CINTA SEORANG PANGERAN

Wajah Tampan yang Mengerikan



Wajah Tampan yang Mengerikan

0Alena menghapus air mata Cynthia, " Maafkan Aku Cynthia, Aku selalu menyusahkanmu" Alena memeluk erat Cynthia. "Betapa bersyukurnya Aku melihat Kau selamat, Hidupmu Alena selalu dalam bahaya. Kami sungguh tidak berguna. Suamimu, Aku, Suamiku , para pengawal selalu berusaha menjagamu tapi selalu gagal. Kau selalu menjadi korban" Cynthia berkata dengan sendu.     
0

"Tidak apa-apa Cynthia, memang sudah takdirku. Sepanjang Aku masih bisa melihat suamiku sehat dan anakku selamat. Aku pasti akan baik-baik saja. Ada kau disampingku sahabat paling baik di dunia Aku merasa tenang. Yang lainnya Aku serahkan pada takdir Yang Kuasa." Kata Alena dengan bijaksana. Nizam sampai tersenyum senang mendengarnya.     

"Wow..Kakak Putri luar biasa, bijaksananya" Kata Pangeran Thalal dengan takjub.     

"Terima kasih, adikku Pangeran Thalal.." Kata Alena sambil tersenyum melirik ke adik iparnya. Tetapi kemudian Alena berteriak kaget.     

" Ya Tuhan..Pangeran Thalal!! Apa yang terjadi dengan wajah tampanmu? Kenapa wajahmu babak belur begitu. Siapa yang memukulimu. Apa Kau tadi ikut ke tempatku di culik lalu dihajar anak buahnya Sisca. Kasihan sekali. Keterlaluan orang yang memukulmu. Nyamuk saja tidak akan tega menggigit wajah tampanmu ini kho malah dipukuli. Kebangetan." Alena morang-maring.     

Nizam terdiam sambil menggosok-gosok bibirnya dengan ujung jempolnya. Matanya menatap ke arah langit-langit ruangan yang penuh dengan lukisan animasi gadis-gadis India. Pangeran Thalal sendiri malah nyengir sambil meraba bibirnya yang bengkak dan pelipisnya yang biru sedikit berdarah.     

" Tadi di jalan ada beberapa pria yang menggodaku, lalu suamiku menghajar mereka. Apa daya karena yang mereka banyak maka Pangeran Thalal kalah." Kata Cynthia sambil melirik ke arah Nizam dengan pandangan geram. Nizam bukannya tidak tahu kalau adik iparnya sedang geram. Ia malah mengambil minumannya dan berkata, " Mengapa Kau tidak menghubungiku, Thalal. Mungkin Aku bisa membantumu untuk menghajar mereka." Kata Nizam mencoba ikutan bersandiwara.     

"Sulit bagi suamiku untuk melawan orang gila. Semakin di lawan Ia akan semakin gila" Kata Cynthia lagi sambil matanya terus menatap tajam pada Nizam. Nizam semakin salah tingkah.     

" Thalal, istrimu galak sekali, dia mirip sekali dengan Rajan. Aku takut lama-lama Kau akan ditelannya" Kata Nizam sambil mengambil sebuah ladu. Manisan khas India yang berwarna kuning itu tampak menggugah selera. Nizam memasukan ke dalam mulutnya sekaligus. Ia lalu meminum kopi rempah yang masih hangat dalam sebuah gelas yang sangat indah.     

Cynthia memukul Nizam menggunakan bantal yang memang disediakan sebagai sandaran punggung atau tangan ketika para tamu ingin lenyeh-lenyeh. Nizam tertawa terkehkeh.     

"Cynthia..Memang benar apa yang dikatakan suamiku. Kau memang galak. Aku jadi curiga kalau Kau yang memukuli suamimu sendiri" Kata Alena sambil tampak berpikir keras.     

Cynthia memekik histeris, " Apa maksudmu?"     

"Pangeran Thalal begitu lembut sedangkan Kau begitu garang bagaikan macan. Apa mungkin karena suamimu tidak bisa memenuhi keinginanmu maka Kau memukulinya??" Kata Alena.     

" Apa yang kau bilang dia tidak bisa memenuhi keinginanku?" Mata Cynthia melotot.     

"Yaah..kitakan sudah sama-sama dewasa, Kau pasti tahu apa yang kumaksud. Tapi Kau jangan khawatir. Di negaraku terkenal akan ramuan tradisionalnya. Kau bisa mencobanya nanti. Nanti Aku akan minta pembantuku untuk mengirimkannya ke sini. Aku jamin suamimu akan berubah menjadi kuat."     

Cynthia langsung memegang kepalanya yang terasa pusing. Pangeran Thalal wajahnya memerah bagai kepiting rebus. Otak kakak iparnya benar-benar konslet. Nizam sendiri tertawa terpingkal-pingkal membuat suasana menjadi riuh. Tetapi kemudian Nizam ingin menggoda istrinya.     

