CINTA SEORANG PANGERAN

Akhir Hidup dari Arya



Akhir Hidup dari Arya

0Martin melompat ke arah Geo dan mencekal tangan Geo lalu memutarnya ke atas, terlambat sedikit saja peluru dari Pistol Geo akan mengenai tubuh Michael. Martin segera merampas pistol dari tangan Geo dan berkata, "Kau jangan bertindak gegabah. Orang ini jelas bukan orang sembarangan. Jangan pertaruhkan nyawa Michael" Kata Martin dengan penuh kehati-hatian Ia juga merampas pistol Geo takut kalau Geo bertindak gegabah lagi     
0

Pangeran Abbash melihat tingkah laku Geo dan Martin Ia menjadi tidak sabar. Pistolnya Ia tembakkan ke kaki Michael sehingga Michael langsung berteriak kesakitan. Darah langsung mengalir dari kakinya membasahi lantai penjara.     

"Bukakan pintunya!! Cepat!! Kalian malah bermain drama dihadapanku membuatku menjadi tidak sabaran." Suara Pangeran Abbash terdengar semakin menakutkan.     

"Baiklah..baik. Tolong jangan sakiti teman Kami, Aku akan membukakan pintunya untukmu." Martin berkata dengan cepat. Ia segera berlari menuju pintu dan membukakan pintunya. Begitu pintu di buka, Pangeran Abbash menyentakkan kepala Michael ke jeruji besi hingga Michael langsung terjatuh pingsan. Melihat Michael pingsan Martin segera menarik pelatuk pistol tapi Ia kalah cepat dengan Pangeran Abbash. Pangeran Abbash terlanjur sudah menembak duluan dan pistol di tangan Martin pun terlepas.     

Martin memegang tangannya yang terserempet peluru tapi walau tidak terkena peluru dari pistol Pangeran Abbash mampu membuat pistolnya terlepas. Pangeran Abbash membawanya semua pistolnya.     

"Kupikir Kau seorang penembak yang ulung, nyatanya Kau tidak bisa menembakku dengan sempurna. Kau hanya menyerempet tanganku" Kata Martin sambil tertawa mengejek. Pangeran Abbash tertawa tidak menjawab ejekan dari Martin. Ia malah menghapus bibirnya oleh punggung tangannya.     

Bibirnya yang merah marun segera berubah menjadi warna bibir yang asli. Tetapi karena kulitnya yang begitu putih maka warna bibirnya pun merah muda. Pangeran Abbash malah semakin menarik dengan warna bibirnya yang asli. Ia benar-benar Pangeran yang tampan. Mungkin paling tampan dikeraajaannya. Kalau Ia berdiri disamping Pangeran Thalal maka orang-orang akan kesulitan melihat siapa yang lebih tampan dan lebih manis.     

Ia berjalan menuju Geo yang pakaiannya berlumuran darah dari keningnya. Kedua tangannya kini memegang pistol. Geo sedikit gemetar melihat Pangeran Abbash yang berjalan mendekatinya. Ia tidak berani lagi meremehkan Pangeran Abbash. Pangeran Abbash tiba-tiba melancarkan tendangan ke perut Geo dan lalu ketika Geo membungkuk sambil memegang perutnya yang terasa sangat sakit, tekuknya dipukul oleh Pangeran Abbash hingga Geo langsung jatuh tersungkur menghujam lantai.     

"Kau!! Keparat !! " Martin tampak terkejut dan Ia segara menerjang Pangeran Abbash. Jiwa kelelakiannya tertoreh melebih jiwanya sebagai seorang polisi. Ia sudah tidak perduli dengan dua pistol yang berada di tangan Pangeran Abbash karena melihat perlakuan Pangeran Abbash kepada Geo dan Michael. Terlihat dengan sangat jelas kalau Pangeran Abbash tidak berniat membunuh mereka.     

"Kau!! Keparat !! " Martin tampak terkejut dan Ia segara menerjang Pangeran Abbash. Jiwa kelelakiannya tertoreh melebih jiwanya sebagai seorang polisi. Ia sudah tidak perduli dengan dua pistol yang berada di tangan Pangeran Abbash karena melihat perlakuan Pangeran Abbash kepada Geo dan Michael. Terlihat dengan sangat jelas kalau Pangeran Abbash tidak berniat membunuh mereka.     

Martin melancarkan tendangan dan pukulan bertubi-tubi ke arah Pangeran Abbash. Tapi Pangeran Abbash dengan mudahnya menghindari tendangan dan pukulannya. Tangannya berulang kali menangkis pukulan dan tendangan Martin yang tidak sempat Ia hindari. Padahal kedua tangannya sedang memegang pistol.     

