CINTA SEORANG PANGERAN

Mereka sangat Profesional



Mereka sangat Profesional

"Itu ... bukankah mobil yang digunakan Edward. Coba lihat plat nomornya" Kata Seorang polisi yang jadi sopir melihat sebuah mobil Ferrari hitam yang terparkir di jalan. Mobil itu memiliki bentuk yang unik, sekali pandang orang sudah tahu bahwa itu adalah jenis mobil mewah. Terparkir sembarangan di pinggir jalan sungguh sangat mencurigakan.     

Muka Nizam dan Chief Jeremy langsung berubah pucat. Mereka segera meminta polisi itu untuk menepikan mobilnya. Chief Jeremy langsung turun diikuti Nizam. Mereka lalu melihat ke dalam mobil yang terkunci. Nizam memegang kap mobil dan berkata, " Ini masih panas. Kemungkinan dia belum jauh. Mereka benar-benar sangat profesional. Bahkan mereka mengganti mobil yang ditumpangi Edward." Nizam berkacak pinggang. Ia lalu menoleh ke arah belakang dimana mobil yang ditumpangi pasukan SWAT ikut berhenti. Mereka kehilangan jejak.     

Nizam jadi kesal Ia memukul mobil itu hingga alarm mobil menyala memekakkan telinga. Tiba-tiba Dari arah depan melintas sebuah motor, Motor itu berjalan melambat Karena melihat iring-iringan mobil polisi di depannya. Nizam langsung meloncat mencegat motor itu. Suara rem motor yang ditekan si pengemudi berdeci ditengah suara alarm mobil.     

"Ada apa? " Tanya pengemudi motor.     

"Istriku diculik, Aku mau meminjam motor mu untuk mengejar penculiknya" Kata Nizam. Laki-laki pengemudi motor itu menatap Nizam dengan pandangan ragu-ragu. Tapi kemudian Ia melihat deretan mobil polisi. Apalagi kemudian Ia melihat Seorang polisi menghampirinya.     

"Yang Mulia, Apa yang akan Anda lakukan??" Tanya Chief Jeremy. Nizam tidak menjawab pertanyaan kepala polisi itu Ia malah menatap wajah pengemudi itu dengan wajah memelas.     

"Nyawa istriku sedang terancam, Tolong Berbaik hatilah" Kata Nizam dengan suara bergetar. Pengemudi motor itu langsung turun dan memberikan motornya pada Nizam     

"Pakailah, selamatkan istri Anda. Semoga Tuhan menyertaimu" Kata si pengemudi motor itu. Nizam menepuk pundak si pengemudi sambil mengucapkan terima kasih.     

"Yang Mulia hendak kemana? Mari kita bersama-sama mengejarnya. Pergi sendiri sangat membahayakan keselamatan Yang Mulia" Kata Chief Jeremy.     

"Kalian bergerak sangat lambat, Aku butuh kendaraan yang lebih cepat." Kata Nizam sambil naik ke atas motor. Ia kemudian menarik gas motor dan melesat meninggalkan rombongan polisi.     

Nizam terus bergerak kali ini Ia tidak bisa mendeteksi keberadaan mobil Edward tetapi Ia menggunakan nalurinya untuk mengejar Edward. Ketika sampai di perduaan Nizam berhenti. Ada dua jalan arah ke kiri dan kanan. Arah ke kanan adalah arah menuju pusat keramaian dan ke kiri adalah jalan menuju hutan kecil yang sepi. Maka Nizam segera membelokkan motor nya ke arah jalan menuju hutan. Ia seperti mencari jarum pada sebuah tumpukan jerami. Tapi Ia tetap optimis melakukan pelacakan sesuai dengan nalurinya.     

Nizam sudah sangat yakin kalau penculikan ini didalangi oleh Sisca. Penculikan itu melibatkan Edward. Itu berarti musuh itu berniat mengancam Alena dan Edward. Siapa lagi orang nya yang membenci Alena dan Edward sekaligus kalau bukan Sisca. Apalagi tadi Ia sudah mengecek langsung ke Indonesia. Kata AKBP Santos Sisca dibebaskan sebulan setelah penahanan dengan menggunakan uang jaminan. Sisca memang tidak dihukum lama karena kasusnya Ia hanyalah mengancam dan memalsukan kesaksian.     

Ia memperkirakan bahwa Sisca akan membawa Alena ke tempat sepi tapi tidak jauh dari pusat keramaian karena mereka butuh waktu yang cepat. Dan Area ini adalah area yang paling sepi yang terdekat dengan Kota New York. Jadi Nizam sangat yakin Edward menuju daerah sini.     

