CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers ( 2 )



Konferensi Pers ( 2 )

0Pangeran Thalal menatap Nizam dengan pandangan tidak mengerti. Apa yang sebenarnya terjadi tetapi Nizam malah tetap menyantap makananannya dengan tenang.     
0

"Kakak..ada apakah gerangan? Mengapa kau terlihat sangat tenang. Apakah ada hal penting ? Mata-mata, siapa? Adiknya Pangeran Barikah? Pangeran Abbash ?" Pangeran Thalal bertanya bertubi-tubi. Cynthia memegang lengan suaminya. Lalu Ia menatap ke wajah temannya itu.     

"Nizam!! Apa yang terjadi? Kau jangan membuat Aku kehilangan selera makan. Ingat Aku lagi mengandung keponakanmu" Kata Cynthia dengan pedas.     

"Buka handphone kalian, baca berita di Arhalia ( Nama platform berita gosip terkenal di Azura )." Kata Nizam sambil menyeruput kopi rempahnya. Pangeran Thalal langsung mengambil handphonenya dengan tidak sabar Ia segera membukanya.     

" Mengapa situs berita gosip? Mengapa bukan Platform Abrar ( Nama platform berita resmi kerajaan Azura ) Apakah Kakak sudah baca?" Kata Pangeran Thalal.     

Nizam menggelengkan kepalanya dengan malas, " Platform Abrar tidak akan beran membicarakan skandal keluarga kerajaan? Apa ingin kantornya ditutup? Kau yang baca lalu ceritakan kepadaku" Kata Nizam sambil duduk dengan santai.     

Pangeran Thalal sedikit gemetar membuka handphone androidnya, ketika Ia membaca judulnya saja bulu romanya langsung berdiri. " Apakah Seorang Calon Ratu Azura memiliki skandal?" Pangeran Thalal bergetar membaca judulnya.     

"Mmmmm....." Kata Nizam.     

"Mereka bahkan melampirkan foto-fotonya" Kata Pangeran Thalal lagi     

"......" Nizam terdiam dalam hening.     

Pangeran Thalal menslide layar handphonenya mengggunakan telunjuknya. Maka muncullah foto-foto Alena yang perutnya sedang besar bersama bersama seorang pria berambut bule. "Ba..ba..bagaimana bisa Kakak Alena, berpelukan dengan pria bule. Foto apa ini? Ini?? Ada adegan tangan pria itu menyentuh pipi...."     

"Brak!!" Tangan Nizam menggebrak meja tempat makanan tersaji membuat piring-piring makanan berhamburan ke atas. Cynthia memekik kaget, Ia langsung memeluk suaminya. Handphone Pangeran Thalal langsung meluncur jatuh dari tangannya ke lantai menambah gaduh suasana.     

"Apa perlu kau jelaskan sedetil itu? Laki-laki itu yang menggunakan trik kotor pada istriku." Kata Nizam dengan geram. Ia sangat kesal mendengar Thalal mengatakan bahwa pria itu menjamah tubuh istrinya. Itu yang menjadi penyebabnya Ia tidak mau membuka internet sedari tadi.     

"Ta..tapi apa tujuannya? Apa dia ingin membuat kakak cemburu??" Kata Pangeran Thalal.     

"Membuat Aku cemburu?? Dia bukanlah orang yang bodoh. Dia juga tahu, Aku juga tidak sebodoh itu. Sampai kapanpun Aku tidak akan pernah meragukan istriku. Dia hanya ingin membuat instabilitas ( keadaan tidak stabil ) di Azura " Kata Nizam dengan muka merah padam.     

"Siapa Dia itu Kakak? , Dia yang tidak bodoh dan tidak akan membuat Kakak bodoh?" Tanya Pangeran Thalal lagi dengan penuh kebingungan.     

"Yang tidak bodoh itu Onta, Thalal!!! " Kata Nizam dengan kesal. Adiknya ini punya istri secerdas Cynthia tapi lama-lama otaknya udah mirip istrinya Alena.     

