CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Jonathan dan Arani ( 5 )



Menikahlah Jonathan dan Arani ( 5 )

0Walaupun mata Pangeran Thalal terpejam tetapi Ia tetap memikirkan tingkah laku istrinya dan kakak iparnya. Aroma mencurigakan langsung meliputi seluruh pikirannya. Kakak iparnya adalah orang terkonyol yang pernah Ia temui. Pangeran Thalal terus mengingat kelakuan apa yang sudah Ia lakukan terhadap istrinya. Tetapi kemudian Ia tersenyum, tangannya lalu bergerak mengusap pinggul istrinya. Cynthia membuka matanya lalu menatap suaminya dengan matanya yang biru cemerlang. Pangeran Thalal langsung berdesir melihat mata istrinya.     
0

Pangeran Thalal semakin lama semakin tergila-gila terhadap istrinya sendiri. Ia tidak pernah bertemu wanita seunik istrinya. Di seluruh Azura selain Ratu Sabrina semua wanita yang Ia kenal hanya memiliki pemikiran yang dangkal. Tapi memiliki istri yang begitu pintar juga membuat Pangeran Thalal harus selalu waspada kalau-kalau Cynthia melakukan hal yang di luar sepengatahuannya. Ia juga harus selalu berupaya mengendalikan pemikiran Cynthia kalau-kalau sudah diluar kendalinya. Walau bagaimanapun Ia adalah suaminya. Ia adalah pemimpin bagi keluarganya. Ia adalah kepala keluarga. Jangan sampai istrinya berjalan keluar batas yang seharusnya.     

Walaupun hampir seluruh pria dinegaranya secara adat memandang wanita sebagai masyarakat kelas dua, dimana mereka tidak memiliki hak seperti laki-laki dalam hal apapun. Pangeran Thalal berusaha memperlakukan Cynthia sebagai orang yang berada disisinya bukan di atasnya dimana Ia bisa diinjak oleh istrinya. Tetapi juga bukan di bawahnya dimana Ia bisa menginjaknya. Ia ingin memperlakukan Cynthia sebagai pendampingnya dunia akhirat. Di mana Ia bisa berjalan bergandengan tangan menyusuri kehidupan yang kelak akan dijalani bersama.     

"Matamu begitu cantik " Kata Pangeran Thalal sambil mengusap pipi istrinya dengan lembut. Pipi sehalus sutra yang kini semakin ranum karena berat badan Cynthia yang semakin naik. Pangeran Thalal menyentuhkan hidungnya yang mancung ke pipi Cynthia. Cynthia menggeliat sambil memeluk leher suaminya.     

"Apa mataku saja yang cantik?" Cynthia berkata manja, telunjuknya Ia eluskan ke tangan suaminya     

"Mmmm..bibirmu juga cantik" Pangeran Thalal menjawab sambil tersenyum     

"Hidungku, bagaimana?" Cynthia jadi ingin menggoda suaminya.     

"Hidungmu juga cantik." Pangeran Thalal menjadi gerah melihat wajah Cynthia yang memerah     

"Yang lainnya bagaimana?" Cynthia semakin menjadi-jadi menggoda suaminya.     

"Yang lainnya, yang mana?" Kata Pangeran Thalal sambil mengelus pipi Cynthia lalu menurunkan jarinya ke leher yang jenjang. Kulit Cynthia seputih salju, sehalus sutra.     

Cynthia memegang jemari Pangeran Thalal lalu menuntunnya perlahan. Pangeran Thalal jadi berkeringat dingin. Dengan bergetar dia menjawab.     

"Semuanya indah..semuanya" Katanya sambil menekan tombol untuk menurunkan penyekat mobil. Cynthia tersenyum Ia jadi teringat nasehat Alena, mulutnya tersenyum. Tangan Cynthia mulai menelusuri perut suaminya. Walaupun perut suaminya tidak terlalu berotot seperti Nizam tetapi tetap saja menunjukkan bahwa suaminya adalah pria yang suka mengolah tubuhnya.     

Pangeran Thalal memejamkan matanya, Ia berbisik dengan bergetar. " Aku tahu Aku salah karena telah memukul bokongmu. Aku bersumpah tidak sengaja memukulnya terlalu keras. Aku minta maaf. Aku tahu sifatmu Cynthia, Kau bukanlah seperti Kakak Putri Alena yang begitu pemaaf. Kau kadang suka mendendam jadi ijinkanlah Aku untuk memberikan sesuatu untukmu sebagai penebus rasa bersalahku" Kata Pangeran Thalal sambil mencekal tangan Cynthia yang mulai meluncur ke bawah.     

