CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers ( 12 )



Konferensi Pers ( 12 )

0Nizam mengerutkan keningnya ketika mendengar laporan dari Arani. Ia memanggil Imran untuk segera menangani Pangeran Abbash tetapi laporan yang Ia terima malah berita buruk. Lagi-lagi Pangeran Abbash mendahuluinya. Betapa cepat gerakannya, bukankah Ia tadi baru saja hendak menyelinap masuk ke dalam kamarnya, bagaimana bisa Ia mendahului para penjaganya dalam membawa Jonathan.     
0

Tangan Nizam terkepal erat, giginya gemeretak saling menekan karena menahan amarah. Kalau saja Ia tidak takut meninggalkan Alena dan anak-anaknya Ia sudah menangani Pangeran keparat itu oleh tangannya sendiri.     

"Imran, Aku pikir musuh kita kali ini akan sekeras batu karang. Pangeran ini sangat licin dan lihay. Sepak terjangnya membingungkan. sebenarnya apa motifnya? Ia seringkali membahayakan dirinya tetapi Ia selalu bisa meloloskan diri. Aku khawatir motif dia tidak hanya sekedar ingin menyingkirkan Alena dan membuat adiknya menjadi salah satu istri utamaku."     

"Yang Mulia hamba juga sudah merasa curiga terhadap dia. Tetapi Mengapa Ali dan Fuad serta Nona Arani tidak menjumpai Jonathan terlebih dahulu sebelum Pangeran Abbash? Bukankah mereka pergi terlebih dahulu? Apa Pangeran Abbash menggunakan trik kotor untuk memperlambat gerakan meraka?" Imran keheranan menghadapi kenyataan bahwa Ketiga orang kepercayaan Nizam itu kalah cepat dengan di pangeran tampan itu. Padahal mereka terlebih dahulu mencari Jonathan     

"Entahlah apa yang salah. Aku benar-benar seperti hilang akal." Nizam menjadi sangat gelisah. "Kau tunggulah di sini. Kalau Arani sudah datang segera beritahu Aku. Aku harus segera mengetahui kondisi Jonathan" Kata Nizam sambil masuk ke tempat Alena kembali.     

Dilihatnya Alena sudah bangun, Ia sedang kembali menyusui si kembar. Di meja samping tempat tidur tampak sepiring kudapan sambosa sudah tinggal setengahnya. Makanan yang terbuat dari kulit seperti karoket dengan isi daging sapi ini tampak sudah tinggal setengahnya arana dilihatnya tinggal setelah. Melihat suaminya datang Alena bertanya keheranan. " Mengapa wajahmu begitu kusut?" Tanya Alena.     

"Alena..Aku ada sesuatu yang harus dibicarakan. Tapi Aku harap kau tidak histeris" Kata Nizam sambil duduk di samping Alena. Matanya menatap ke wajah Axel dan Alexa bergantian. Wajah mereka yang mungil, lucu dan menggemaskan membuat hati Nizam yang gelisah sedikit terobati.     

"Ada apa? Katakanlah. Kau tidak usah khawatir, ada dua anak disampingku. Aku tidak akan bertindak serampangan lagi" Kata Alena dengan serius.     

"Alena..Aku sedang gelisah, Aku ingin menciummu" Kata Nizam sambil mendekatkan wajahnya kepada Alena. Para Pelayan segera memalingkan muka. Nizam lalu mencium Alena dengan penuh kelembutan. Ia ingin melerai kegundahan hatinya karena Pangeran Abbash. Alena hanya memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan bibir suaminya pada bibirnya yang lembut. Tapi Kemudian ketika ciuman mereka terlepas, Alena berkata sambil mencibir.     

"Apa sebenarnya kau ingin berbicara denganku atau hanya ingin menciumku. Sudah..malu sama Axel dan Alexa." Kata Alena sambil memalingkan wajahnya dari ciuman suaminya. Nizam jadi tersenyum, Ia sedikit tersipu-sipu malu pada kedua anaknya yang seakan mengatakan ayahnya tidak tahu malu bermesraan di depan mereka. Walaupun akhirnya Nizam berkata membela dirinya.     

