CINTA SEORANG PANGERAN

Pangeran Abbash yang Sangat Kejam



Pangeran Abbash yang Sangat Kejam

0Chung Hee mencoba menelpon Pangeran Abbash, tetapi suara telepon itu tidak menunjukkan ada yang mengangkatnya. Chung Hee lalu menatap teman - temannya.     
0

" Tidak ada jawaban. Bagaimana Kalau kita makan dulu. Perutku sudah sangat lapar " Kata Chung hee. Dong min langsung berkata dengan semangat, " Aku setuju denganmu. Kita makan lagi sebelum menemui orang itu. Siapa namanya ? " Kata Dong Min     

"Kau bahkan tidak tahu siapa orang yang telah membayar kita dengan harga yang sangat mahal. Tapi orang itu Abbash, Pangeran Abbash. Ia Pangeran juga tetapi dari kerajaan yang berbeda walaupun ada dalam perlindungan Azura" Kata Chung Hee.     

"Wow.. hebat. Dari mana Kau tahu " Kata Joo Chan dengan mata penuh kekaguman.     

" Dari Internet bego. OMO... *) Mengapa kalian yang begitu bodoh bisa menjadi anggota gengster? Dan mengapa Kau harus jadi timku?" Chung Hee tampak menyesali kebodohan para anggota timnya.     

"Gomawo **), Kamu sudah memberitahukannya kepadaku. Sungguh Aku merasa kagum " Kata Dong Min sambil memegang bahu Chung Hee dan perkataannya terdengar sangat bersungguh tapi malah membuat Chung Hee makin meradang karena Ia merasa teman - temannya terlihat seperti mengejeknya.     

" Sikkeuro !! Jaem - i eobseo. ***) Kalian mengolok - olok diriku " Chung Hee mulai murka.     

"Mwo?? Mworago ??****) Mengapa Kau begitu pemarah. Bukankah kita biasa menangani suatu kasus seperti ini. Dan kita sudah beberapa kali berhasil  membunuh orang sesuai dengan pekerjaan kita. Tetapi mengapa kali ini kau terlihat sedikit tegang dan pemarah ?" Kata Dong Min sambil melihat tingkah laku temannya itu.     

"Kalian tidak tahu karena Aku yang bertransaksi dengan orang itu. Orang itu bertubuh tinggi dan sangat amat tampan. Aku sampai gila melihat ketampanannya. Artis kita saja belum pernah Aku lihat setampan orang itu. Kulitnya sangat putih seputih salju. Rambutnya hitam sehitam arang dan bibirnya semerah darah," Mata Chung Hee menerawang mengingat - ngingat wajah Pangeran Abbash.     

"Sebentar .. sebentar..Mengapa Kau seperti sedang bercerita tentang putri salju dengan tujuh kurcaci dan bukannya bercerita tentang pangeran Abbash"     

" Dia memang lebih mirip dengan seorang putri daripada Pangeran. Apalagi rambutnya sedikit gondrong. Kalau dia tersenyum dia memiliki lesung pipit yang menggemaskan. Dia membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia telah merubahku menjadi gay dalam pandangan pertama."     

"Aigo...Kau menjijikan. Kau membuatku mual dan ingin muntah. Bagaimana bisa kau jatuh cinta pada laki - laki walaupun dia sangat tampan. Apa dia banci? Seorang waria ? Apa dia gay juga?" Tanya Jae Hwa jadi penasaran dengan sosok pangeran Abbash.     

"Ani ( tidak ).. Dia adalah laki - laki sejati. Suaranya terdengar sangat laki - laki. Bahkan dia memiliki banyak wanita di tempatnya. Dia berciuman di depanku tanpa malu - malu. Dia sangat menawan dan membuat para wanita itu tampak mabuk kepayang. Tetapi walaupun dia sangat tampan tetapi matanya sangat menakutkan dan ada sisi gelap yang membuat bulu kudukku merinding ketika melihat sorot matanya. Ia seperti memiliki aura yang sangat jahat." Kata Chung Hee berkata dengan bersungguh - sungguh.     

Tetapi perkataan Chung Hee malah membuat ketiga temannya tertawa terbahak - bahak.     