Pangeran Abbash tetap tersenyum meladeni kekalapan Martin. Ia sama sekali tidak menyerang balik. Ia hanya terus mundur sambil menangkis pukulan dan tendanga dari Martin. Martin menjadi tambah kalap. Ia heran mengapa Pangeran Abbash yang begitu lemah gemulai dan memiliki tangan yang begitu putih mulus mampu menahan kekuatan tangan dan kakinya yang bertenaga kuda.     

Hingga akhirnya Pangeran Abbash melancarkan tendangan tepat ke ulu hati Martin. Martin langsung terjungkal ke belakang. Pangeran Abbash menekan dada Martin dengan telapak kakinya. "Kau tau mengapa Aku tidak tepat menembakmu??" Kata Pangeran Abbash sambil menekankan kakinya ke dada Martin sampai Martin meringis kesakitan.     

Mata Martin menatap lemah ke wajah Pangeran Abbash yang putih mulus. "Karena Aku tidak ingin pakaianmu berlumuran darah" Kata Pangeran Abbash lagi sambil mengangkat kakinya dari dada Martin. Lalu dengan gerakan indah Ia menendang sambil memutar tubuhnya, " Buk!! Kakinya mendarat di leher Martin hingga Martin pingsan tak berkutik lagi.     

Setelah melihat Martin pingsan Pangeran Abbash lalu berjongkok dan mempreteli pakaian Martin. Ia kemudian melepaskan semua pakaian wanitanya dan mengenakan seragam milik Martin.Walaupun sedikit besar di atas tubuhnya yang semampai tapi mampu mengubah Pangeran Abbash dari wanita yang cantik jelita menjadi seorang polisi yang berwajah rupawan.     

Kemudian Pangeran Abbash melepaskan wignya. Tampaklah rambutnya yang cepak bagaikan rambut seorang tentara. Arya melihatnya semakin ketakutan. Ketika Pangeran Abbash memalingkan wajahnya ke arah Arya. Arya langsung terpesona. Ketampanan Pangeran Abbash sangat berbeda dengan ketampanan Nizam.     

Ketampanan Pangeran Abbash dan ketampanan Nizam sama-sama seperti seperti butiran salju yang turun dari langit menaburi bumi dengan sudut pandang yang berbeda. Jika ketampanan Nizam seumpama dinginnya salju maka ketampanan Pangeran Abbash seumpama lembut dan putihnya salju itu sendiri. Tapi rasa takjub Arya tidak bertahan lama karena Pangeran Abbash mengambil sesuatu dari wig dirambutnya. Yang diambilnya adalah sebuah jarum beracun yang Ia selipkan beberapa. Ia lalu menjepit benda itu oleh ibu jari dan telunjuknya kemudian dengan kekuatan penuh Ia meluncurkan jarum itu tepat ke dadanya Arya menembus hingga jantung. Pangeran Abbash menggunakan teknik Ninja untuk melemparkan jarum tersebut.     

Pangeran Abbash adalah satu-satunya Pangeran dari Zamron yang mempelajari teknik ninja langsung ke Jepang. Ia sengaja disiapkan oleh kakaknya untuk berada di depannya. Pangeran Bari memang berbeda dengan Nizam. Disaat Nizam berupaya melindungi semua adik-adiknya agar berada di belakangnya dan dia yang maju ke depan. Tetapi Pangeran Bari malah menjadikan adik-adiknya sebagai ujung tombak untuk melancarkan semua tujuannya. Pangeran Bari berdiri di belakang adik-adiknya walaupun sebenarnya Ia juga memiliki keahlian bertarung dan berstrategi yang sangat hebat     

Arya tidak sempat berteriak ketika kemudian dadanya terasa sangat sakit bagaikan terkena serangan jantung. Tubuhnya langsung terasa panas. Rasa sakit mencekik lehernya dengan kuat. Matanya terbelalak ke atas. Tubuhnya lalu terkejang sesaat sebelum kemudian Ia terkulai dikursinya merenggang nyawa. Setelah melihat Arya tewas. Ia segera mengambil tasnya. Ia mengeluarkan sebuah tisu basah lalu melap semua benda yang Ia pegang. Jangan sampai Ia meninggalkan sidik jari.     

Pangeran Abbash lalu mengambil tasnya dan memasukan wignya ke dalamnya. Kemudian Ia melangkah keluar dengan tenang. Ia melihat kea rah jam yang ada dinding. Pangeran Abbash memperkirakan waktunya tidak lebih dari 30 menit. Ia segera keluar dengan hati-hati menuju jalan keluar, kemudian dengan menyelinap Ia keluar menuju jalan belakang.     

Diluar Ia segera menuju mobil vannya yang masih terparkir, Pengawal pribadinya terlonjak melihat Pangeran Abbash datang. Ia sudah bersiap-siap akan melancarkan rencana yang kedua tetapi kemudian melihat majikannya datang dengan selamat, hatinya menjadi sangat lega.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.