CINTA SEORANG PANGERAN

Menikahlah Jonathan dan Arani ( 1 )



Menikahlah Jonathan dan Arani ( 1 )

0Jonathan terdiam ketika Arani mengatakan bahwa kata-katanya adalah suatu kebohongan. Ia mengatakan hal yang sebenarnya, Kulit halus dan mulus Arani sama sekali tidak memperlihatkan bahwa Arani sudah berusia di atas 25 tahun. Ditambah gayanya yang seperti laki-laki membuat Arani terlihat seperti sosok yang metroseksual. Dia tomboy dan tidak memiliki sisi feminim. Hanya bibirnya yang merah alami dan dadanya yang cukup besar saja yang menunjukkan bahwa memang Arani seorang wanita sejati. Pinggangnya juga cukup berlekuk. Tipikal wanita khas Azura dimana perempuannya memiliki bentuk tubuh yang seperti biola.     
0

"Arani..Aku adalah seorang atlit dan bukannya Edward seorang penyair ataupun Nizam yang mungkin belajar sastra di kerajaannya. Aku tidak bisa merayu wanita, apa yang Aku katakan adalah kebenaran. Kau tahu mengapa Aku tidak segencar Justin atau Edward dalam mengejar Alena. Itu karena Aku memang tidak memiliki bakat dalam mengejar wanita. Aku banyak melakukan hal konyol dalam mengejar Alena." Jonathan terdiam Ia masih melihat wajah Arani yang tidak menunjukkan suatu reaksi apapun Jonathan jadi mengeluh, apa wanita di depannya ini punya hati atau emosikah?     

"Arani..Kau begitu lain daripada yang lain. Aku belum pernah bertemu dengan wanita sepertimu, maukah kau menceritakan sedikit tentangmu."     

"Tapi mengapa? Apakah latar belakang kehidupanku penting untukmu?" Kata Arani.     

"Kita akan menikah. Aku ingin tahu kehidupan tentang istriku. Apakah itu salah" Jawaban Jonathan langsung membuat Arani bersemu merah. Jonathan terpesona melihat wajah Arani yang memerah dadu. Akhirnya ada reaksi emosi yang diperlihatkan oleh calon istrinya dan itu terlihat sangat indah bagaikan pelangi yang menghiasi angkasa seusai hujan turun.     

"Kamu sangat cantik ketika sedang memerah" Jonathan ingin sekali menyentuh tangan Arani tetapi apa daya tangannya sedang terluka. Jadi tangannya hanya bergerak-gerak sedikit. Arani melihat itu sehingga Ia menjadi bertanya. "Kau ingin apa? Apa Kau ingin minum atau apa? Biar Aku bawakan." Kata Arani. Jonathan tersenyum, "Aku ingin menyentuhmu dan menciummu tetapi Aku terluka. Dapatkah Kau melakukannya untukku"     

Mata Arani terbelalak mendengar kata-kata Jonathan. Sekarang mukanya bukan memerah dadu tetapi menjadi semerah cabai. Tubuhnya langsung terasa panas dan gerah. Ini adalah hal teromantis yang pernah Ia alami. Di negaranya tidak akan ada laki-laki yang berani berkata seperti itu padanya. Arani adalah sosok wanita yang menakutkan mirip dengan Rojan hewan peliharaan Nizam. Arani tidak segan-segan membunuh orang jika itu diperlukan. Dan Jonathan sekarang malah memintanya untuk menciumnya.     

"Aku tidak bisa melakukan itu?" Kata Arani sambil memalingkan wajahnya yang terasa panas. Andaikan bukan Jonathan yang bicara seperti itu mungkin Ia sudah menarik lepas lidah orang itu.     

"Tapi mengapa Arani, Apakah Kau tidak menyukaiku?" Tanya Jonathan.     

"Aku belum menjadi istrimu, Kau nikahi Aku dulu baru Aku akan menciummu" Arani seperti hilang akal ketika mengucapkan itu.     

"Tapi mengapa? Apakah Kau tidak mempercayaiku?"     

"Aku menghargai tubuhku sendiri. Aku tidak dapat membohongi diriku sendiri kalau Aku menyukaimu. Tetapi Aku tidak bisa membiarkan kau menyentuh tubuhku karena tubuhku bukanlah milikku. Tubuhku adalah milik suamiku dan kau bukanlah suamiku. Jadi bagaimana bisa Aku memberikan diriku padamu" Kata Arani sambil kembali berwajah tenang.     

