CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Jonathan dan Arani ( 15 )



Menikahlah Jonathan dan Arani ( 15 )

0Arani mendengar apa yang dibisikan oleh Cynthia dan kemudian Ia berkata dengan lantang, " Atas seijin Yang Mulia Putra Mahkota, Hamba ingin Pangeran Abbash dihukum dengan dimusnahkan semua ilmu bela dirinya"     
0

Sultan Mahmud terperanjat mendengar permintaan Arani, menghilangkan keterampilan ilmu bela diri bagi para pangeran itu sama saja dengan membunuhnya secara perlahan. Ilmu beladiri bagi para pangeran adalah suatu prestise bahkan setiap tahun ada turnamennya. Sama halnya dengan tarian bagi para putrinya. Jadi bagi seorang putri tidak bisa menari dan bagi seorang pangeran tidak bisa ilmu beladiri maka itu akan jadi sangat menyedihkan.     

Mata Sultan Mahmud menjadi kelabu, Ia tampak berkaca-kaca tapi bagi seorang raja tidak mungkin Ia mengingkari janjinya. Lalu dengan lantang Iapun menjawab.     

"Menghilangkan ilmu beladiri walaupun tidak membunuhnya tapi sebenarnya sama saja dengan membunuh. Tetapi karena Pangeran Abbash sudah berbuat hal yang sangat memalukan. Menginginkan istri orang lain adalah perbuatan yang sangat tercela. Jadi Ia memang layak dihukum. Para tetua yang hadir di sini akan menjadi saksi bahwa sepulang Aku dari Amerika aku akan memusnahkan ilmu bela diri anakku Pangeran Abbash"     

Jonathan tampak puas, walaupun Ia tidak mengerti tentang hukuman itu tetapi melihat dari raut muka orang tua yang ada di depannya begitu sedih dan mendengar dari kalimatnya, Jonathan sudah mengerti dan memahami kalau hukuman itu sangat berat dan sama saja dengan hukuman mati. Sama halnya juga dengan Cynthia. Ia juga sebenarnya tidak mengerti hukuman apa secara detilnya. Ia tadi berbisik kepada Arani yang nampak sedang tertegun. Cynthia berbisik agar Arani memberikan hukuman yang sangat berat kepada Abbash. Hukuman yang setimpal dengan perbuatannya melukai Jonathan.     

Arani kemudian tersadar dan segera mengajukan permintaan itu. Dan Arani langsung sangat puas dengan hasilnya. Beraninya Pangeran Abbash melukai Jonathan dengan begitu parah. Sekarang Pangeran Abbash hanya akan mengandalkan senjata saja untuk melukai orang. Dan Ia akan menjadi pangeran yang tidak berdaya. Pangeran yang memalukan dan tidak memiliki harga diri lagi.     

Setelah mengahadapi Jonathan, Sultan Mahmud masih tidak berhenti. Ia lalu menghadap ke Nizam dengan penuh rasa malu. Mukanya masih pucat pasi. Ia tahu dampak dari kelakukan anaknya maka kerajaannya bisa jadi dikucilkan. Kerajaan yang tidak memiliki dukungan dari kerajaan tetangga dan terutama kerajaan sentral maka akan sangat mudah dimasuki oleh negara lain dan keamanan kerajaan juga akan dipertaruhkan. Jadi Ia harus mengembalikan kehormatannya yang dirusak oleh anaknya sendiri.     

Nizam masih terduduk dengan amarahnya jadi ketika Sultan Mahmud menghadapnya, Nizam memandangnya dengan sangat kesal.     

"Yang Mulia Putra Mahkota, mengingat persahabatan negara kita berabad-abad lampau, mengingat bahwa kerajaanku adalah kerajaan aliansi Anda maka atas nama anakku Pangeran Abbash maka Aku minta jatuhkan hukuman kepadaku atas karena Aku tidak bisa mendidik anakku dengan baik"     

Nizam memalingkan wajahnya memandang pada pria tua itu. Walaupun Nizam sangat mengagumi singa gurun dihadapannya dan mengagumi tindakan cepatnya dalam mengembalikan kehormatannya tapi Nizam sudah terlanjur sangat murka mendengar Pangeran Abbash dengan lancang mencintai istrinya.     

Dia seribu kali lebih mengerikan dari Edward, Andre, Jonathan dan Justin. Keempat laki-laki itu mencintai Alena sejak Alena belum menikah tetapi Pangeran Abbash mencintai Alena ketika dia sudah menjadi istrinya. Sungguh perbuatan Pangeran Abbash seperti perbuatan Nendri dan sebenarnya hanya satu kata hukuman yang layak untuknya yaitu mati. Tapi kemudian Nizam lantas teringat sesuatu. Membunuh Pangeran Abbash bisa dilakukan kapan saja tapi sekarang ada yang lebih penting untuk dilakukan.     

