CINTA SEORANG PANGERAN

Bangunlah Lila Demi Bayimu Sendiri! (2)



Bangunlah Lila Demi Bayimu Sendiri! (2)

0Edward memperhatikan segala tindakan perawat dan dokter Afgan dengan cermat. Dokter Afgan mencelupkan alat test pack ke dalam air seni istrinya lalu mengangkatnya mendiamkannya beberapa saat lalu melihatnya dengan cermat. Edward memandangnya tanpa berkedip sedikitpun. Dadanya seakan tabuh yang bertalu. Ia merasa ingin meleleh saking tegangnya.     
0

Dokter mengangkat matanya dan melihat hasilnya dari alat testpack tersebut. Edward sama sekali tidak ingin bertanya sampai Ia mendapatkan jawaban yang pasti dari Dokter Afgan. Dokter Afgan memanggil seorang dokter kandungan untuk memastikan diagnosanya. Ia tidak terlalu mahir melihat hasil USG bayi dalam kandungan.     

Ia takut salah karena alat USG berbeda dengan alat test pack yang bisa digunakan oleh semua orang. kemudian Dokter kandungan tersebut menarik alat untuk men-USG bayi dalam perut. Ia kemudian melihat dengan teliti karena memang sulit untuk melihat janin yang belum tumbuh sempurna. Tapi Ia bisa melihat dari kantung rahim yang membesar. Ukuran janin berusia satu bulan masih seukuran beras tapi dapat terlihat dalam USG.     

Setelah Dokter Kandungan itu berbicara dengan Dokter Afgan, Dokter Afgan kemudian berbicara dengan Edward, " Selamat untukmu, Edward. Lila hamil usianya sekitar 3 atau 4 minggu." Katanya sambil memberikan selamat. Edward langsung berteriak menangis penuh dengan rasa haru.     

"Tetapi Edwars, Kita masih belum bisa bergembira terlalu banyak karena sampai sekarang Lila masih belum siuman. Lihat!! Denyut jantungnya kembali melemah setelah Yang Mulia Alena meninggalkannya. Padahal sangat tidak mungkin meminta Yang Mulia untuk selalu disampingnya." Kata Dokter Afgan memberitahukan tentang kemungkinan terburuknya.     

Edward hanya terduduk dengan tersedu walaupun begitu ada setitik harapan yang mulai menyelip di sudut hatinya. Ia merasakan bahwa Lila bertahan karena ada bayi dalam kandungannya. Bayinya, Yah..bukankah waktu itu Lila mengatakah bahwa ketika menikah dengan Edward, Lila sedang dalam keadaan masa subur. "Ya Tuhan.. selamatkanlah istri dan anakku." Kata Edward dengan lirih.     

Dokter Afgan kemudian keluar didampingi oleh dokter kandungannya. Ketika sampai di luar pintu, Ia disambut oleh Nizam dan Alena. " Bagaimana Dokter?" Nizam berkata dengan tidak sabar. Alena mencekal lengan suaminya dengan erat.     

" Dia benar hamil. Lila tengah mengandung anaknya Edward. Berarti benar dugaan saya. Lila bertahan karena ada bayi dalam kandungannya. Dan ajaibnya Ia bereaksi karena kandungan Tuan Putri Alena, seakan anak Anda dengan Anaknya Tuan Edward saling memiliki ikatan batin." Kata Dokter Afgan dengan penuh kekaguman.     

"Alhamdulillah ya Alloh" Nizam mengusap mukanya. " Tetapi kapankah Ia akan sadar?" Tanya Nizam lagi.     

"Itulah Saya kurang tahu. Itu di luar jangkauan saya. Mungkin bila Yang Mulia Putri sering datang dan memberikan stimulus kepada Lila. Lila dapat siuman dengan segera." Kata Dokter Afgan dengan hati-hati. Ia berharap banyak bahwa Alena dapat sering ke sini dan memberikan rangsangan kepada Lila.     

"Nizam boleh yah?? Aku ingin Lila sadar, apalagi katanya anak kita dan anak mereka memiliki ikatan batin. Aku mohon Nizam. Lila di persidangan telah menolong kita. Kita berhutang budi kepadanya. Bahkan Aku seperti berhutang kebahagian kepadanya. Aku ingin menolongnya Nizam." Mata Alena menatap mata suaminya dengan harapan yang sangat tinggi. Dan Nizam tidak dapat berkata apapun lagi selain menganggukkan kepalanya.     