Gerakan tangan Cynthia berhenti karena cekalan suaminya, wajahnya tengadah menatap wajah suaminya. Pangeran Thalal mengeluarkan tangan Cynthia dari dalam tubuhnya. lalu tangan pangeran Thalal yang satu mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya kemudian menyimpannya di telapak tangan Cynthia.     

Mata Cynthia terbeliak ketika ribuan cahaya yang berkilauan seakan berebut masuk ke dalam matanya membuat Cynthia tidak kuasa membuka matanya lebar-lebar. Seumur hidupnya Ia belum pernah melihat pemandangan seindah ini.     

"Kalung berlian ini bernama "The Unforgettable" dibuat oleh perusahaan berliant terkenal di dunia. Rangkaiannya seperti ribuan daun dan bunga yang dirangkai saling menjalin untuk menyangga safir yang berwarna biru cerah. Ada berlian-berlian kecil yang berbentuk bulat, pir, hati, oval dan bentuk geometris lainnya yang begitu indah berpadu. Kalung ini Aku beli khusus untukmu karena Kakak Nizam juga memberikan salah satu kalung untuk Kakak putri Alena.     

Aku yang memilihnya sendiri dan warna safir yang biru sangat cocok untuk matamu yang indah. Aku tahu kau bukan wanita yang gila harta tetapi sungguh aku membelikan ini untukmu karena Aku ingin kau memakainya untuk menunjukkan ke orang-orang bahwa Pangeran Thalal sangat mencintai istrinya" Kata Pangeran Thalal itu.     

Cynthia mengambil kalung itu lalu menatapnya dengan mulut ternganga. Benar yang dikatakan oleh suaminya Ia bukanlah tipe wanita yang gila harta tetapi melihat barang yang begitu indah bagaimanapun di adalah seorang wanita. Wanita identik dengan keindahan dan menyukai yang indah-indah. Ia adalah wanita normal dan Ia sungguh tak kuasa menolak pesona kalung berlian itu.     

"Betapa indahnya..." Suara Cynthia bergetar sambil melihat kalung itu, lupalah Ia akan misi balas dendamnya kepada suaminya.     

"Mari aku bantu memakainya" Kata Pangeran Thalal sambil membantu mengenakannya di leher Cynthia. Cynthia menyibakkan rambut pirangnya, Pangeran Thalal tertegun melihat leher mulus itu. Ia tidak pernah bosan menatapnya. Ia mencium leher itu sebelum kemudian memakaikan kalung berliannya.     

"Kau harus memakainya saat ke korea nanti" Kata Pangeran Thalal mengejutkan Cynthia.     

"Ke Korea??? memangnya ada apa? Mengapa kita harus kesana?" Kata Cynthia sambil mengusap-usap kalung berliannya.     

"Ada kolega kakak Nizam yang menikah di sana tetapi karena Kakak Putri Alena baru melahirkan jadi Kakak Nizam menyuruhku untuk pergi mewakilinya"     

"Oh alangkah senangnya kita akan pergi ke korea. Aku berharap akan pergi keliling Korea nanti"     

"Tentu sayang, bukankah kita belum berbulan madu yang sebenarnya. Kita akan sekalian berbulan madu ke sana"     

"Aku ingin pergi ke Jepang juga ya.." Kata Cynthia lagi seperti anak kecil. Pangeran Thalal meraih pinggang istrinya lalu Ia menghujami wajah istrinya dengan ciuman yang bertubi-tubi.     

"Kau sangat imut kalau sedang manja begini. kemanapun Kau akan pergi, kita akan pergi ke sana"     

"Terima kasih suamiku. Tapi kapan kita akan pergi?" Cynthia bertanya bertubi-tubi seperti anak kecil yang bertanya pada ayahnya     

"Sesegera mungkin, tapi Aku harap tanggal undangannya tidak bentrok dengan pernikahan Jonathan dan Arani" Kata Pangeran Thalal.     

"Iya..benar, Aku ingin menyaksikan akad pernikahan Jonathan dan Arani, tapi kapan Jonathan dan Arani menikah?"     