"Mengapa suami sahabatmu mau kau beri tapi suamimu sendiri tidak" Kata Nizam sambil merengut.     

"Kau satu-satunya pria dimuka bumi yang tidak boleh meminum itu" Kata Alena sambil melirik tajam.     

"Tapi mengapa??" Kata Nizam sambil mengerutkan keningnya keheranan.     

"Karena kalau Kau meminumnya, Kau bisa membunuhku" Kata Alena dengan wajah datar. Sekarang wajah Nizam yang merah padam dan Pangeran Thalal tertawa terpingkal-pingkal.     

"Sudahlah..Thalal, Ayo kita ke sebelah sana. Aku ingin merokok." Kata Nizam sambil berdiri dan menyuruh adiknya untuk mengikuti dia. Pangeran Thalal segera berdiri dan mengikuti Kakaknya. Sementara itu ALi dan Fuad sudah selesai makan dan mereka berdiri di dekat ruangan Alena dan Chynthia.     

Nizam meminta rokok kepada pelayan restoran tetapi yang datang adalah Zarina. Ia datang membawa peralatan merokok shisha. Rokok Shisha sebenarnya rokok yang berasal dari India tetapi malah kemudian lebih terkenal di Timur Tengah.     

"Yang Mulia, mari Saya siapkan peralatan Shisha. Jangan khawatir, peralatannya semua baru. Yang Mulia tinggal memilih mau merokok dengan rasa apa? " Kata Zarina sedikit gugup. Ia melirik ke arah Pangeran Thalal. Pangeran Thalal sendiri malah mengambil peralatan Shisha atau hookah dari tangan Zarina. " Mari Aku bantu untuk menyiapkannya. Kakakku menyukai rasa menthol untuk campuran tembakau karena Ia terbiasa dengan rokok putih yang mengandung mentol."     

Tangan Zarina semakin gemetar ketika Ia memberikan tabung tempat mengisi cairan dan tembakau dan sekaligus pembakaran tembakaunya. Pangeran Thalal tampak sangat terampil mempersiapkan nya. Ia lalu memasang juga selang penghisap asapnya dua. Ketika selesai Pangeran Thalal lalu tengadah memperhatikan wanita yang membantunya memasang peralatan Shisha. Ia lalu menyadari bahwa wanita yang di depannya itu bukanlah seorang pelayan.     

Ia adalah wanita yang sangat cantik dan mengenakan pakaian sari yang sangat indah tetapi tertutup. Ia juga mengenakan asesoris dan make up yang lengkap membuat kecantikannya semakin terpancar.     

Tiba-tiba Nizam baru teringat sesuatu, " Oh ya Thalal, kenalkan di Nona Zarina. Dia adalah pemilik restoran ini. Mari kita berbincang sebentar dengan dia. Karena Aku ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan denganmu"     

Pangeran Thalal menganggukan kepalanya sambil menangkupkan kedua tangannya di dada memberikan salam. Zarina sampai panas dingin gemetar. " Yang Mulia Pangeran Thalal. Sungguh saya tidak percaya bahwa hari ini Saya dapat bertemu dengan Yang Mulia. Saya adalah penggemar Anda" Kata Zarina sambil sedikit tergagap. Matanya berkaca-kaca sambil terus gemetaran.     

"Oh benarkah?? Tapi Aku bukanlah seorang artis atau model. Aku hanyalah seorang psikolog" Kata Pangeran Thalal sambil tetap tersenyum menggemaskan, padahal bibirnya sedang bengkak.     

"Iya Saya tahu, tetapi Pangeran, Anda lebih terkenal dari seorang aktor dan saya adalah fans anda. Bolehkan nanti saya mendapatkan tanda tangan Anda??" Kata Zarina dengan mata penuh harap.     

Nizam menghisap selang shisha nya lalu tertawa pada adiknya, " Ia sedari tadi mengoceh tentang pangeran Azura. Ia sangat menyukaimu, sedangkan padaku dia sama sekali tidak mengenalku. Luar biasa" Kata Nizam merasa lucu terhadap Zarina.     

"Karena foto Yang Mulia Nizam sangat jarang ada di Internet. Berbeda dengan Pangeran Thalal yang senang difoto" Kata Zarina.     

"Wajah Kakakku ini memang sangat tampan tetapi mengerikan. Jika fotonya terpampang di internet maka dia akan menciptakan gelombong kengerian bagi orang yang melihatnya" Kata Pangeran Thalal sambil tergelak manis. Zarina sampai terpesona tak berkedip. Tapi Ia sedikit mengerutkan kening melihat wajah tampan Pangeran Thalal sedikit babak belur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.