CINTA SEORANG PANGERAN

Rencana suatu Pembalasan.



Rencana suatu Pembalasan.

0Wanita Itu memasukan tangannya ke dalam tas dan mengeluarkan handphone nya lalu Ia mulai menelpon sambil berjalan keluar dari Aula.     
0

"Yang Mulia..ini Aku sudah ada di hotel Gardenia. Siap melakukan tindakan selanjutnya"     

"Kau lakukan rencana yang sudah kita susun. Kau harus menyakiti Nizam, sangat menyakitinya hingga Ia tidak sanggup hidup lagi, tapi tidak membunuhnya. Kau hanya perlu menyakitinya secara mental."     

"Mmm.. maksudnya adalah kalau Aku tidak boleh membunuh Nizam tetapi apa boleh Aku kalau harus sampai membunuh Alena?"     

"Bagusnya memang seperti itu. Kau malah akan semakin mendapatkan banyak keuntungan jika sampai berhasil membuat membunuh Alena beserta bayi dalam kandungan nya"     

"Bagaimana dengan Edward?? Aku juga sangat membencinya, dan ingin Ia mati"     

"Tentu saja, Kalau Kau membunuh Alena maka harus satu paket dengan Edward. Kau harus membunuhnya juga. Karena kalau sampai Alena mati dan Edward hidup maka akan menjadi kegagalan bagi skenario yang sudah kita susun dengan rapih"     

Suasana kemudian hening. Wanita itu tampak sedang berpikir keras. Perbincangan di dalam telepon menggunakan bahasa Indonesia, Karena memang wanita itu tidak terlalu menguasai bahasa Inggris.     

Kemudian wanita itu terdiam mendengarkan penjelasan pria yang ada di telepon. Lalu Ia memalingkan wajahnya ke arah pria bule yang tiba-tiba ada disampingnya dan seorang pria berkewarganegaraan Indonesia. Pria yang berasal dari Indonesia berkata, "Semua sudah siap, Kita sangat beruntung karena Edward, Lila, Yang Mulia dan Alena berada di satu tempat"     

Wanita itu menganggukan kepalanya dengan sumringah. " Aku sangat senang, balas dendam ku akan segera terlaksana. Pastikan kamera yang kita gunakan adalah kamera yang terbaik. Kita akan membuat kerajaan Azura menjadi gempar. Dan sebelum mendapatkan penjelasan tentang apa yang terjadi Alena dan Edward sudah pergi meninggalkan dunia ini...ha..ha...ha..."     

***     

Sementara itu moderator konferensi pers setelah meminta izin kepada Nizam Ia mulai menjelaskan tentang lagu terbaru Edward. Edward tampak sedikit kaku mencoba tersenyum tetapi hasilnya malah menjadi tidak bagus. Edward adalah seorang penyanyi dan bukan aktor yang pandai berakting. Fakta bahwa suasana hatinya sedang buruk membuat Ia tidak nyaman malam ini. Kalau saja Ia sedang tidak dalam keadaan konferensi pers. Ia sudah pergi meninggalkan aula seorang diri. Tiba-tiba saja Ia hanya ingin merokok dan menikmati Segelas minuman untuk mengusir perasaan galau pada hatinya.     

Ketika kemudian Edward diminta untuk memberikan penjelasan maka dengan sedikit terbata-bata Edward berkata, "Selamat malam semuanya, Entah bagaimana Saya harus mengungkapkan perasaan bahagia Saya Karena berada di hadapan kalian. Walaupun sebelumnya saya meminta maaf karena kondisi saya sedang tidak terlalu bagus." Edward menarik nafas panjang, matanya terlihat muram.     

"Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada Mr. Aresca yang sudah memberikan Saya kesempatan untuk mengadakan konferensi pers di Hotel Gardenia ini. Saya juga sangat berterimakasih kepada Yang Mulia Pangeran Nizam beserta istrinya Yang Mulia Alena sebagai pemilik hotel Gardenia.     

Sesungguhnya Saya sendiri tidak mengira kalau hari ini mereka berdua akan datang ke hotel ini. Sungguh suatu kejutan yang menyenangkan. Sebelum Saya menjelaskan tentang launching lagu saya ada baiknya kalau kita mendengarkan sepatah dua patah kata dari Mr. Aresca dan Yang Mulia Pangeran Nizam." Akhirnya Edward malah meminta Nizam dan Mr. Aresca yang berbicara. Ia benar-benar terlihat malas berkomentar. Manajernya hanya menghela nafas panjang melihat Edward yang sudah kehilangan moodnya.     

Nizam juga terlihat sedang malas berbicara. Raut wajahnya tidak jauh berbeda dengan wajah Edward. Ia malah melihat ke arah Mr. Aresca. Dan untungnya Mr. Aresca Cepat tanggap.     

"Yah.. baiklah. Terimakasih banyak atas kesempatan yang sudah diberikan kepada saya untuk memberikan sepatah dua patah kata." Mr. Aresca tersenyum manis.     

"Ketika Tim manajemen The East Eagle menyewa hotel kami untuk konferensi pers. Kami anggap sebagai promosi yang saling menguntungkan. Edward adalah seorang penyanyi yang sangat berbakat. Saya sangat yakin kerjasama diantara Kami yaitu hotel Gardenia dan tim manajemen The East Eagle akan berjalan dengan lancar ke depannya" Mr. Aresca berbicara dengan lugas dan diplomatis. Para wartawan sangat antusias memperhatikannya. Mereka sangat senang karena dalam sekali waktu mereka mendapatkan dua berita.     

Mr. Aresca sendiri tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dia tidak menyadari bahwa dia sedang berada diantara dua permusuhan yang memperebutkan seorang wanita yang sedari tadi Ia lirik karena sangat imut dan lucu. wanita itu sangat polos, cantik dan lugu. Ia sedang hamil besar tetapi malah semakin keterlaluan cantiknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.