Jonathan tertegun. Ia adalah warganegara Amerika yang terkenal dengan gaya hidupnya yang liberal. Bahkan setahu dirinya Alena saja tidaklah memiliki pemikiran seperti Arani. Yang Ia perhatikan Alena masih suka bersentuhan dengan laki-laki walaupun cuma sebatas bersalaman atau bahkan berpelukan ketika memberikan salam pertemuan atau mengakhiri perjumpaan.     

"Tapi Aku akan jadi suamimu, jadi sekarang atau nanti apa bedanya?" Jonathan mencoba mengajak berdebat.     

"Siapa yang akan menjamin kalau kau benar akan menikahiku? " Arani malah balik bertanya.     

"Aku..Aku yang akan menjamin diriku sendiri untuk menikahimu" Kata Jonathan dengan penuh kepastian.     

"Aku punya cerita untukmu tentang itu"     

"Cerita? Cerita apa? Katakanlah. Aku akan mendengarkan."     

"Dikerajaanku ada suatu kisah yang sering diceritakan dari mulut ke mulut, ini tentang kisah cinta yang menyedihkan. Ada gadis anak seorang bangsawan yang mencintai anak seorang tukang kebunnya. Mereka sering bertemu diam-diam. Tetapi tidak disetujui oleh orang tua si gadis. Saking cintanya maka si gadis diam-diam menyerahkan tubuhnya pada kekasihnya itu. Ia sangat percaya akan cinta kekasihnya, Dan memang benar kekasihnya itu tidak berniat sedikitpun untuk menghianati si gadis itu. Seperti dirimu, Ia menjaminkan dirinya sendiri untuk menikahi gadis itu. Sehingga kemudian mereka melarikan diri untuk menikah tanpa persetujuan orang tua mereka." Sampai disini Arani terdiam sambil menatap Jonathan yang mendengarkan dengan penuh seksama.     

"Apakah kemudian mereka hidup berbagia selamanya?" Tanya Jonathan sambil tersenyum.     

Arani menggelengkan kepalanya, " Takdir berkata lain, ditengah perjalanan si pemuda terkena penyakit hingga meninggal. Jadi ketika kekasihnya menjamin dirinya sendiri untuk menikahinya tetapi ternyata takdir tidak ikut menjaminnya. Kekasihnya dengan gontai kembali pulang ke rumahnya. Tetapi kemudian dia menyadari ternyata si gadis mengandung anak dari kekasihnya itu. Tidak tahan menanggung malu akhirnya dia memilik mengakhiri hidupnya" Kata Arani menutup kisahnya dengan tragis.     

"Mengapa gadis itu begitu bodoh, di sini di negaraku banyak wanita yang hamil tanpa ada jalinan pernikahan tapi mereka baik-baik saja" Kata Jonathan tampak terkejut dengan kisah cinta yang tidak happy ending itu.     

"Negaraku bukanlah negaramu, Kita memiliki adat istiadat yang berbeda jauh. Walaupun Aku sangat tidak menyutujui ketika Ia bunuh diri. Tetapi cerita itu menjadi cerminan Aku dan para wanita di Azura untuk lebih menghargai diri sendiri. Bahkan bukan hanya para wanita, pria di negara kami juga kebanyakan seperti itu, walaupun tidak seluruhnya. Kau bisa melihat bagaimana Pangeran Kami menjalani kehidupannya di Amerika" Kata Arani.     

"Ya..Aku tahu. Karena Aku mengenal Nizam hampir tiga tahun terakhir. Ia tidak pernah sekalipun berdekatan dengan wanita. Sehingga kami sampai mengira kalau Ia adalah gay. Dan ketika Ia tiba-tiba mencium Alena lalu mengumumkan tentang pernikahannya barulah kami gempar dan tahu kalau Ia pria sejati."     

Arani tersenyum tipis, "Begitulah kehidupan Kami. Kalau kau akan menikahimu maka Kau harus terbiasa dengan adat istiadat kerajaan Kami. Adat kami lebih ketat dibandingkan dengan adat di negara Yang Mulia Putri Alena. Apakah kau akan sanggup beradaptasi?"     

