CINTA SEORANG PANGERAN

Diam di tempatmu, Alena!!



Diam di tempatmu, Alena!!

0Cynthia dan Alena membongkar plastik makanan yang dibeli oleh Nizam di restoran fastfood tadi. Cynthia tanpa membuang waktu lagi, Ia melahap burger yang tampak sangat lezat. Mulutnya sampai penuh karena Ia sangat lapar. Melihat Cynthia makan Alena juga jadi mengambil sebuah burger dan ikut makan lagi.     
0

Nizam memalingkan wajahnya ke arah Alena melihat Alena makan lagi. "Alena, Sayangku apa kau masih belum puas makan di restoran tadi??" Kata Nizam sambil tersenyum.     

"Anakmu ini, membuatku lapar terus menerus. Aku menjadi heran. Apa semua perempuan hamil seperti Aku??" Tanya Alena sambil terheran-heran. Cynthia mengangkat bahunya, "Aku belum mempelajarinya karena Aku belum pernah hamil sebelumnya. Tapi sekarang Aku juga sering merasa lapar." Kata Cynhtia.     

"Lha Kamukan memang dari dulu jagonya makan??" Kata Alena mengingat-ngingat kelakuan Cynthia yang Ia hapal sekali kalau sahabatnya itu jagoan makan.     

Cynthia jadi nyengir, "Yaah..memang sih, tapi sekarang Aku harus menjaga pola makan. Menjadi pendamping Pangeran Thalal yang begitu rupawan dan fashionable, membuatku harus memperhatikan penampilan juga. Aku tidak mau kalah cantik dengan pelayan-pelayan Azura" Kata Cynhtia.     

"Pelayan?? masa dengan pelayan, dengan para putrinya kali" Kata Alena sambil terheran-heran.     

Cynthia tertawa, "Aku bukannya Engkau, Alena. Yang memiliki kecantikan hingga membuat para pria tergila-gila bahkan gunung es di depan kita ini bisa mencair dengan mudah melihat kecantikanmu" Kata Cynthia sambil melirik Nizam. Nizam hanya mengangkat alisnya sambil membenarkan perkataan Cynthia dalam hatinya.     

"Jangan khawatir sayang, di mataku Kau adalah wanita tercantik. Jangankan dengan pelayan yang tidak ada apa-apanya. Seluruh putri Azura jika dikumpulkan, maka dimataku, kecantikannya akan kalah denganmu" Kata Pangeran Thalal mengeluarkan rayuan mautnya.     

"Oooh..Yang Mulia suamiku. You are so sweet" Kata Cynthia sambil membuat kecupan jarak jauh untuk pangeran Thalal. Nizam hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik iparnya.     

"Nizam, Kalau menurutmu apa Aku cantik??" Kata Alena sambil melirik manja kepada suaminya.     

Nizam tersenyum, "Tentu saja " Katanya pendek.     

"Kho kamu menjawabnya seperti itu? Seperti tidak iklash?" Kata Alena sambil cemberut. Nizam memalingkan wajahnya keluar mobil. [ Kau begitu cantik dan menggemaskan hingga membuat darahku berdebur setiap saat. Menyentuhmu membuatku kecanduan. Berada jauh darimu membuat Aku tidak berdaya ] Nizam berkata dalam hatinya.     

Tapi tentu saja Ia tidak mau mengatakannya terus terang, bisa-bisa Ia ditertawakan adiknya tujuh hari tujuh malam. Masih mending kalau dihadapan para pengawal, pelayan atau Arani. Mereka tidak akan berani mengolok-ngoloknya kecuali sudah bosan hidup.     

Melihat Alena cemberut, Cynthia mengusap bahu Alena. "Jangan bersedih Alena. Nizamkan tidak pandai merayu wanita. atau mungkin Ia malu terhadap kami untuk mengungkapkan perasaannya" Kata Cynthia. Nizam langsung mendelik kesal, " Apa harus sejelas itu Cynthia??" katanya.     

Cynthia mencibirkan bibirnya dengan sinis. "Kalau itu kenyataan, terima saja. Kalau tidak, coba kau rayu Alena dihadapan Kami"     

"Ayo, rayu Aku Nizam" Kata Alena sambil tersenyum.     

Nizam menjadi salah tingkah, Wajah tampannya tampak memerah.     

"Aku pernah mendengar Kakak Nizam merayu Kakak Putri Alena" Kata Pangeran thalal sambil tersenyum.     

"Kapan?? dimana??" tanya Cynthia ingin tahu.     

"Waktu itu, Apa kau masih ingat Cynhtia? Waktu mereka akan menikah dan ada pertandingan adu ketangkasan. Waktu itu karena kasus hukuman Kasim, Kakak Putri Alena marah terhadap Kakak Nizam. Kemudian Kakak menyuruhku untuk mendatangkan Kakak Putri Alena dan ketika mereka bertemu Kakak Nizam merayu Kakak Putri habis-habisan." Pangeran Thalal tertawa geli mengingat kata-kata rayuan Nizam.     

