CINTA SEORANG PANGERAN

Siapa yang Sebenarnya Terjebak (2)



Siapa yang Sebenarnya Terjebak (2)

0Sambil tersenyum Paul segera mengunci pintu penjara Pangeran Abbash, Pangeran Abbash tak henti-hentinya mengusap pipinya yang kena cium Paul dengan jijik. "Kau diamlah dulu di sini, Aku bersumpah akan membebaskanmu. Dan kita akan hidup bahagia selamanya" Kata Paul sambil tersenyum melihat ke arah Pangeran Abbash yang berulang kali memasang ekspresi berwajah jijik.     
0

Paul merasa bahwa Pangeran Abbash memang seorang laki-laki yang suka memakai pakaian wanita. Dan Akhir-akhir ini Ia memang memiliki disorientasi seksual. Ia mengira bahwa Arya juga memang seperti dirinya yaitu menyukai pria yang mengenakan pakaian wanita. Jadi memang Paul mengira bahwa Pangeran Abbash memang seorang pria yang menjadi kekasih Arya.     

"Oh ya..Syalmu, aku ambil sebagai kenang-kenangan..." Katanya sambil mencium syal itu dihadapan Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash mendesis sambil meludah, "Nazis!! " Katanya, tetapi Paul malah cengengesan. Pangeran abbash lalu melihat ke ruang penjara yang ada disebelah kirinya. Ia melihat Arya sedang di kerubungi oleh para polisi. Dia bertingkah seperti kuda liar yang mengamuk. Arya ingin lepas, Ia ketakutan melihat Pangeran Abbash. Konon katanya jika para pangeran itu membunuh musuhnya mereka suka menggunakan cara-cara yang paling kejam.     

Pangeran Abbash sendiri malah terlihat cool dengan duduk bersender ke dinding penjara, Bibirnya terus berkedut menahan senyum melihat Arya. Ia melihat sekarang Arya diikat di kursi yang ada dalam penjara dan Arya hanya bisa terdiam tidak berkutik. Mata Arya terlihat, melihat dengan tajam ke wajah Pangeran Abbash. Pangeran Abbash seakan mimpi buruknya. Ia tidak mengira kalau Pangeran Abbash seorang banci. Apakah Ia seorang banci atau hanya sedang menyamar? Arya tidak memperdulikannya. Yang pasti Ia ingin diselamatkan dari pria atau banci menakutkan itu.     

"Hey Nona!! Kau tunggulah dulu sampai besok atasanku datang untuk bertanya beberapa hal tentang Arya. Setelah itu Aku bersumpah akan membebaskanmu. Aku permisi mau melapor dulu" Kata Paul sambil pergi. Pangeran Abbash hanya mendengus kesal.     

Setelah Paul pergi, Si penjaga yang bernama Martin tiba-tiba berkata pada temannya, "Kau perhatikan tingkah si Paul itu, Dia makin lama makin genit dan menyebalkan terhadap laki-laki. Ia paling senior diantara kita. Ia tangan kanan Chief Jeremmy di kantor ini. Kalau saja kita punya bukti untuk membongkar kelainannya, mungkin Ia bisa segera di pecat"     

"Iya benar, coba lihat orang itu, Dia wanita atau pria. Ia terlalu cantik untuk seorang pria tetapi kalau Ia wanita, Ia memiliki jakun di lehernya. Kalau saja Ia tidak mengenakan make up. Aku berani taruhan pasti Ia pria yang sangat tampan." Kata Geo teman dan dari Martin     

Tahu bahwa Ia sedang dibicarakan maka Pangeran Abbash malah mendekati Mereka. Ia berpegangan pada terali besi dan berkata," Apa Kau ingin tahu, apakah Aku perempuan atau laki-laki?" Katanya sambil tersenyum genit. Pangeran Abbash lantas menaikan satu kakinya ke atas kursi dan mengusap-ngusap pahanya dengan mendesah. Martin, Geo dan satu pria lagi yang bernama Michael saling berpandangan.     

"Aku tidak mau melihatnya, Kau pria menjijikan. Apakah Kau laki-laki ataupun perempuan? Aku tidak perduli" Kata Martin sambil membuang muka menjauhi penjara tempat Arya dan Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash tertawa tergelak-gelak. Tetapi kemudian Penjaga yang bernama Geo malah beneran tertarik, "Coba Kau perlihatkan kepada Kami kalau kau benar-benar seorang pria atau seorang wanita?" Katanya sambil mencoba mendekat, Tetapi Geo ditarik menjauh oleh Michael. "Kau jangan gila. Mungkin saja dia berbahaya"     

"Berbahaya?? Sejak kapan kita takut terhadap seseorang? Aku penasaran, Apakah Ia laki-laki atau perempuan?"     

"Kenapa harus mendekat, Kau lihat saja jakunnya. Lihat dia memiliki Jakun" Kata Michael dengan kesal. Ia menyesali kebodohan temannya. Mereka lalu melihat ke arah leher Pangeran Abbash yang sudah tidak mengenakan syal lagi karena syalnya diambil oleh Paul.     

Pangeran Abbash malah memperlihatkan jakunnya pada mereka. Leher yang begitu putih dan mulus seakan mengalahkan leher wanita tulen. "Aku memang terlahir laki-laki, tapi jiwaku adalah seorang wanita. Ayolah...mendekatlah. Kalau kau memang termasuk kepada laki-laki yang memiliki keberanian. Kalau tidak maka sebaiknya Kau besok bertukar pakaian dengan wanita." Pangeran Abbash malah memprovokasi mereka.     

