CINTA SEORANG PANGERAN

Nizam, Pembalasan itu Lebih Kejam!!



Nizam, Pembalasan itu Lebih Kejam!!

0Cynthia tampak mengambil sesendok nasi briyani yang sedang dilahap Alena dengan penuh kenikmatan. Alena tampak memasukan makanan itu bagaikan orang yang baru menemukan makan setelah seminggu berpuasa. Tetapi baru saja nasi itu masuk ke mulutnya Cynthia. Rasa rempah yang tajam membuat perut Cynthia bergejolak. Ia tampak seperti mau mengeluarkan nasi itu dari mulutnya. Tapi sangat tidak sopan Ia muntah sementara Alena sedang menikmati makanannya. Akhirnya sambil berurai air mata Cynthia menelan makanan itu.     
0

Alena melihat Cynthia yang berurai air mata segera berkata, " Sudahlah Cynthia jangan menangis lagi. Akukan tidak apa-apa. Bayiku juga sangat sehat."     

Cynthia langsung merengut sambil menghapus air matanya, "Bukan gara-gara itu aku menangis" Kata Cynthia dengan kesal.     

"Lantas kenapa Kau menangis??" Kata Alena terheran-heran, tangannya meraih teh tarik yang masih hangat lalu meminumnya dengan penuh kenikmatan.     

"Aku menangis karena rasa nasi ini, Alena" Kata Cynthia sambil mendorong nampan berisi setumpuk nasi yang rasanya sangat mengerikan di lidah Cynhtia. Alena tidak memperhatikan gesture tubuh sahabatnya karena sedang sibuk menikmati potongan daging ayam dan kambing yang bertaburan di atas nasinya.     

"Pasti saking enaknya Yah... Memang Nasi ini memiliki rasa yang begitu unik, Kamu tahu ga sejarah adanya Nasi ini? Aku pernah lho membacanya di internet. Katanya waktu itu Ratu Mumtaz Mahal istrinya Shah Jahan yang mendirikan bangunan Taz Mahal yang sangat indah itu. Ia berkunjung ke Barak tentara Mughal. Dilihatnya para tentara yang kekurangan gizi. Kemudian dia menyuruh koki untuk memasak nasi campuran daging. Dan tara...jadilah Nasi ini." Kata Alena sambil kembali mengunyah.     

Sumpah banget, Cynthia sebenarnya tidak ingin mendengarkan cerita tentang Nasi Briyani disaat perutnya sedang mual. Ia lalu mengambil segelas teh tarik tapi lagi-lagi perutnya tidak bisa menerima campuran teh dan susu. Bau amis langsung menyeruak ke hidungnya dan menciptakan sensasi perut yang semakin teraduk-aduk. Hingga akhirnya Ia berteriak.     

" Yang Mulia..Pangeran Thalal!!!" Teriak Cynhtia, membuat Pangeran Thalal yang sedang berbincang dengan Nizam terkejut. Ia segera berdiri setelah menganggukan kepalanya kepada Kakaknya meminta izin menemui Cynthia.     

Tergesa-gesa Pangeran Thalal melangkah mendekati Cynthia, "Mengapa? Ada Apa?" Tanya Pangeran Thalal sambil mendekati Cynthia. Alena menatapnya tidak mengerti. Cynthia memeluk leher suaminya dengan mata berkaca-kaca kemudian berkata tersendat-sendat menahan tangisnya membuat Pangeran Thalal terkejut setengah mati.     

"Cynthia, Honey kenapa??" Tanya Pangeran Thalal sambil mengelus kepala istrinya.     

"Alena, enak-enak makan tapi Aku cuma bisa menatapnya.." Kata Cynthia sambil menunjukkan tangannya ke arah wajah Alena. Alena menjadi panik seperti anak kecil yang diadukan temannya karena sudah berbuat nakal.     

Alena mengangkat kedua jarinya dan membentuk huruf V seraya berkata, " Aku bersumpah demi Alloh, Thalal. Aku tidak memakan makanan ini sendiri. Aku membaginya dengan dia" kata Alena dengan wajah sedikit pucat. Baru kali ini Ia melihat Cynthia bertingkah aneh.     

Cynthia melotot pada Alena, "Bukan seperti itu, Alena!! Aku cuma tidak bisa memakan semua masakan India ini. Aku sangat lapar tetapi Aku tidak bisa makan makanan ini semua. Sementara Alena terlihat sangat menikmatinya, Aku jadi tersiksa" Cynthia mengadu sambil menatap Pangeran Thalal. Pangeran Thalal malah melihat bibir Cynthia yang sangat mengundang. Ia kemudian malah menciumnya walau sekilas.     

"Iiih..kenapa Kau malah menciumku?" Cynhtia melotot kesal. " Bibirmu sangat indah..Aku jadi pusing dan tidak tahan." Pangeran Thalal tertawa he..heh sambil melirik ke arah kakak iparnya yang sedang menatapnya keheranan. Alena heran dan bertanya dalam hatinya. Ada apa dengan kedua makhluk yang ada di depannya. mereka tidak biasanya bertindak aneh. Mungkin karena kehamilan bayi mereka.     

"Ada Alena, Aku jadi malu." Kata Cynthia sambil tersipu-sipu.     

"Oooh..jangan khawatir, don't worry be happy. Anggap saja Aku tidak melihat. Kalau kau ingin bermesraan, Aku akan pergi ke sebelah sana. Tapi Kalau kau lapar, Aku punya sesuatu untukmu Cynthia" Kata Alena sambil tersenyum.     