"Kakak!! Tolong jelaskan, Aku jadi kebingungan." Wajah Pangeran tampan itu tampak memelas.     

Nizam menghela nafasnya, " Maafkan Aku Thalal, Aku lagi emosi. Musuh kita yang sebenarnya adalah Pangeran Bari dan kaki tangannya. Adiknya Pangeran Abbash. Pangeran Bari akan menjadi sulit kita sentuh. Ia tidak pernah menggunakan tangannya sendiri. Bahkan kalaupun kita bisa menangkap Pangeran Abbash, kita tetap tidak akan bisa menyentuhnya"     

"Tapi bagaimana bisa, Kakak? " Pangeran Thalal begitu kaget.     

"Pangeran Abbash terkenal dengan kepandaiannya menyamar sehingga Dia tidak akan pernah meninggalkan barang bukti. Kita tidak akan pernah tahu ada dimana Ia sekarang. Mungkin saja Ia sekarang sedang ada di sekeliling kita" Nizam mengurut keningnya sendiri.     

Nizam lalu bangun dari duduknya, " Arani, ayo kita bicara di dalam. Dan Kau Thalal, fokus saja menjaga kandungan istrimu. Aku tidak ingin Cynthia yang sedang hamil juga memberikan celah kepada dia untuk menekanku. Pangeran itu ingin menekan kedudukanku hanya untuk membuat adiknya diperhatikan olehku" Kata Nizam dengan kesal. Ia melangkah pergi masuk ke ruangan tempat Alena tidur meninggalkan makanan, piring dan gelas yang berserakan di tengah meja yang terbelah.     

"Yang Mulia Pangeran Thalal, Kakakmu itu benar-benar sangat menakutkan. Seumur hidupku Aku belum pernah melihat orang segalak Kakakmu. Kadang-kadang kalau tidak ingat Sahabatku yang terjebak ditangan Kakakmu, Aku ingin tinggal di Amerika saja. Aku tidak mau pulang ke Azura." Kata Cynthia dengan mata berkaca-kaca. Pangeran Thalal memeluk Cynthia. "Aku hanyalah hamba dari Kakakku. Aku tidak berdaya. Maafkan Aku Cynthia"     

Cynthia memeluk suaminya dengan iba, "Tidak apa-apa, suamiku. Aku yang salah telah berkeluh kesah. Kakakmu itu sebenarnya orang baik cuma kadang dia pemarah. Aku takut kalau dia sudah marah-marah."     

"Dia sekarang sudah jauh berubah. Bersama Kakak Putri, Dia lebih banyak bicara, banyak tertawa dan banyak tersenyum. Dulu lebih mengerikan lagi" Kata Pangeran Thalal.     

"Iya Aku tahu. Bukankah dulu mukanya sedingin salju dan sedatar tembok" Cynthia bersungut-sungut.     

"Aku sebenarnya ingin melihat keponakanku, tetapi melihat situasinya tidak aman AKu jadi , Ayo Cynthia kita pergi. Badan Kamu pegal-pegalkan? Yu Aku pijat" Kata Pangeran Thalal sambil memegang pinggang Cynthia. Cynthia mengerling dengan kesal. " Aku mencium sesuatu maksud yang terselubung"     

"He..he..he... Kau memang istri yang paling cerdas" Kata Pangeran Thalal.     

Keduanya lalu berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tetapi kemudian langkah mereka terhenti ketika melihat sosok tubuh sedang berjalan dengan muka tertunduk. Rambutnya tampak kusut dan mukanya kuyu.     

"Edward!! Mau kemana? Apa yang terjadi? Bagaimana kabar istrimu?" Kata Cynthia sambil menghampiri temannya itu. Begitu melihat Cynthia, Edward langsung membuka tangannya ingin memeluk Cynthia. Ia ingin menangis dipelukan Cynthia. Tetapi gerakan tubuhnya terhenti karena tangan Pangeran Thalal menghalangi dadanya Edward. Mukanya menatap Edward dengan buas bagaikan singa hendak menelan seekor kijang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.