Nizam lalu berdiri dan berkata dengan wajah yang dibuat sangat menyesal,     

"Yang Mulia, sesungguhnya Aku sangat menghormati Anda selaku tetua kerajaan Azura dan selaku mertuaku. Tetapi apa daya perbuatan Pangeran Abbash sangat melukaiku dan kerajaan Azura jadi mohon Yang Mulia untuk menarik kembali Putri Mira dari Haremku. Karena Aku khawatir jika Aku melihat wajahnya maka aku akan teringat pada pada Pangeran Abbash."     

Lagi-lagi Sultan Mahmud sangat terkejut mendengar permintaan Nizam. Putrinya akan dikembalikan kepada dirinya. Alangkah memalukan dan sangat menyakitkan. Ia menjadi tambah geram dengan kelakuan Pangeran Abbash. Ia akan mencambuk anaknya sampai Ia tidak bisa bangun lagi.     

"Yang Mulia Putra Mahkota, Apakah Yang Mulia begitu tega dan tidak ada pertimbangan lain. Yang bersalah adalah Pangeran Abbash tapi kenapa anakku Putri Mira yang harus menanggunya?"     

Nizam menggelengkan kepalanya, " Tidak..lebih baik menyakitkan sekarang daripada nanti. Jika aku mengembalikannya sekarang maka Ia masih bisa mencari suami lain yang lebih pantas untuknya. Jika dibiarkan berlarut-larut aku khawatir Ia akan menua diharemku tanpa pernah Aku sentuh. Bukankah itu lebih buruk lagi"     

Sultan Mahmud menghela nafasnya, apa yang dikatakan Nizam memang benar. Nizam sangat terlihat tidak memperdulikan putrinya. Jika dibiarkan terus menerus maka putrinya hanya akan hidup tersiksa selamanya. Biarlah Ia menanggung malu sebentar dari pada hidup tanpa status dan kasih sayang.     

"Baiklah Yang Mulia. Aku akan segera mengambil Putri Mira dari Harem Yang Mulia" Sultan Mahmud semakin berkaca-kaca. Tetapi Nizam masih belum cukup membuat hatinya terluka. Nizam berkata lagi.     

"Satu lagi Yang Mulia, semoga yang ini juga akan Yang Mulia terimakan dengan hati yang lapang"     

Sultan Mahmud terdiam dengan tatapan kosong sambil menunggu kata-kata dari Nizam.     

"Tolong batalkan lamaran Anda pada adikku Putri Janeth atas lamaran Pangeran Abbash kepadanya. Bagaimana bisa Aku menerima adik ipar yang mencintai istriku" Kata Nizam menutup pukulan menyakitkan yang dirasakan oleh Sultan Mahmud dengan sempurna. Sultan Mahmud kembali duduk dikursinya dengan perasaan sangat sedih.     

Nizam lalu berkata kepada semua yang hadir di Aula, "Karena Yang Mulia Sultan Mahmud sudah berbesar hati menerimakan segala konsekuensi atas perbuatan Pangeran Abbash maka persoalan ini Aku anggap selesai. Walaupun kerugian Jonathan sangat besar. Tetapi kelihatannya Jonathan juga sudah puas dengan hukuman itu. Benarkan Jonathan?" Nizam bertanya.     

Jonathan mengangguk dengan sungguh-sungguh, " Benar Yang Mulia, Saya merasa puas"     

"Dan Para tamu yang hadir tentunya sudah mendengar bahwa Jonathan ingin menikahi Arani dan Ia bersedia menikahi Arani dengan seijin Paman Harun sebagai Ayahnya. Paman Harun sudah menyetujuinya ketika Aku tanyakan kepadanya, dengan syarat Jonathan memiliki keyakinan yang sama dengan Arani. Dan Jonathan bersedia untuk mengikuti keyakinan Arani. Semoga tidak ada yang keberatan atas hal ini.     

Dengan ini juga Aku mengundang semuanya untuk hadir di pesta pernikahan yang akan diselenggarakan secara sederhana besok di kediamanku yang baru. Semoga semuanya berjalan dengan lancar.     

Selain itu para tetamu silahkan untuk menginap di Hotel Gardenia sebelum menghadiri pernikahan Jonathan dan Arani besok, Terima kasih atas kehadirannya. Aku dan istriku akan kembali beristirahat" Nizam menutup Konferensi persnya dengan manis.     

Nizam dan Alena lalu berjalan keluar meninggalkan Aula. Perdana mentri Salman hanya bisa menggelengkan kepalanya. Nizam selalu beruntung lolos dari semua strateginya.     

Perdana Mentri Salman masih harus bekerja keras untuk melaksanakan strategi yang lainnya. Ia mengepalkan tanganya dan Cynthia melihat itu. Cynthia tersenyum tipis. Seperti paham dengan pikiran Perdana Mentri Salman. Cynthia menyeringai menakutkan . Mari kita mengadu strategi dan siapa nanti yang akan menang, hanya waktu yang bisa menjawabnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.