CINTA SEORANG PANGERAN

Kau Akan Bertahan ( 8 )



Kau Akan Bertahan ( 8 )

0Pangeran Thalal keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah. Ia melihat Cynthia masih berbaring bermalas-malasan. Tangannya memeluk bantal lembut, halus dan empuk. Walaupun panas tapi Ia menyelimuti tubuhnya dengan kain katun yang terasa dingin di kulit tubuhnya. Cynthia malas gerak setelah Ia menjalani sesi yang melelahkan bersama suaminya. Ia sampai minum bergelas-gelas jus apel untuk mengusir dehidrasi karena keringat yang terus menerus menetes.     
0

Pangeran Thalal masih mengenakan jubah kamarnya dengan tali yang mengikat pinggangnya. Dadanya terbuka karena jubah itu tidak memiliki kancing di depannya. Bulu dadanya tampak mengintip dengan bebas menggetarkan hormon kewanitaan Cynthia. Ia jadi menatap tubuh suaminya dengan mata yang berbinar.     

Pangeran Thalal malah mengerutkan kening melihat istrinya menatap tubuhnya seperti anak kecil menatap tumpukan kue ulang tahun. "Mengapa kau masih berbaring? Bukankah kita mau menengok Jonathan. Ayo cepat mandi. Habis dari Jonathan kita menengok Kakak Alena. Aku mendapatkan berita dari anak buahku kalau orang tuanya Kakak Alena sudah tiba."     

Mendengar ada orang tuanya Alena datang, Cynthia langsung terbangun. Selimutnya langsung melorot memperlihatkan seluruh isinya. Pangeran Thalal sampai melotot melihatnya. "Kau rubah kecil, jangan menggodaku lagi. Nanti Aku gelap mata lagi" Pangeran Thalal membuang mukanya menghindari pemandangan yang menggoda imannya.     

Cynthia menarik kembali selimutnya ke atas. Ia lalu turun dari tempat tidur sambil berkata dengan manis. "Belajarlah untuk mengendalikan diri, Aku bisa babak belur berada ditanganmu"     

Pangeran Thalal merengut. Wajahnya merengut tapi matanya yang indah bercahaya bagaikan bintang yang bergermerlap di malam hari. "Perasaan hari ini bukan kau yang babak belur tapi Aku yang babak belur karena dibuat terus menerus berkeringat olehmu"     

Cynthia tertawa karena memang kata-kata suaminya tidak salah. Kali ini Ia yang terus menerus meminta suaminya untuk bergerak.     

"Apa sekarang Kau tidak cemburu lagi pada semua laki-laki yang menjadi temanku?" Kata Cynthia sambil merangkul leher suaminya.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya, "Sekarang sih tidak, tapi Aku tidak bisa menjanjikan seperti apa ke depannya karena semua berdasarkan apa yang akan kau berikan kepadaku. Prinsipku adalah take and give. Aku memberikan kepercayaanku kepadamu dan Aku meminta pelayananmu kepadaku." Pangeran Thalal menjawab dengan diplomatis.     

Cynthia langsung mengumpat, "Dasar otak mesum..Kalian para pangeran Azura semua otaknya ada di bawah perut" Kata Cynthia sambil memukul perut Pangeran Thalal dengan gemas. Pangeran Thalal tertawa mendengar umpatan istrinya. Ia memangku tubuh Cynthia dan membawanya ke kamar mandi. Lalu menyemprotnya dengan air dingin.     

Cynthia sampai gelagapan, Ia merebut selang shower dari suaminya dan balik menyemprot suaminya. Pangeran Thalal berteriak karena jubah kamarnya menjadi basah. Ia menjadi kesal lalu mengambil sabun cair yang ada dipinggir bathtub lalu menaburkan ke dalam bathubnya. Karena terlanjur basah akhirnya Ia ikut masuk ke dalam bathtub dan bermain sabun sambil cekikikan bersama istrinya.     

****     

Ruang Perawatan Jonathan     

Arani langsung bangun ketika melihat Pangeran Thalal dan Cynthia datang. Ia berdiri lalu membungkuk memberikan hormat kepada mereka.     

"Assalamualaikum Yang Mulia Pangeran Thalal dan Putri Cynthia" Kata Arani memberikan salam kepada kedua suami istri itu.     

Pangeran Thalal menganggukan kepalanya. Cynthia terlihat tidak sabar dan setelah membalas hormat Arani Ia langsung berjalan menuju Jonathan yang sedang ditunggu oleh kakaknya.     

"Jo.. Jonathan.. Alangkah malangnya nasibmu. Mengapa Kau sampai dipukuli oleh orang gila itu. Mengapa nasibmu begitu sial.." Cynthia duduk sambil mengusap air matanya melihat betapa parahnya luka pada tubuh Jonathan.     

"Lihat tanganmu. Tangan ini adalah tangan emas. Entah berapa kali tangan ini telah mengantarkan Amerika menjuarai pertandingan basket Internasional" Wajah Cynthia tampak alum.     

Jonathan menjawab, " Tidak apa-apa Cynthia. Aku masih beruntung karena masih bisa hidup sehingga Aku masih bisa bersaksi untuk membersihkan nama Alena dan namaku."     

"Alangkah baik hatinya kamu " Kata Cynthia dengan suara tercekat, Ia benar-benar selalu kagum pada Jonathan yang mencintai Alena dengan tulus dan tampa pamrih. Tanpa sadar saking kagumnya Cynthia mengelus tangan Jonathan dengan penuh kasih sayang.     