Dengan cepat Cynthia menjawab tawaran Alena, "Aku tidak ingin bermesraan, Aku lapar. Aku ingin sesuatu yang bisa dimakan"     

Pangeran Thalal tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia sangat suka melihat persahabatan antara Alena dan Cynthia.     

"Aku ingat waktu Aku dimobil aku meminta makanan dan Nizam membelikanku fastfood. Coba aku tanyakan pada Ali dulu. " Kata Alena sambil lantas berkata sambil sedikit berteriak, "Ali!! Apakah makanan yang tadi beli di jalan masih ada? Burger dan ayam goreng?"     

Ali segera menghadapkan wajah dan badannya ke arah Alena lalu menganggukan kepalanya, " Ada yang Mulia, di mobil."     

"Tuhkan Cynthia ada, Ayo kita ke mobil sekalian pulang, Aku sudah sangat lelah dan mengantuk" Kata Alena sambil bangkit dan berjalan menuju ruangan tempat Nizam menghisap Shisha.     

"Nizam ayo kita pulang, Aku sudah kenyang," Kata Alena. Nizam segera menyimpan selang penghisap Shisanya dan lalu berdiri dan berjalan menuju Alena.     

"Iya, ayo. Kebetulan Aku juga sudah tidak tahan lagi." Kata Nizam sambil menuntun Alena. Tangannya sudah mampir di tubuh belakang Alena bahkan tanpa sepengetahuan yang lain, Nizam menggerakkan kelima jarinya dengan nakal membuat Alena membalikkan tubuhnya dan menatap tajam ke arah suaminya. "Ssst..." Nizam menaruh telunjuknya didepan bibirnya sambil tersenyum sedikit gugup, takut Alena ngoceh. Bukankah dibelakang mereka ada Ali, Fuad, Cynthia dan Pangeran Thalal. Cuma mereka berada sedikit jauh di belakang     

Alena jadi mendelik sambil menjulurkan lidahnya, lantas tangannya juga bergerak dengan cepat menyentuh sesuatu. Gerakan tangan Alena di bagian bawah tubuhnya membuat Nizam terkejut bukan alang kepalang. "Alena!! Berani benar kamu" Nizam berdesis dengan muka merah padam. Tubuhnya seketika terasa panas bukan main.     

"Kau pikir cuma kamu yang berani, Kalau kau melakukannya lagi maka Aku akan membalasnya berkali lipat. Ingat pembalasan itu lebih kejam" Kata Alena sambil berjalan kembali. Nizam menelan ludahnya yang terasa seret. Di seluruh kerajaannya mungkin tidak akan ada wanita yang bertingkah konyol seperti Alena.     

Sebelum keluar dari restoran, mereka menemui Zarina terlebih dahulu. Zarina tampak masih mengatur anak buahnya untuk membereskan kamera pengintai yang jumlah ternyata ada 3 diseluruh tempat. Ia melihat Rombongan Nizam yang akan segera pulang.     

Zarina memberikan hormatnya. " Terima kasih sudah berkunjung di restoran Kami. Semoga Anda dapat sering-sering berkunjung ke sini." Katanya sambil menangkupkan jemarinya di dada.     

"Sama-sama, Zarina. Terima kasih juga atas makanannya yang enak. Kami sangat menikmatinya" Kata Pangeran Thalal membuat Zarina tersenyum bahagia. Ia lalu melirik ke arah Cynthia. " Ini pasti Putri Cynthia yah. Aduh cantik sekali, anda sangat menawan dan cocok dengan Pangeran Thalal. Bolehkah kita berfoto bersama?" Tanya Zarina penuh harap.     

"Aku tidak bisa Zarina. Kuharap kau tidak tersinggung" Kata Nizam sambil memundurkan tubuhnya ke belakang.     

"Tidak apa-apa Yang Mulia. Asalkan Yang Mulia Pangeran Thalal dan istrinya serta Putri Alena, Saya sudah cukup puas." Kata Zarina memakluminya.     

Akhirnya mereka berfoto-foto bersama dan bahkan Zarina meminta ijin untuk memasangnya di medsos miliknya. Sementara itu saat mereka berfoto-foto, Ali mengurus pembayaran makan-makan dan pakaian yang dibeli Alena di kasir. Tidak lupa tips yang diberikan Nizam untuk Zarina. Zarina mengucapkan terima kasih berkali-kali mengetahui betapa besar tips yang diberikan Nizam untuknya.     

Sesampainya di depan mobil mereka tampak pengawal Pangeran Thalal sedang berjaga di depan mobil mereka. Bahkan anak buahnya Imran sudah berderet menunggu mereka, tetapi Imran belum terlihat. Nizam sedikit mengerutkan keningnya mengetahui kalau Imran masih belum menemuinya.     

"Apakah Imran sudah menghubungimu??" Tanya Nizam pada Ali. Ali menggelengkan kepalanya.     

" Belum yang Mulia" Ali menjawab sambil sedikit gelisah.     

"Aku harap Ia lancar menyelesaikan tugasnya." Kata Nizam sambil kemudian Ia akan menaiki mobilnya ketika Alena menghampirinya dan berkata.     

" Nizam!! Aku ingin satu mobil dengan Cynthia. Apakah boleh??"     

Nizam menganggukan kepalanya lalu melirik ke arah Pangeran Thalal. "Kau jadi sopir, dan biarkan Alena dan Cynthia duduk di belakang. Kita berempat akan satu mobil" Kata Nizam sambil berjalan memutar menuju pintu mobil bagian depan.     

"Siap..Kakak!!" Kata Pangeran Thala sambil langsung masuk ke dalam mobilnya. Dan para pengawalnya lantas naik mobil yang lain. Tidak lama kemudian iring-iringan mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang menuju apartemen milik Nizam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.