"Kakak sedang mendatangkan Paman Harun dari Azura untuk menikahkan Arani. Dia sedang dalam perjalanan kemari bersama beberapa orang pejabat Azura termasuk Paman Salman"     

"Paman Harun?? Siapa dia??" Cynthia mengerutkan keningnya.     

"Dia Pengasuh Kakak Nizam waktu kecil sekaligus Ayahnya Arani.." Kata Pangeran Thalal Ia lalu menelusuri leher Cynthia oleh lidahnya membuat Cynthia menggelinjang geli.     

"Cynthia.." Pangeran Thalal berbisik di telinga istrinya.     

"Hmm...." Cynthia menjawab sambil memejamkan matanya.     

"Katakan Padaku! Apa yang sebenarnya Kau rencanakan bersama Kakak Putri Alena?" Tanya Pangeran Thalal sambil menyelusupkan tangannya ke tubuh istrinya. Cynthia menjadi gagal fokus dan hilang kewaspadaan. Dengan berbisik Cynthia lalu bercerita perlahan dengan nafas terputus-putus karena gairahnya. Pangeran Thalal terperanjat, Ia memekik sedikit kaget dan kesal karena ide gila sepasang sahabat itu.     

"Kalian gila!! Itu ide terburuk yang pernah Aku dengar.....mmmmfff..." Pangeran Thalal langsung terdiam karena mulutnya dibungkam oleh istrinya sendiri. Akhirnya Pangeran Thalal menarik istrinya ke pangkuannya. Dia bersyukur karena tadi setelah berbincang di depan Nizam memberikan kalung berlian itu kepadanya untuk diberikan kepada Cynthia. Ketika Pangeran Thalal berkata ini untuk apa. Nizam berkata dengan ringannya, karena waktu itu Ia pernah berbohong pada Alena.     

Ketika Nizam memukuli Pangeran Thalal, lalu Nizam pergi menemui Alena di restoran mewah itu Nizam berkata pada Alena kalau Pangeran Thalal tidak dan Cynthia tidak bisa ikut karena mereka memiliki acara sendiri. Dan acaranya sama yaitu makan malam romantis dengan pemberian kalung berlian. Nizam takut Alena akan bertanya tentang kalung itu makanya Ia membelikan Cynthia kalung juga melalui Pangeran Thalal.     

Tetapi kemudian Pangeran Thalal menyadari kalau Cynthia orang yang sulit untuk dibohongi maka Ia lalu berkata lagi. " Cynthia sebenarnya, Aku sudah membohongimu" Kata Pangeran Thalal akhirnya.     

"Berbohong apa?" Kata Cynthia sambil mengerutkan keningnya.     

"Kau ingat waktu Kakakku memukuliku?" Pangeran Thalal mencoba merangkai kata-kata dalam otaknya, agar Ia bisa menutupi kebohongan dengan kebohongan yang lain.     

"Iya Aku ingat."     

"Sebenarnya waktu itu Aku dan Kakak Nizam masing-masing sudah membeli kalung-kalung berlian ini. Tetapi karena Aku terlanjur dipukuli maka Aku tidak jadi mengadakan acara romantis untukmu. Mmm.." Pangeran Thalal tampak berpikir keras.     

Cynthia menunggu sambil senyum-senyum, Pangeran Thalal bukanlah Nizam yang begitu lancar bersilat lidah. "Mmmm apa lagi sayang?" Kata Cynthia sambil mengelus-elus dada suaminya yang berbulu lebat.     

"Tadinya malam ini Aku mau mengadakan acara romantis juga tetapi melihat Kakak Alena berkata begitu maka Aku jadi ketakutan Kalian akan mengapa-apakan Aku sehingga Aku akhirnya memberikan kalung itu sekarang" Kata Pangeran Thalal akhirnya dengan berkeringat dingin.     

Cynthia menyusupkan kepalanya ke dada suaminya, what the hell dengan kata-katamu yang penuh dusta. Aku tidak perduli yang penting kau sudah begitu manis padaku. Aku juga tidak perduli kau atau Nizam yang memberikan kalung ini. Yang penting Aku juga mengetahui bahwa kalian berdua menyayangiku dan Alena. Cynthia berkata dalam hatinya.     

Melihat istrinya tidak berkata-kata lagi, Pangeran Thalal menarik nafas lega, Ia mengira kalau Cynthia mempercayai kata-katanya. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Pangeran Thalal mengelus kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. Di kecupnya kepala Cynthia sambil mengucapkan kata-kata cintanya     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.