"Sekalian saja persiapkan seluruh keperluan melahirkanmu dari sekarang. Kita akan menginap di rumah sakit ini sampai Kau melahirkan." Kata Nizam dengan penuh wibawa. Dokter Afgan hanya menggelengkan kepalanya. Rumah sakit ini adalah rumah sakit termahal di kotanya. Yang Dirawat inap disini hanyalah pasien-pasien yang berasal dari kalangan atas. Rumah sakit swasta no satu di Amerika. Jadi biaya permalamnya saja jauh melampui tarif menginap hotel bintang lima. Nizam mau meminta rawat inap untuk istrinya dengan jangka waktu yang belum dipastikan. Orang Kaya memang bebas.     

"Terima kasih Nizam, Kamu memang suami yang paling baik sedunia" Kata Alena sambil mengambil tangan Nizam lalu menciumnya dengan lembut. Nizam hanya mengelus kepalanya Alena. Dokter Afgan melihatnya dengan tersenyum sebelum kemudian Ia pamit meninggalkan Nizam dan Alena     

Alena dan Nizam berdiri didepan pintu kamar Lila ketika melihat Edward berbicara sambil menangis dengan sedihnya. "Lila, bangunlah sayang. Bangunlah. Ada bayi kita dalam kandunganmu. Bangunlah untuk bayimu sendiri. Selamatkan Ia, Aku mohon. Kalau kau membenciku Aku rela. Tetapi jangan benci bayi kita. Dia tidak bersalah, Bangunlah!! berikan bayi kita kehidupan" Kata Edward sambil kembali menangis. Akhirnya Nizam dan Alena tidak jadi masuk. Mereka pergi meninggalkan Edward. Mereka tidak ingin mengganggu Edward yang sedang galau. Tetapi kepada perawat Lila, Nizam berkata untuk segera menghubungi Arani apabila terjadi apa-apa pada Edward dan Lila.     

***     

Dua Minggu Berlalu,     

"Arani!! kata Nizam memanggil Arani sambil berbaring di samping Alena yang sedang tertidur disampingnya. Paviliun Timur Rumah Sakit ini disewa Nizam seluruhnya. Ada banyak kamar dan dapur serta aula di paviliun ini. Belum pernah ada yang menyewa secara keseluruhan Paviliun ini selain oleh Nizam. Untungnya memang ruangan ini ruangan eksklusif yang disediakan untuk perawatan para pasien istimewa yang memerlukan privacy berlebih. Seperti pasien para kepala negara. Para penjabat tinggi dan orang-orang penting lainnya.     

Arani yang sedang duduk sambil membaca proposal permintaan bantuan dana dari seluruh kerajaan Azura yang masuk ke Email Bantuan Sosial Nizam segera masuk ke dalam kamar. Tempat Arani duduk memang tidak jauh dari Kamar Nizam. Arani, dua orang pelayan serta Ali dan Fuad ikut menginap di rumah sakit.     

Sesampainya di dalam Arani segera memberikan hormat kepada Nizam sambil menganggukkan kepalanya. Nizam sedang duduk sambil menyelonjorkan kakinya. Di tangannya terdapat notebook tempat Nizam mengecek seluruh pekerjaannya.     

"Kau minta semua manajer hotel Gardenia yang ada di Amerika dan Mr Aresca untuk datang ke rumah sakit ini. Aku ingin mendengarkan laporan tentang perkembangan hotel hari ini juga pada malam hari. Bukankah hari-hari kemarin Aku sudah memeriksa perusahaan minyak. Dan sekarang Aku ingin memeriksa perkembangan hotel Gardenia. Karena Aku dengar ada hotel baru yang akan dibangun di dekat hotel Gardenia. Hotel itu mengakuasisi hotel-hotel kecil lalu akan membangunnya dengan hotel yang besar yang menyerupai hotel kita"     

"Baiklah Yang Mulia, Hamba akan segera mengirimkan undangannya. Oh ya harap Yang Mulia ingat juga, hari ini rencananya Yang Mulia Pangeran Thalal akan datang ke sini dengan Putri Cynthia. Putri Cynthia ingin berada disamping Putri Alena sampai menjelang melahirnkan" Kata Arani.     

"Oh ya baguslah kalau begitu agar Aku menjadi lebih tenang. Apalagi akhir-akhri ini Alena tidak tenang karena Lila masih tetap belum siuman juga. Entah apa yang bisa membangunkan Lila." Nizam menghela nafas panjang. Sesaat mereka terdiam hingga kemudian Nizam menyuruh Arani untuk segera pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.