Motor terus melaju menyusuri jalanan sepi. Pohon-pohon Pinus menghijau selama musim semi dan musim panas. Pohon-pohon itu berderet di sepanjang jalan seperti para tentara yang sedang berbaris. Hati Nizam sangat kelam Ia masih belum menemukan dengan Alena. Alena yang masih misterius. Hatinya begitu gundah dan resah. Matanya terkadang berkabut, Nizam sampai berulang kali menyekanya. Istri dan anak yang masih dalam kandungan berada ditangan seorang psikopat.     

Nizam menghembuskan nafas mengusir rasa gelisah. Mulutnya terus komat kamit berdoa. Tangannya mencengkram stang motor dengan erat. Kecepatan motor sport itu sudah di atas seratus tapi Nizam masih belum puas. Kecepatan yang terus Nizam tambah membuat motor semakin berjalan dengan cepat hingga mendekati ke sebuah danau. Motor Nizam melewati beberapa rumah, tetapi kebanyakan rumah itu tidak mencurigakan. Nizam tidak melihat banyak kendaraan terparkir di depan rumah tersebut.     

Logikanya rumah yang dijadikan Sisca untuk menahan Alena akan terdapat beberapa mobil atau kendaraan yang terparkir di depannya. Apalagi mobil yang ditumpangi oleh Edward. Kecil kemungkinan mobil itu akan langsung dimasukan ke garasi dalam situasi terburu-buru. Nizam juga memperkirakan bahwa rumah itu haruslah rumah kosong yang tidak berpenghuni karena sangat riskan bagi Sisca memilih rumah yang masih ditinggali orang.     

Mereka juga jelas tidak akan pernah menyewa rumah dari seseorang karena menyewa rumah membutuhkan persyaratan adiministrasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan menginap di hotel. Berarti satu-satunya kemungkinan adalah mereka akan menggunakan rumah kosong yang sudah ditinggalkan penghuninya.     

Nizam terus menjalankan motornya hingga kemudian dia menemukan sebuah rumah tua di pinggir danau. Dada Nizam berdegub dengan kencang melihat beberapa mobil terparkir di luar. Nizam menghentikan motornya sedikit jauh dari rumah itu. karena jika Ia mendekati rumah itu menggunakan motor pasti akan menimbulkan suara yang akan langsung diketahui oleh musuh.     

Nizam memarkirkan motor kemudian berlari sekuat tenaga menuju rumah itu. Pintu gerbang tampak dijaga oleh dua orang sambil memegang senapan, membuat Nizam semakin yakin kalau rumah itu memang rumah yang dijadikan Sisca untuk menahan Alena. Nizam mengendap-ngendap mendekati dua orang penjaga itu. Nizam mengeluh ketika tiba-tiba teringat Ia tidak membawa senjata apapun. Senjatanya berada di tangan para pengawalnya juga tadi tertinggal bersama rombongan polisi. Nizam biasanya sangat cermat diberbagai situasi tapi saat ini perasaannya sedang kacau, kehilangan Alena membuat sebagian isi kepalanya hilang.     

Dua orang penjaga itu tampak sedang berbincang-bincang sambil minum minuman kaleng. Terkadang mereka terdengar tertawa, mereka sedang membicarakan sesuatu tetapi Nizam tidak jelas mendengarnya. Nizam bersembunyi dalam rimbun pohon pokeweed. Tanaman itu sedang berbuah lebat dan memiliki daun yang cukup rimbun untuk membuat Nizam tersembunyi. Nizam ingin mengintai dulu sebentar menunggu mereka lengah dan mempelajari situasi.     

Setelah dirasa cukup mengintai selama beberapa menit, Nizam segera bergerak. Dia tahu waktu setiap detiknya sangat berharga. Terlambat sedikit mungkin nyawa istrinya melayang. Sisca adalah wanita yang sangat kejam dan Nizam sangat yakin Ia tidak akan segan membunuh istrinya untuk membalas demdamnya. Bukankah Sisca sangat membenci istrinya. Sisca selalu menganggap seluruh kesialan yang Ia alami dalam hidupnya karena salah Alena. Ia selalu membenci Alena.     

Nizam bersiap, Ia menarik nafas panjang sebelum kemudian Ia melangkah mendekati mereka. Nizam menunggu posisi mereka membelakangi Nizam. Nizam sangat jelas melihat ke arah mereka karena Nizam hanya berjarak beberapa meter dari mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.