Melihat Istrinya mengelus tangan Cynthia Pangeran Thalal menjadi gerah juga. Ia tahu istrinya lahir dan besar di Amerika dimana hubungan antara pria dan wanita tidak terhalang hijab sebagaimana di negaranya Azura. Tetapi setiap kali Cynthia melakukannya di depan matanya walaupun memang sentuhan itu hanya sekedar sentuhan antar teman tetap saja Pangeran Thalal masih tidak bisa menerimakan.     

Pangeran Thalal menghampiri mereka dengan gayanya yang elegan. Tubuhnya tinggi dengan wajah manis menggiurkan bagaikan apel berwarna merah. Jessi sampai ternganga melihatnya. Ia tidak habis pikir mengapa belakangan ini begitu banyak pria tampan bertebaran di sekelilingnya. Membuat Ia merasa menyesal mengapa para pria itu tidak ada saat Ia masih kuliah dulu.     

"Hallo Jonathan. Saya adalah Thalal, suami dari teman Anda Cynthia dan adik dari Nizam" Kata Pangeran Thalal sambil menarik kursi yang diduduki Cynthia ada menjauh dari Jonathan. Tangan Cynthia ikut menjauh dari lengan Jonathan yang baru saja dielus-elusnya. Cynthia mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi Ia lupa menyentuh pria selain suaminya. Sangat sulit membiasakan diri mengikuti kebiasaan suaminya.     

Cynthia bukanlah Alena yang berasal dari negara dengan adat istiadat yang masih mirip - mirip dengan Azura terutama dalam pergaulan antara pria dan wanita. Ia adalah orang Amerika, bersentuhan antara pria dan wanita adalah hal biasa asalkan sama-sama saling menyukai. Apalagi Ia sebenarnya tidak melakukan apa-apa hanya sekedar menunjukkan rasa kasihnya sebagai seorang teman. Ia tengadah melihat ke wajah suaminya. Ia melihat mata suaminya melotot sehingga Cynthia menjadi nyengir kuda.     

Jonathan sendiri melihat dengan takjub pada pria di depannya. Ia tidak mengetahui kalau Cynthia sudah menikah apalagi menikahnya dengan adiknya Nizam. Saking takjubnya Ia menjadi bertanya dengan mata menatap ke wajah pria tampan didepannya.     

"Kalau Anda adiknya Nizam, berarti Anda adalah seorang Pangeran juga." Kata Jonathan     

Pangeran Thalal tersenyum, " Benar.. Saya seorang Pangeran."     

"Kalau begitu sekarang Cynthia dan Alena adalah anggota kerajaan? Alangkah beruntungnya kalian. Aku harap kalian akan selalu hidup berbahagia" Kata Jonathan dengan tulus.     

"Terima kasih, dari semua pria yang menyukai Kakak Putri Alena, agaknya hanya Kau yang berpikiran waras" Kata Pangeran Thalal sambil tertawa lebar.     

Jonathan tertawa lebar, " Sebenarnya bukan waras tapi lebih ke tahu diri. Dari awal aku melihat sainganku begitu berat. Justin atau Edward bukanlah sainganku yang mudah. Aku hanyalah seorang atlit yang tidak terlalu kaya. Tetapi ketika kemudia Alena mendapatkan Nizam, aku tambah menciut ketika tahu Ia seorang Pangeran. Jadi ya..h Aku terima nasib saja."     

"Menjadi seorang pria sejati memang tidak selalu harus bermain perasaan. Menggunakan akal sehat dan logika agaknya akan memberikan nilai yang lebih bagi seorang pria. Hidup menyiksa diri mencintai orang yang tidak mencintai kita hanya akan membuat hidup dalam menderita yang tidak berkesudahan. Aku beruntung karena wanita yang kucintai membalas cintaku. Si cantik ini berhasil aku dapatkan walaupun Aku harus mempertaruhkan nyawaku" Kata Pangeran Thalal sambil tertawa.     

Cynthia tertawa kecil sambil memeluk suaminya tetapi ketika Ia hendak mencium suaminya, Pangeran Thalal berbisik. "Jangan membangkitkan macan yang baru tertidur" Katanya sambil tersenyum. Cynthia akhirnya hanya mencium pipi suaminya.     

"Jonathan, Aku harap suatu hari nanti Kau akan menemukan cinta sejatimu. Mungkin diluaran sana ada belahan jiwamu yang sedang menantimu" Kata Cynthia sambil tersenyum.     

Diam-diam Jonathan melirik ke arah Arani, sedangkan Arani malah berdiri menatap lukisan dinding yang terdapat di ruangan rumah sakit kelas VIP itu.     

"Arani.. mengapa Kau yang menunggu di sini? Bukankah biasanya Kau selalu ada disamping Kakakku?" Tanya Pangeran Thalal tiba-tiba sambil menoleh ke Arani.     

Arani lalu membalikkan tubuhnya dan menganggukan kepalanya. "Yang Mulia Putra Mahkota Nizam yang meminta hamba"     

Pangeran Thalal mengerutkan keningnya, Ia menatap Arani keheranan. "Apa hanya Aku yang mencium sesuatu yang aneh di sini?" Katanya berbisik pada Cynthia. Cynthia ikut mengerutkan keningnya. Ia lalu menatap Arani dan Jonathan bergantian. Membiarkan Arani dan Jonathan berduaan bukanlah hal yang lazim dilakukan Nizam. Pasti ada sesuatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.