan dan kegugupanku. Cynthia Aku mungkin tidak setangguh kakakku. Tetapi Aku bersumpah demi Alloh, Aku akan menjagamu sebisa dan semampuku. Sepanjang nyawaku ada, Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku"     

Cynthia membenamkan wajahnya ke dada suaminya. Air matanya meleleh mendengar perkataan suaminya. "Yang Mulia Aku sangat terharu mendengar kata - katamu"     

"Kau adalah hidup dan matiku. Kau adalah nyawaku, Kau adalah jiwaku. Bagaimana mungkin Aku akan membiarkanmu celaka. Percayalah kepadaku "     

"Aku percaya Yang Mulia. Bagiku mati dengan luapan cinta darimu sudah membuatku akan menutup mata dengan bahagia..mmmff " Cynthia tidak dapat melanjutkan kata - katanya karena Pangeran Thalal mencium bibirnya dengan lembut. Dada mereka yang berdebar dengan kencang karena ketakutan sekarang tampak mulai sedikit tenang. Tangan Cynthia memeluk leher suaminya dan membalas ciuman Pangeran Thalal dengan penuh cinta.     

"Jangan mengatakan hal yang menakutkan. Semoga Alloh selalu melindungimu, melindungi anak kita" Pangeran Thalal berkata setelah mereka saling melepaskan ciuman mesranya.      

Andhara dan Iqbal hanya berani menatap jalan yang di depan, mereka sama sekali tidak ingin tahu ciuman Pangeran Thalal dan Cynthia yang membuat jantung mereka yang kini berdebar kencang.     

Aigoo = Astaga/oh tidak, dalam bahasa Korea     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.