CINTA SEORANG PANGERAN

Aku Menghajar Semuanya



Aku Menghajar Semuanya

0Dengan gerakan yang sangat cepat Nizam menerjang orang yang berdiri membelakanginya. Tangan kanannya langsung memukul leher si penjaga dan kaki kirinya menendang perut si penjaga lainnya. Tanpa Ampun kedua penjaga itu langsung roboh pingsan. Pukulan dan tendangan Nizam mengarah ke bagian tubuh yang vital jadi Walaupun tidak mematikan cukup membuat mereka langsung pingsan.     
0

Nizam tidak mau membunuh orang sembarangan, terlebih Ia masih belum mengetahui apakah rumah ini memang benar tempat Alena ditahan. Makanya Ia tidak membunuh para pengawal itu tapi hanya melumpuhkan saja. Kedua pengawal itu terkapar dengan nafas yang lemah. Nizam lalu menggeradahi mereka. Nizam menemukan sebuah pistol sejenis revolver tetapi yang ini memiliki moncong yang lebih panjang.     

Nizam menggelengkan kepalanya. Diantara semua pistol yang beredar pistol ini memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi melebihi pistol jenis revolver lainnya dikarenakan pistol ini memiliki moncong yang lebih panjang. Ketika senjata revolver lainnya memiliki akurasi 1900 kaki/detik maka senjata ini memiliki akurasi 2075 kaki/detik. Sungguh senjata yang luar biasa.     

Sebagai orang yang pernah mendapatkan pendidikan militer dinegaranya Nizam menguasai berbagai senjata mematikan dari yang tradisional seperti panah, tombak dan gada sampai senjata modern seperti pistol atau senapan.     

Sekali pandang Nizam langsung mengenali senjata itu. Para pengawal memegang senjata yang begitu mematikan berarti memang ada kekuatan besar yang menyokong mereka. Nizam mengambil dua pistol dari dua penjaga lalu Ia menyelipkan salah satunya di pinggang dan membawa yang lainnya di tangan. Ia kemudian berlari cepat menuju ke dalam.     

Suasana tampak sedikit gelap ketika cahaya purnama tiba-tiba bersembunyi dibalik awan yang gelap. Air danau beriak terkena hembusan angin malam. Nizam mengubah gerakan larinya dengan berjalan mengendap-endap. Di teras rumah yang terhalang oleh beberapa pohon yang rimbun tampak empat orang pria kulit hitam berjaga-jaga sambil merokok dan minum-minum mereka bermain kartu untuk mengusir rasa sepi.     

"Hmmm Aku berani taruhan si Pangeran itu pasti sekarang sedang meraung-raung menangis kehilangan Istrinya." Kata seorang penjaga yang berbadan gempal. Dia lalu membuka 5 kartu yang dipegangnya, kartunya terdiri tiga kartu yang memiliki nilai yang sama yaitu angka 9 dan dua kartu yang memiliki angka yang sama yaitu angka 8. Si penjaga berkata, "Full House!!" Katanya sambil tertawa lebar. Ia lalu mengambil uang yang menjadi taruhan mereka. Teman-temannya yang lain bersungut-sungut.     

" Wah..untuk apa menangis, Bukankah dia pangeran dari kerajaan Azura. Seorang pangeran putra mahkota pasti istrinya banyak. Hilang satu dia masih punya seratus di haremnya. Buat apa menangisi wanita itu.." Kata Seseorang yang bertubuh sedikit kurus. Ia mengisap rokoknya dengan penuh kenikmatan. Wajah Nizam langsung berubah merah padam. Keraguannya hilang sudah, Ia tidak akan segan untuk membunuh orang-orang yang menculik istrinya. Apalagi kemudian dia mendengar mereka berkata seperti itu. Nizam sedang mengatur strategi sebentar ketika dia mendengar orang yang bertubuh gempal itu berkata lagi.     

" Aku pikir tidak juga, istrinya sangat imut dan cantik. Perutnya yang besar malah semakin terlihat menantang. Aku jadi sangat terangsang melihatnya. Inginnya sih sebelum Sisca membunuhnya berikan dia kepadaku dulu." Mendengar perkataan orang itu maka teman-temannya yang lain tertawa terbahak-bahak.     

Nizam benar-benar sangat marah mendengar kata-kata kotor yang keluar dari mulut pria yang bertubuh gempal itu. Emosinya memuncak dan meledak seperti granat yang ditarik picunya. Maka Dia langsung berlari ke arah mereka dan "Brak!! dia menghantam meja kayu tempat mereka bermain kartu dengan kaki kanannya. Kerasnya hantaman kaki Nizam membuat meja terbelah jadi dua dan kartu berhamburan ke segala arah.     