"Mengapa Kau kemari, Siapa kau sebenarnya? Apakah Kau temannya Sisca dan Arya??" Tanya Geo penasaran.     

"Aku siapa tidaklah penting. Yang penting adalah Kau peganglah nyawamu erat-erat karena siapa tahu nyawa kalian akan terbang ke alam baqa, malam ini juga" Kata Pangeran Abbash dengan nada riang gembira. Seakan yang dikatakannya adalah suatu canda gurauan.     

"Kau!!! benar-benar minta di hajar" Geo langsung menjadi marah dan kesal Ia mengibaskan tangan Michael yang memegangnya. Dan maju menghampiri Pangeran Abbash. Ia berdiri sambil memegang terali besinya. Melihat Geo berdiri sambil memegang terali besi maka Pangeran Abbash tidak menyia-nyiakan kesempatannya. Ia memegang kedua tangan Geo lalu menariknya sekaligus sampai kening Geo langsung menghantam teralasi besinya. Suaranya cukup keras hingga membuat Michael dan Martin terperanjat kaget. Mereka segera memburu Geo dan menariknya dari teralis penjara Pangeran Abbash.     

"Kau Keparat!! " Teriak Geo sambil mengaduh-ngaduh dengan kening bercucuran darah. Pangeran Abbash malah nyengir bagaikan kuda. Matanya berkilat tajam. Arya berteriak kaget dan terkejut, Ia semakin ketakutan. Dugaannya tidak salah, para Pangeran Azura memiliki keterampilan ilmu bela diri yang sangat tinggi. Mereka tampan-tampan tetapi sangat menakutkan. Diam-diam Arya menyesal telah mengikat perjanjian dengan Pangeran Abbash. Kalau tahu seperti ini, Ia tidak akan pernah mau membantu Sisca melaksanakan rencana balas dendamnya.     

Michael melihat Pangeran Abbash tersenyum Ia menjadi teramat sangat marah, Ia segera menghampiri Pangeran Abbash sambil mengucapkan sumpah serapah. Ia ingin menghajar Pangeran Abbash karena sudah berani melukai temannya. Ini merupakan pelecehan terhadap kepolisian Amerika.     

Melihat Michael mendekati Pangeran Abbash, Martin berteriak memperingati. " Jangan mendekat!! Jangan terpancing!! Tapi peringatannya terlambat.     

Michael sudah terlanjur mendekat jeruji besi penjara Pangeran Abbash. Dan begitu Michael mendekat. Dengan kecepatan yang luar biasa Pangeran Abbash menarik tubuh Michael melalui tangannya kemudian mengunci kepalanya dengan cara menepitkan lengan Pangeran Abbash dari jeruji besi ke leher Michael. lalu dengan tenang Pangeran Abbash mencabut pistol dari pinggang Michael dan langsung menempelkannya ke kepala Michael dari balik jeruji besinya.     

Martin terkejut Ia segera melepaskan Geo dari pegangannya dan mencabut pistolnya sendiri kemudian mengacungkannya kepada Pangeran Abbash. Lagi-lagi Pangeran Abbash tersenyum dengan manis. Bulu matanya yang lentik mengerjap lucu. Bibirnya yang memang memiliki bentuk yang sangat unik itu tampak sedikit maju ke depan. Membuat siapapun yang melihatnya jadi ingin menggigitnya. Pangeran Abbash dalam pakaian wanita seakan memiliki setengah dari kecantikan seluruh kaum wanita di jagat raya ini.     

"Kita memiliki perbandingan 30% dan 100%. 30% untukmu dan 100% untukku " Kata Pangeran Abbash dengan suara aslinya. Kalau sedari tadi Ia berbicara menggunakan suara halus perempuan sekarang Ia menggunakan suara aslinya sendiri.     

"Apa maksudmu dennga 30% dan 100%?" Tanya Martin sambil menatap tajam. Ia tidak mengerti apa yang sudah dikatakan oleh Pangeran Abbash.     

"Keakuratanmu dalam menembakku hanya 30% karena Aku bisa menjadikan temanmu sebagai perisai bagi diriku tetapi Aku memiliki keakuratan 100% ketika menembak temanmu. Sekali Kau bergerak maka kepala temanmu ini pecah. Sekarang bukakan pintu penjaranya untukku!!" Suara Pangeran Abbash sekarang terdengar begitu dingin.     

Martin terdiam dengan sedikit gemetar, Michael memandangnya dengan penuh rasa khawatir. Moncong pistol itu terasa dingin mengenai kulit pelipis. Ia sama sekali tidak bisa berkutik dikunci dari balik jeruji besi. Ia sangat terkejut mengetahui bahwa banci didepannya itu ternyata memiliki keterampilan ilmu bela diri yang tidak bisa dianggap remeh. Siapa dia sebenarnya? Jati diri Pangeran Abbash membuat ketiga penjaga polisi itu menjadi semakin penasaran.     

Geo semakin marah melihat Pangeran Abbash mengancam temannya. Ia sendiri segera mengeluarkan pistolnya dan dengan kalap Ia berteriak, " Kau banci keparat!! Tidak akan kubiarkan kau hidup lebih lama lagi. Aku tidak perduli walaupun besok Aku akan dipecat dari kepolisian" Teriaknya sambil mulai memuntahkan peluru dan pistolnya tanpa bisa dicegah lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.