"Tidak apa-apa, biar mereka tahu kalau ayahnya selalu tergila-gila terhadap ibunya"     

"Ih Kamu ini masih aja genit.." Alena mencibirkan bibirnya membuat Nizam jadi gemas lagi, Ia mendekatkan kembali bibirnya lalu meraup bibirnya Alena. Alena menjadi ingin iseng. Ketika Nizam lengah Ia menggigit bibir Nizam dengan gemas membuat Nizam terpekik kesakitan. Akibatnya Alexa menjadi kaget dan menangis dengan keras. Axel yang asalnya tidak terpengaruh oleh pekikan Ayahnya karena mendengar saudaranya menangis Ia menjadi ikut menangis juga. Jadilah mereka menangis saling bersahut-sahutan membuat Alena dan Nizam ikut panik. Nizam mengambil Alexa dan menimangnya. Sedangkan Alena mendekap Axel dengan penuh perasaan.     

"Kau ini malah membuat mereka menangis" Kata Alena sambil membujuk Axel supaya berhenti menangis.     

"Ini salahmu karena menggigit bibirku, Aku jadi kesakitan" Kata Nizam sambil mulutnya ikut membujuk Alexa. Bibirnya terasa perih dan sedikit berdarah.     

"Maafkan Aku, Habis Aku jadi gemas.." Kata Alena sedikit menyesal melihat bibir Nizam yang terluka. Nizam cemberut melihat Alena lalu mencium Axel penuh kasih sayang.     

"Aku yang dilukai tapi Axel yang kau cium" Nizam jadi merajuk.     

Alena jadi tergelak, "Apa Kau cemburu terhadap anakmu sendiri?"     

"Aku bahkan cemburu terhadap bayanganku sendiri" Kata Nizam sambil mengecup pipi Alena yang kini terlihat sudah memerah. Alena mencubit perut Nizam perlahan, Ia takut melukai Nizam lagi.     

"Aku mencintaimu, Nizam" Kata Alena sambil kembali mencium suaminya. Nizam meringins merasakan bibirnya yang terasa pedih. Alena mengelus bibir yang terluka itu dengan lidahnya.     

Ketika Nizam hendak membalasnya, Alexa yang dalam pelukan Nizam tampak kembali menangis. Nizam tidak jadi hendak mencium Alena, Ia segera mengayunkan bayinya dengan lembut. Alena menatapnya penuh bahagia.     

Adakah kebahagiaan lain yang lebih sempurna daripada ini. Alena menghela nafasnya. Alena berharap kebahagiaan ini tidak akan pernah berakhir.     

***     

Tanpa sepengetahuan mereka seorang pelayan merekam adegan mereka. Ia tadinya hanya sedang menyediakan makanan untuk Alena karena memang wanita yang sedang menyusui butuh makann yang sehat dan bergizi selain enak tentunya. Ketika Nizam datang Ia tidak sempat keluar tetapi hanya memalingkan wajah. Ia segera memasang kamera hanphone untuk merekam adegan Nizam dan Alena. Dan ketika para pelayan itu mendapatkan kesempatan untuk keluar. Seorang pelayan menyelinap pergi. Pelayan ini adalah seorang perempuan muda berusia 21 tahun. Dia sebenarnya sangat cantik dan menawan tetapi kecantikannya Ia sembunyikan di balik seragamnya. Ia pelayan bagian penyediaan makanan untuk Alena. I bekerja dengan Nizam sejak Nizam menikahi Alena. Sebagai pelayan bagian makanan Ia biasanya hanya diijinkan masuk hanya untuk menyediakan makanan.     

Amrita membawa handphonenya menuju sebuah kendaraan yang terparkir di tempat parkir di baseman paling bawah. Di sana Ia menjumpai sebuah mobil biasa tetapi Amrita tahu mobil yang terlihat biasa di luar itu di dalamnya sudah dimodifikasi oleh pemiliknya sehingga mobil itu selain memberikan kenyaman di dalam juga memiliki kecepatan yang sangat tinggi.     

Begitu sampai di dekat pintu mobil, Pintu mobil terbuka dan Amrita segera masuk ke dalamnya. Tidak lama mobil segera melucur meninggalkan tempat parkir rumah sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.