Jonathan terdiam, " Aku adalah laki-laki, Aku tidak takut apapun. Aku sudah cukup menderita karena tidak memiliki Alena sehingga kali ini Aku bertekad akan mempertahankanmu disisiku, walaupun harus kusebrangi lautan api"     

Arani mengangkat alisnya dengan wajah masih tetap tanpa reaksi emosi. " Aku akan menunggu saat Kau mengucapkan akad nikah. Itu akan menjadi hal yang terindah untukku. Dan Kau tidak usah mengucapkan banyak kata-kata manis untukku. Karena Aku belum terbiasa. Kata-kata manis ditelingaku malah membuat Aku jadi merasa aneh."     

"Aku akan meluluhkan hatimu sehingga Kau nanti akan malah memintaku untuk merayamu. Dan Aku akan belajar merayu wanita dari Edward"     

"Kau tidak perlu belajar dari Edward karena kau sudah meluluhkan hatiku"     

"Tapi Kau masih belum luluh oleh rayuanku"     

"Rayuanmu membuatku geli"     

"Apa karena rayuanku norak?" Kata Jonathan dengan mimik wajah yang aneh.     

Arani tertawa tergelak, Jonathan sangat takjub melihat wajah manis Arani saat tertawa. "Apakah sudah ada pria yang mengatakan bahwa kau begitu cantik saat tertawa?"     

Arani menggelengkan kepalanya, " Hanya baru Kau yang mengatakan itu. karena mereka biasanya sudah ketakutan melihat wajahku sebelum mereka membuka mulutnya. Katanya wajahku galak dan menakutkan"     

"Mengapa mereka ketakutan, padahal kau begitu cantil?"     

"Bukankah waktu pertama kali melihatku, Kau juga ketakutan?"     

Sekarang Jonathan yang tergelak, " Yah..Aku sempat takut. Wajah cantikmu sebeku es di kutub utara jadi sebenarnya bukan wajahmu yang menakutkan tetapi ekspresi wajahmu yang membuat Aku takut."     

Diluar diam-diam dengan penuh rasa ingin tahu Cynthia mengintip di sela-sela jendela. Ia sampai berkali-kali ditarik Pangeran Thalal. "Cynthia, tidak baik menguping pembicaraan orang" Kata Pangeran Thalal sambil memegang tangan Cynthia lalu menariknya menjauh dari jendela. Tetapi Cynhtia menepiskan tangan suaminya sambil kembali mendekati jendela kamar Jonathan agar Ia bisa lebih jelas mendengar pembicaraan mereka.     

"Aah..kamu laki-laki tau apa sih? Aku ingin tahu bagaimana wanita bermuka tembok itu bisa tertawa bersama Jonathan" Kata Cynthia sambil membungkuk dengan tubuh membelakangi suaminya. Ia mengintip dari lubang jendela, bokongnya tampak bergerak-gerak di depan Pangeran Thalal. Akhirnya Pangerang Thalal jadi kesal. Ia menggerakan telapak tangannya lalu memukul pantat istrinya dengan keras sampai Cynthia memekik kesakitan. "AAaakh.."     

Mendengar ada yang memekik, Arani langsung meloncat dari kursinya ke depan Jendela. " Siapa itu?" Katanya sambil membuka jendela tapi Ia tidak melihat siapa-siapa selain Cynthia dan Pangeran Thalal yang sedang ngobrol agak jauh dari jendela itu. Rupanya begitu Cynhtia memekik Pangeran Thalal langsung memangku istrinya dan meloncat menjauh dari jendela. Gerakannya sama cepatnya dengan gerakan Arani.     

"Ada apa?" Tanya Pangeran Thalal sambil pura-pura terkejut melihat Arani yang celingukan di depan jendela.     

"Tidak Yang Mulia, Hanya saja tadi ada yang memekik di depan jendela"     

"Oooh..itu tadi istriku, Ia digigit semut sehingga memekik, mungkin terdengar sampai ke dekat jendela"     

"Oh begitu Yang Mulia, Hamba mohon maaf,mungkin hamba salah mendengar" Kata Arani sambil menutup kembali jendela kamar.     

Arani lalu berbalik kembali ke arah Jonathan. Jonathan tampak melotot dengan mulut ternganga lebar takjub melihat gerakan Arani yang meloncat dengan sekali gerakan.     

"Kau kenapa??" Tanya Arani     

"Bertahun-tahun Aku berlatih bola basket. Berlari dan meloncat, tetapi Aku tidak memiliki keterampilan meloncat sepertimu? Apa kau manusia keturunan belalang sembah?" Tanyanya dengan wajah masih keheranan,.Cynthia tidak menjawab Ia hanya tersenyum lucu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.