Nizam malah memasang wajah dingin dan datar. Ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi mobil dan lalu memejamkan mata. Melupakan ketiga mahkluk yang mentertawakannya habis-habisan, termasuk istrinya juga. Alena tertawa geli.     

[ Tertawalah Kau, Alena. Sepuasmu. Sebelum kau kuhabisi nanti ] bisik Nizam dalam hatinya. Ia lalu tertidur dengan nyaman. Nafasnya terdengar teratur. Tawa ketiganya langsung terhenti karena Pangeran Thalal menyimpan telunjuk di bibirnya menyuruh Alena dan Cynthia berhenti tertawa dan membuat kegaduhan.     

Ketika mobil mulai memasuki gedung, Nizam baru membuka mata. Pangeran Thalal melirik ke arah kakaknya. Kakaknya tertidurpun tidak sampai kehilangan kewaspadaan. Ia tahu kalau mobil sudah sampai ke pekarangan apartemen.     

"Alena, mengapa Kamu tetap bangun di dalam mobil? biasanya Kau suka terlelap di dalam mobil." Tanya Cynthia terheran-heran melihat Alena malah terlihat menahan kantuknya. Ia sedari tadi terus menerus melotot.     

Sambil cemberut Alena berkata, "Seumur hidupku, Aku tidak akan pernah tertidur di mobil lagi"     

Cynthia dan Pangeran Thalal terheran-heran mendengar Alena berkata demikian. Sementara itu firasat Nizam menjadi tidak enak.     

"Kakakmu, Pangeran Thalal. Dia memiliki cara aneh yang menyebalkan saat membangunkanku" Kata Alena sambil melotot ke arah Nizam. Nizam langsung pucat pasi. Ia menggelengkan kepalanya kepada Alena. Dan ketika Alena mau membuka mulutnya, Nizam langsung bergerak. Ia menutup mulut Alena dengan telapak tangannya yang besar. " Tutup mulutmu!!" Katanya dengan sedikit panik. Cynthia dan Pangeran Thalal melihat dengan penuh tanda tanya.     

Alena menggelengkan kepalanya sambil terbelalak, " Kau berjanji jangan bicara apapun" Kata Nizam mengintimidasi. Alena menganggukan kepalanya sambil melepaskan tangan Nizam dari mulutnya.     

"Aku cuma mau bilang, Kau suka menggigit jempolku kalau mau membangunkan Aku." Kata Alena akhirnya.     

Nizam jadi tersenyum salah tingkah. Ia lalu bergegas turun dari mobil sambil mengumpat sendirian. Meninggalkan Cynhtia dan Pangeran Thalal yang masih terbengong-bengong gagal paham dengan kelakuan Nizam yang semakin konyol kalau dekat dengan istrinya.     

Sementara itu Alena mengikuti langkah Nizam sambil tersenyum penuh kemenangan. Ia berhasil membalas dendam kelakuan Nizam yang suka jahil kepadanya.     

Nizam masuk ke dalam lift diikuti oleh Alena, Thalal dan Cynhtia. Ia masih terlihat salah tingkah. Pangeran Thalal dan Cynthia bukannya tidak menyadari tetapi mereka tidak mau bertingkah di depan Nizam. Takut kalau tiba-tiba Nizam kembali murka.     

Begitu sampai di lantai tempat apartemen Nizam lift terbuka dan Alena segera berjalan mendahului Nizam. Sedangkan Pangeran Thalal dan Cynthia masih satu lantai lagi apartemennya.     

Didepan ruangan apartemen Nizam, berdiri dua orang penjaga yang langsung membungkukkan badannya dengan penuh rasa hormat.     

Mereka segera membukakan pintu untuk Alena dan Nizam. Nizam melirik pintu kamar Arani. Kemungkinan Arani sedang terlelap. Dokter memberikannya obat tidur agar Ia bisa beristirahat.     

Alena masuk Segera ke dalam apartemen. Ia sudah sangat mengantuk. Ia tadi menahan rasa kantuknya di mobil padahal Ia sangat ingin tertidur.     

Melihat ranjang yang sangat empuk. Alena menjadi sangat tidak sabar. Tetapi baru saja sebelah kakinya naik ke atas ranjang. Nizam berteriak keras. "Berhenti di tempat mu, Alena !!" Katanya, membuat Alena tidak jadi naik ke atas ranjang.     

Alena menurunkan kembali kakinya. Lalu Ia berbalik ke arah Nizam dengan posisi tubuh berada dipinggir ranjang.     

Nizam melangkah mendekati Alena sambil melepaskan kancing kemejanya satu persatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.