CINTA SEORANG PANGERAN

Datanglah Pangeran Thalal dan Cynthia



Datanglah Pangeran Thalal dan Cynthia

0Alena melihat suaminya terpana Ia malah sengaja menjilat bibirnya sendiri sambil tersenyum menggoda. Nizam sampai meleleh melihatnya. Zarina sendiri hanya bengong melihat kelakuan Nizam dan Alena yang bagaikan anak remaja yang sedang jatuh cinta. Dia menjadi jengah dan malu sendiri. Ia menjadi sebuah pengganggu dari kebahagian pasangan itu. Dengan langkah pasti dan teratur Zarina mundur tapi kemudian langkahnya terhenti karena handphone di saku celana Nizam berbunyi.     
0

Bunyi ringtone HP membuat Nizam dan Alena tersadar, Nizam menelan ludahnya sambil mengangkat HP-nya. Alena menjulurkan lidahnya mentertawakan suaminya yang kelihatan sudah tidak karuan. " Assalamualaikum, Thalal." Nizam menjawab telepon dari adiknya tetapi matanya tetap melihat Alena. Alena malah mau pergi ke luar kamar tetapi langkahnya terhenti karena tangan Nizam lebih cepat menangkap tangan Alena. Alena meronta sambil mau melepaskan pegangan Nizam tetapi Nizam malah menariknya ke dalam pelukannya, Alena akhirnya menurut dengan pasrah. Ia bersandar pada dada Nizam sementara Nizam berbincang dengan Pangeran Thalal     

Zarina sendiri malah terdiam di tempat tidak mau pergi, Ia tertarik ketika Nizam menyebut nama idolanya Pangeran Thalal.     

"Kakak..dari tadi Aku menunggu Kakak menghubungiku, tetapi tidak ada. Aku ingin tahu bagaimana dengan Kakak Putri. Istriku baru siuman dari tadi Ia menangis terus menerus. Aku sampai stress.." Pangeran Thalal berkeluh kesah.     

"Hmmm..." Nizam tidak bersuara hanya berdehem karena bibirnya sedang mencium kepala Alena yang harum karena baru keramas.     

"Kakak!!" Pangeran Thalal jadi sedikit kesal mendengar suara Nizam hanya ber-hmmm. Apa maksudnya dengan hmmm.. Apa kakaknya tidak tahu Ia stress menunggu berita kakak iparnya. Sementara itu Ia tidak bisa kemana-mana karena harus menunggui Chyntia yang pingsan. Sekarang Chyntia terbangun dan histeris kembali sambil menyebut nama Alena.     

Mendengar nada suara adiknya sedikit meninggi akhirnya Nizam berkata, "Kesinilah, Aku tunggu di Restoran India 10 menit dari gedung modern museum. Datanglah segera kami akan berpesta merayakan keselamatan Alena"     

"APAAA??? Mengapa Kakak begitu kejam. Sementara Aku dan istriku hampir gila , kalian malah hendak berpesta. Bagaimana bisa....." Pangeran Thalal mengoceh tidak berujung pangkal membuat Nizam menjauhkan telinganya dari handphone-nya dan dengan sadis Ia menutup handphonenya sambil tetap memeluk Alena.     

" Ayo sayang kita makan dulu, biar kita bisa cepat pulang ke apartemen." Kata Nizam sambil menarik tangan istrinya pergi ke luar kamar meninggalkan Zarina yang berdiri membeku karena mendengar Nizam menyuruh Pangeran Thalal untuk datang kesini.     

Ketika Alena dan Nizam keluar, Zarina malah sibuk mencari baju dan kemudian berdandan habis-habisan. Ia tidak boleh terlihar gagal di depan idolanya. Ia memiliki foster Pangeran Thalal dalam berbagai pose. Ketika Pangeran Thalal sedang naik di atas kuda, sedang memegang panah, Sedang mengenakan pakaian adat Azura, bermain golf bahkan sampai di kolam renang dan Pantai.     

Di antara semua Pangeran Azura Pangeran Thalal memang yang paling manis, ramah, fotogenik dan rupawan bagai peragawan. Ia juga senang mengenakan pakaian-pakaian yang mengikuti trend mode. Sehingga memang tidak salah Ia menjadi salah satu trend center. Zarina sangat menyukai Pangeran Thalal melebihi apapun. Suka tapi bukan cinta antara pria dan wanita tetapi lebih ke suka antara fans dan idolanya. Ia tahu Pangeran Thalal sudah menikah dan Ia tidak keberatan dan malah tetap tergila-gila dengan Pangeran Thalal.     

