CINTA SEORANG PANGERAN

Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 2 )



Alena, Selamatkan Pernikahanku ( 2 )

0Nizam sedikit batuk-batuk sebelum kemudian berkata, "Kau akan tahu rasanya bagaimana saat anakmu yang pertama lahir. Aku bukannya tidak kuat secara fisik tetapi Aku tidak kuat secara mental. Mendengar suara tangisnya untuk pertama kali Aku langsung kolaps.." Kata Nizam sambil nyengir kuda.     
0

Edward terbeliak mendengarnya, "Benarkah seperti itu? Aku menjadi tidak tahan ingin segera Lila melahirkan" Mata Edward berbinar-binar. Ia seakan sudah berada di depan Istrinya yang akan melahirkan.     

"Tapi Aku harap Aku tidak akan pingsan saat mendengar tangisannya karena Aku ingin jadi yang pertama menyentuhnya." Edward melanjutkan perkataannya terlihat tidak sabar.     

"Bersabarlah, itu masih cukup lama, Sekarang yang harus kau lakukan adalah segera menundukkan hati Lila dan sering-sering menengok bayimu selagi dia dalam kandungan agar nanti pas bayimu lahir maka dia akan segera mengenalimu sebagai ayahnya" Kata Nizam dengan wajah datar.     

Edward mengerutkan keningnya, "Menengoknya selagi dalam kandungan??" Edward sungguh tidak mengerti dengan perkataan Nizam.     

Nizam menepuk pundak Edward sambil tetap tersenyum mesum, " Kau akan sulit mengerti sebelum melakukannya. Ini adalah pemikiran orang-orang yang secara keilmuannya di bidang itu sudah tinggi. Kau akan memahami jika sudah memiliki banyak pengalaman, baik secara pengetahuan maupun prakteknya. Jam terbangmu masih sangat jauh sehingga sangat jelas Kau belum terlalu berpengalaman. Jadi wajar saja jika belum paham"     

Edward menganggukan kepalanya walaupun tidak mengerti. Dia pikir Nizam sedang berbicara masalah yang sangat serius. Lalu Edward kembali berjalan menuju kamar Lila. Hatinya berbunga-bunga penuh dengan harapan indah. Semoga malam ini Ia bisa tertidur dalam pelukan Lila.     

Alena tidak segera mengikuti Edward Ia malah mendelik ke wajah suaminya lalu dengan sebal Ia menyikut dada suaminya sambil mengumpat kesal. "Dasar otak mesum!!" Katanya sambil kemudian pergi meninggalkan Nizam mengejar langkah Edward.     

Nizam tertawa terbahak-bahak sampai kemudian sadar kalau para pengawalnya melihat dia dengan pandangan aneh. Pengawal-pengawal itu adalah wajah baru karena Ali dan Fuad sedang menjaga si kembar. Sehingga mereka baru pertama kali melihat tingkah pangerannya yang konyol.     

Nizam segera menutup mulutnya agar tawanya terhenti. Ia lalu berdehem keras dan kembali memasang wajah penuh wibawa. Berjalan tegap mengikuti Edward dan Alena.     

Kedua pengawal itu saling berpandangan mata tapi tidak berani berkata apapun. Ia takut kepada Pangeran Putra Mahkota yang Mulia.     

Sesampainya di sebuah kamar VVIP, Edward berhenti. Ia mengintip ke dalam melihat situasi di dalam. Dilihatnya Lila sedang duduk sambil membaca buku. Wajahnya tampak tenang dan terlihat semakin cantik.     

"Masuklah!!" Alena mendorong punggung Edward. Edward malah berbalik sambil berbicara perlahan. "Ssst..Aku tidak berani. Terakhir kali Aku masuk malah dimarahi oleh dokter. Katanya Aku tidak boleh masuk dulu karena Aku malah membuat emosi pasien jadi tidak stabil. Padahal Lila sedang dalam taraf penyembuhan"     

Alena menoleh ke arah Nizam meminta izin untuk masuk ke dalam. Nizam menganggukkan kepalanya, "Masuklah" Kata Nizam.     

Alena lalu mengetuk pintu, di dalam lalu ada seorang perawat yang membukakan pintu, Ia tertegun melihat siapa yang datang. Seraut wajah yang mirip dengan pasien yang ada di dalam walaupun kalau ditatap lama-lama maka beda.     

"Anda siapa? " Katanya dengan heran. Penampilan Alena yang berkerudung membuat Ia merasa semakin keheranan.     

"Aku Alena, temannya Lila. Beritahukan dia. Aku datang menengoknya" Kata Alena dengan agungnya membuat perawat itu terpesona. Apalagi kemudian Lila bertanya, "Siapa itu? Kalau dia Edward suruh dia menyingkir. Aku tidak sudi melihat wajahnya" Kata Lila dengan judes.     

Edward menoleh ke arah Nizam dengan sedih. Nizam lalu menepuk bahu Edward. "Bersabarlah..jangan cengeng" Kata Nizam mengingatkan Edward untuk tetap tegar.     

Perawat itu lalu berkata, " Dia Alena, Nyonya. Apakah boleh masuk?"     

"Alena!! Ya Tuhan..Aku menunggu-nunggu kedatangannya. Suruh Ia masuk cepat!! Aku ingin memeluknya" Kata Lila dengan tidak sadar. Kalau saja kakinya sudah kuat mungkin Ia akan turun.     

Alena tidak langsung masuk Ia menunggu perawat itu membukakan pintu untuknya. Nizam dan Edward melihat tingkah Alena yang begitu anggun. Edward berkata sambil menoleh ke arah Nizam. " Istrimu semakin elegan dan berwibawa. Ia semakin pantas menjadi seorang Ratu Azura" Kata Edward dengan tulus. Nizam tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.     

Alena berjalan masuk dan segera tersenyum ketika melihat Lila. "Lila..apa kabarmu?"     

"Alena!! peluk Aku..peluk Aku.." Kata Lila sambil membuka lebar kedua tangannya. Alena segera mendekat dan memeluk Lila dengan erat. Lila langsung menangis secara emosional. Air matanya berderai membasahi bahu Alena. Alena hanya terdiam sambil mengelus punggung Lila dengan penuh kasih sayang. Umurnya dan Lila tidak jauh berbeda.     

Lila seakan ingin menghabiskan seluruh persediaan air matanya untuk Alena. Perasaannya yang tertekan selama ini ingin Ia luapkan seluruhnya agar menjadi lega. Perawat dan seorang asisten Lila tampak ikut terhanyut. Walaupun tidak mengerti tapi mereka seakan ikut merasakan kesediaannya.     

Edward dan Nizam jelas mendengar Lila menangis dengan sedih. Seperti biasa Edward yang sangat mudah tersentuh jadi ingin menangis lagi sambil memeluk seseorang. Tetapi ketika Ia hendak memeluk Nizam, Nizam langsung melotot dengan buas.     

"Jangan peluk aku lagi. Aku jijik dipeluk oleh laki-laki dengan erat." Kata Nizam membuat Edward langsung mundur. Edward jadi tersenyum miris melihat wajah Nizam. Jika singa sudah memperlihatkan taringnya mana berani Ia mendekat. Akhirnya Edward tidak jadi menangis. Ia lalu duduk di kursi depan ruangan. Ikut mendengarkan apa yang akan Lila katakan pada Alena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.