"Geuraeyo ?? ( Begitukah ?) Mengapa Kau bilang dia orang yang memiliki Aura jahat ? Lalu kita ini apa? Para malaikat yang baik hati ?" Kata Joo Chan sambil tertawa terpingkal - pingkal. Tetapi tidak dengan Dong Min. Ia tahu betul dengan temannya Chung Hee. Temannya itu adalah tipe penjahat kelas kakap, pembunuh bayaran profesional yang sudah  membunuh banyak orang dengan alibi yang sangat bersih. Dia sangat sempurna didalam menghabisi para korbannya. Para Korbannya selalu meninggal dalam keadaan kecelakaan atau terkena serangan mendadak sehingga Chung Hee dan teman - temannya selalu lolos dari kepolisian Korea.     

"Apakah kau sebenarnya mencintainya atau menakutinya?" Kata Dong Min sambil melirik serius kepada sahabatnya itu.     

"Aku sangat menakutinya. Aku masih waras untuk tidak mencintai laki - laki setampan apapun dia. Dia terlihat sangat berbeda dengan orang - orang yang pernah meminta jasaku untuk melenyapkan orang - orang yang tidak dikehendaki. Sorot matanya membuatku sangat ketakutan hingga gemetar. Aku sebenarnya ingin menggagalkan kontrak yang sudah disepakati tetapi Aku melihat bayarannya yang bisa membuat kita pensiun bulan depan saking banyaknya"     

"Aku tidak pernah melihat kau begitu ketakutan. Aku menjadi penasaran seperti apa dia ? " Kata Dong Min. Baru saja Dong Min selesai berkata tiba - tiba telepon Chung Hee berdering.     

Chung Hee menatap nama dan nomor yang tertera dilayarnya dan Ia berkata "Itu dari dia. Kita jangan makan dulu, Ayo kita langsung meluncur ke hotel tempat dia"     

"Ada apa Kau menelponku? Kau jangan berkata bahwa Kau sudah berhasil membunuhnya? Karena Aku belum melihat berita tentang apapun yang ada sangkut pautnya dengan pangeran itu?" Suara yang didengar oleh telinga Chung Hee seperti dinginnya salju yang turun di musim dingin.     

"Tidak Yang Mulia. Saya hendak melaporkan kalau kami tadi ketahuan yang sudah mengikuti kendaraannya..." Sampai disini Chung Hee terdiam karena Ia mendengar ada jeritan wanita yang terdengar sangat memekakkan telinganya. Hati Chung Hee langsung bergetar.     

Pangeran Abbash sedang bercinta sambil memangku wanitanya. Ia langsung tercekat mendengar berita yang didengarnya. Nafsu bercintanya langsung hilang sehingga Ia langsung merenggut wanita yang sedang Ia pangku lalu menendangnya sampai tubuh wanita itu terpental dan menabrak meja di depanya hingga berantakan. Para Pelayan dan pengawal langsung terkejut. Pangeran Abbash menatap para pengawal dan pelayan itu dengan buas. " Singkirkan wanita itu!!" Katanya sambil mengambil jubahnya dan menutupi alat vitalnya dengan jubah itu.     

Tangan Chung Hee gemetar memindahkan handphonenya dari tangan kiri ke tangan kanan sambil menelan ludahnya yang terasa kering. Ia tidak dapat melihat apa yang terjadi di tempat Pangeran Abbash tetapi mendengar jeritan wanita itu. Pasti wanita itu sangat kesakitan dan Ia juga tidak tahu diapakan wanita itu oleh Pangeran Abbash.     

"Katakan sekali lagi ! Aku masih kurang jelas mendengarnya " Kata Pangeran Abbash sambil menegakkan tubuhnya.     

"Kami tadi mengikuti mobil mereka tetapi entah mengapa mereka berhasil mengecoh dan menjebak kami sehingga kami ketahuan mengikutinya. Jadi kami memutuskan untuk melarikan diri daripada ketahuan "     

Pangeran Abbash wajahnya menjadi kelam walaupun tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun. Ia lalu berkata sambil menahan amarahnya.     

"Aku ada di jalan Songidan-gil A21. Datanglah dan kita akan berbicara tentang strategi selanjutnya ' Kata Pangeran Abbash sambil kemudian mengambil rokoknya dan mulai mengepulkan asap. Ia juga memerintahkan pelayan untuk memakaikan pakaian kepadanya. Pangeran Abbash kemudian membiarkan salah seorang pelayan memijat kepalanya yang mendadak terasa pusing. Rupanya gairahnya belum terlampiaskan. Ia segera menarik seorang pelayan dan mentuntaskan hasratnya yang tertunda.     

***     

*) Omo = Astaga     

**) Gomawo = terima kasih ( Bahasa Informal )     

***) Sikkeuro !! Jaem - i eobseov = Berisik !! tidak lucu     

****) Mwo?? Mworago ?? = Apa ? Kamu bicara apa?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.