Para penjaga yang tidak mengira akan ada serangan seperti itu malah terkejut sambil menatap meja yang terbelah. Tujuan Nizam menghantam meja memang untuk mengecoh perhatian mereka. Titik fokus mereka tertuju pada meja itu dan bukannya pada Nizam. Sehingga setelah menghantam meja, Nizam bergerak merenggut rambut pria yang paling dekat dengannya lalu dengan kekuatan penuh Nizam memutar kepala orang itu agar menghadap kearahnya dan "Bugh..dia menghantamkan keningnya ke hidung orang itu. "Akh..." Pria itu memekik darah langsung mengalir. Nizam lalu menyimpan pistolnya lagi dibelakang celananya. Menggunakan senjata pada saat berkelahi dengan jarak dekat sangat tidak menguntungkan karena kekuatan tangan yang terlatih akan lebih akurat mematikan lawan.     

Sebelum ada serangan balasan Nizam juga segera menendangkan kaki kanannya lagi menghantam dada orang yang bertumbuh gempal. Nizam sangat marah, Ia berkelahi dengan kekuatan penuh. Dan ketika seorang penjaga yang sudah tersadar segera menendang Nizam dibagian perut. Nizam tidak menghindar Ia malah membiarkan tendangan itu mengenai perutnya. Ia mengeraskan otot perutnya sehingga ketika tendangan itu sampai ke perutnya. Pria itu seperti menendang beton. Sebelum pria yang menendangnya menarik kakinya, Nizam memegang kaki itu dengan kedua tangannya lalu memutarnya sekuat tenaga hingga " Krek.." terdengar suara tulang patah dan lepas dari persendiannya. Pria itu lalu menjerit kesakitan, Nizam melemparkan tubuh pria itu kearah temannya yang sedang berupaya memukul Nizam.     

Tangan temannya yang sedang terkepal menuju ke arah Nizam langsung terbanting dengan keras saling bertumpuk dengan posisi tubuh terbuka. Sebelum mereka dapat bangkit Nizam menghantam dada orang yang terjatuh itu. Darah langsung menyembur dari mulut orang itu.     

Nizam mengamuk bagaikan banteng yang terluka, lima orang itu langsung terkapar tidak berdaya tanpa sempat banyak melawan. Bahkan tubuh orang yang berbadan gempal yang sudah berkata kotor tentang Alena terjungkal di hajar Nizam berkali-kali. Tapi Nizam belum puas walaupun orang itu sudah terkapar tidak berdaya. Tetapi Ia masih berpikir rasional. Ia tidak ingin mengotori tangannya langsung dengan mencabut nyawa seseorang maka kemudian Ia menhantamkan kakinya ke mulut orang itu berkali-kali membuat gigi orang yang bertumbuh gempal itu langsung rontok.     

Kemudian Nizam juga menghantamkan kepala pria yang bertubuh kurus itu ke lantai berkali-kali dan melemparkannya ke arah orang yang bertubuh gempal. Setelah dirasa cukup Nizam segera masuk ke dalam rumah. Dari dalam rumah langsung menyerbu beberapa orang yang mendengar keributan dari luar. Nizam lalu mengeluarkan senjata dari balik pakaiannya dan dengan kedua senjata di tangan Nizam langsung menghamburkan pelurunya. Revolver yang Nizam pegang memiliki gerakan double action sehingga setiap Nizam menarik pelatuk pistolnya tanpa diputar maual silendernya akan otomatis berputar sendiri dan mendorong pelurunya secara otomatis.     

Ada sekitar 6 orang yang menerjang keluar dan Nizam memberikan mereka satu tembakan dengan cepat dan sangat akurat. Sehingga dari 6 orang Ia hanya menarik pelatuk sebanyak 6 kali. dan tidak memakan waktu lama ke-6 orang itu langsung terhempas dengan luka tembak. Nizam menembak mereka ditempat yang cukup vital walaupun tidak mematikan tapi cukup membuat orang-orang itu terkapar tidak berdaya.     

Di kerajaan Azura Nizam putra mahkota itu, memiliki tingkat kejeniusan yang mendekati sempurna. Selain wajah tampannya. Setiap Ia mempelajari sesuatu maka secara otomatis dia akan ahli dibidang yang Ia pelajari. Di usia 3 tahun Ia sudah mempelajari ilmu beladiri dan di usia 7 tahun Ia sudah mempelajari tentang persenjataan dan berbagai teknik perang. Setiap kali Nizam memegang senjata maka senjatanya akan berubah menjadi senjata yang paling mematikan. Tangannya sangat terlatih menggunakan senjata sehingga jangan harap ada orang yang bisa lepas dari bidikan senjatanya. Wajah Nizam semakin beku ketika Ia mendengar suara tembakan dari arah dalam. Nizam berlari ke arah tembakan sambil tetap waspada. Ia berlari seakan nyawanya sendiri sedang terancam. "Alena tunggulah Aku.." Bisik Nizam sambil berlari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.