Nizam dan Alena berjalan menuju ruangan yang disediakan. Ada seorang pelayan yang sedang menunjukkan jalannya. " Apa Pangeran Thalal akan kesini? Apa katanya. Aku baru ingat kalau tadi Cynthia sedang menelponku. Sekarang Ia pasti sedang cemas" Kata Alena yang memang tidak mendengar percakapan suaminya dengan adiknya.     

"Iya..Mereka akan segera datang kemari. Apa Kau memiliki alat penyumbat telinga?" Kata Nizam..Alena melirik ke arah Nizam sambil menggelengkan kepalanya.     

"Untuk apa?? Aku tidak punya"     

"Sebentar lagi, sahabat mu itu akan mengoceh panjang lebar" Jawab Nizam seraya memasuki ruangan tempat mereka makan. Didalamnya sudah ada Ali dan Fuad yang sedang menjaga hidangan mereka.     

Nizam menatap semua makanan yang terhidang dengan mata berbinar. Apalagi Alena.     

"Aku mau makan semuanya," Kata Alena sambil duduk bersila dengan gagah.     

Ali dan Fuad malah sedikit terpaku melihat Alena yang begitu cantik dengan pakaian sarinya. Ia terlihat sangat berbeda. Tetapi segera memalingkan tatapannya dengan sopan sebelum ketahuan majikannya.     

"Kau mau ikut makan dengan kami?" Tanya Nizam.     

"Tidak Yang Mulia. Makanan kami ada di sebelah sana. Kami sudah memastikan keamanan makanannya. Silahkan untuk mencicipi" Kata Ali dan Fuad sambil pergi. Dalam hati mereka sedikit menggerutu. Kenapa setelah sekian lama Nizam dan Alena baru muncul. Bukankah mereka sudah hampir mau mati karena kelaparan.     

Alena lalu mengambil daging ayam yang berada di atas nasi biryani dan melahapnya dengan rakus. Nizam sendiri hanya melihat sambil tersenyum. Alena yang Ia kenal adalah wanita yang sangat menjaga pola makan tetapi sejak kehamilan nya Ia sedikit lepas kontrol. Tapi Nizam sama sekali tidak keberatan. Baginya Alena adalah segalanya. Mau fisiknya berubah seperti apa. Ia tetap akan mencintai Alena.     

Nizam sebenarnya sedikit heran dengan perut Alena yang sangat besar. Ia terkadang curiga apakah Alena memiliki bayi kembar? Tetapi Ia menghilang kan pemikiran itu. Setahunya Ia tidak memiliki saudara yang melahirkan anak kembar.     

Nizam dan Alena tidak mau melihat bayinya melalui USG baik yang dua dimensi, tiga dimensi ataupun empat dimensi. Setiap di USG baik Nizam maupun Alena tetap bertahan ingin mendapatkan kejutan di saat kelahiran nanti.     

Nizam makan dengan tenang, Ia duduk bersila di atas karpet Persia yang mewah. Rasa masakannya ternyata memang enak hingga tidak salah kalau Alena tidak berhenti mengunyah.     

Setelah hampir selesai barulah Pangeran Thalal dan Cynthia muncul. Cynthia datang dengan muka kusut begitu Ia melihat Alena Ia langsung berteriak, " Alena sayangku.." Katanya sambil memeluk Alena dengan erat.     

Air matanya bercucuran, " Kau tahu Aku begitu ketakutan, bagaimana Aku bisa tahan kalau kau menghilang dalam kehidupanku." Cynthia terus memeluk Alena diiringi pandangan Pangeran Thalal dan Nizam.     

Persahabatan mereka manis bagaikan madu. Persahabatan sejati terkadang lebih dalam dari persaudaraan. Ada yang mengatakan bahwa persaudaraan seperti darah dan persahabatan seperti air tetapi jika persahabatan itu tulus dan sejati terkadang walaupun darah lebih kental dari air tetapi itu tidak berlaku untuk persahabatan sejati dan tulus.     

Persahabatan Alena dan Cynthia benar-benar begitu tulus dan sejati. Mereka mungkin akan sukarela saling mengorbankan kebahagian mereka untuk satu sama lain. Nizam sendiri tidak memiliki sahabat seperti Alena dan Cynthia. Ia hanya memiliki saudara yang seperti sahabat. Tetapi walau bagaimanapun saudara tidak akan sama dengan seorang sahabat.     

Persaudaraan sangat sulit untuk berdiri sejajar. Mereka dibatasi oleh beda tingkatan kakak dan adik. Tetapi Nizam tetap masih merasa beruntung memiliki Pangeran Thalal. Pangeran Thalal adalah saudaranya yang paling dekat diantara adik-adiknya yang lain. Walaupun Pangeran Thalal adalah orang yang suka menggampangkan sesuatu dan sedikit ceroboh. Tetapi kehadiran Pangeran Thalal disisinya sangat membantunya menghadapi kerasnya kehidupan di Istana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.