CINTA SEORANG PANGERAN

Bayi Kembar?? (1)



Bayi Kembar?? (1)

0Sekitar pukul 11 siang Imran sudah berdiri di depan kamar Nizam. Ia duduk bersama Arani sambil berbincang-bincang. Kepala Arani masih diperban karena luka kemarin tapi sudah mulai sembuh. Ali dan Fuad ikut juga berbincang-bincang. Mereka berbincang-bincang Pangeran Abbash. Pangeran tampan dari kerajaan Zamron. Arani yang memang tidak mengikuti kejadian kemarin duduk saja mendengarkan. Ia dari dulu mendengar tentang cerita Pangeran Bari dan Pangeran Abbash. Mereka berasal dari kerajaan Zamron. Kerajaan yang terkuat kedua setelah kerajaan Azura. Mereka yang paling terakhir takluk ke kerajaan Azura. Sekitar satu abad yang lampau.     
0

"Aku perhatikan kerajaan mereka berkembang sangat cepat, bahkan pendapatan per kapita mereka hampir menyamai kerajaan sentral." Kata Arani sambil mengambil air minumnya.     

"Sebenarnya tindakan Ratu Sabrina ketika melamar Putri Mira untuk Yang Mulia Nizam sangat tepat. Jika Putri Mira menjadi salah satu Ratu di Azura maka Pangeran Bari tidak akan berani bertindak apa-apa. Tapi sayangnya Yang Mulia Nizam tidak menyukai dia. Sehingga sampai hari ini Putri Mira hanya menjadi hiasan di Harem yang Mulia. Tidak terbayangkan geramnya Pangeran Bari, adik kesayangannya tersia-sia di Istana Azura" Kata Ali sambil minum minuman ringan.     

"Seandainya Yang Mulia Nizam mau memberikan sedikit saja perhatian kepada Putri Mira, mungkin Pangeran Bari tidak akan berani macam-macam dengan kerajaan sentral" Kata Fuad.     

"Memangnya kenapa kalau Pangeran Bari macam-macam? Apakah kalian mengira Aku akan jadi takut??" Tiba-tiba dari belakang mereka ada suara yang begitu dingin terdengar seperti hembusan angin di musim dingin.     

Ke-empat orang yang sedang berbincang-bincang itu langsung terkejut, berdiri dan memberikan hormat mereka. Wajah ke-empatnya sedikit tegang. Saking asyiknya mereka berbincang mereka sampai lupa kalau mereka sedang berbincang di ruangan apartemennya Nizam.     

Tubuh elok seumpama mahakarya itu mengenakan pakaian khas Azura. Bahkan kepalanya dibungkus oleh penutup kepala yang sering digunakan oleh para Pangeran Arab. Nizam tampak sangat tampan dan gagah. Ketampanan Nizam yang sangat dingin mampu membuat hati membeku seumpama gunung es di daerah kutub.     

Dengan gayanya yang elegan, Nizam duduk di Sofa sambil melambaikan tangan kepada para pelayan yang berjajar di dekatnya, "Siapkan makanan untukku. dan Siapkan juga untuk istriku. Sehingga kalau Ia bangun nanti makanannya sudah tersedia. " Kata Nizam sambil mengambil sebuah anggur dengan jarinya yang panjang dan runcing-runcing.     

Sebagian Pelayan langsung mengundurkan diri ke bagian dapur, sedangkan sebagian lagi berdiri disamping Nizam untuk menuangkan segelas air putih untuk Nizam.     

Ai, Fuad, Imran dan Arani berdiri sambil menundukkan kepala. Mereka tampak diliputi ketegangan dan kecemasan. Sedangkan Nizam sendiri tidak berbicara sepatah katapun. Matanya malah terus menatap tabletnya. Ia memantau harga saham sebuah perusahaan minyaknya yang ada di Amerika. "Zaman Petroleum" dengan kening berkerut. Indeks saham perusahaan itu dalam waktu tiga tahun terakhir selalu naik, tetapi beberapa bulan terakhir mengalami penurunan.     

Ketika makanan sudah terhidangkan, Nizam menyimpan tabletnya dan mulai mencicipi makanannya. Ia mengambil sebuah roti pita yang lebar dan pipih kemudian memakannya dengan kofta. Kofta adalah makanan khas Arab yang terbuat dari daging kambing cincang, bawang bombay, telur dan rempah lainnya yang dibentuk bulat-bulat lalu dimasak beserta kuahnya yang sarat dengan bumbu. Selain itu ada juga hidangan yang bernama kushari yang terdiri dari campuran nasi dari beras basmati, makroni, lentil kacang, di atasnya terdapat soas yang berasal dari cabai dan tomat.     

Setelah makan beberapa suap, Nizam lalu berkata, "Aku Nizam, tidak pernah takut apapun selama itu tidak berbuat salah. Aku tidak pernah memulai suatu permusuhan. Tetapi kalau mereka menantang maka akan Aku layani. Aku hidup tidak untuk mencari musuh tetapi ketika musuh datang Aku tidak akan lari. Aku hidup dengan penuh keberanian sepanjang keberanian itu sudah aku perhitungkan segala macam resikonya." Nizam lalu meminum teh yang berisi campuran daun mint penetral rasa daging kambing yang masih terasa dilidahnya.     

"Aku tidak pernah meminta disediakan para wanita untuk menjadi istri-istriku karena dalam agamaku beristri lebih dari satu itu ditujukan bagi para suami yang mampu. Aku dari semula tidak pernah merasa mampu untuk membagi hatiku kepada siapapun. Dan Aku bukanlah tipe pria yang bisa tidur dengan siapapun. Jadi bagiku, siapapun, termasuk Pangeran Bari jika ingin mengambil kembali wanita yang ada diharemku. Aku persilahkan." Kata Nizam dengan begitu dingin.     

Ke-empat orang yang sedang berdiri di hadapan Nizam menjadi semakin ciut hatinya. Nizam sungguh seorang Pangeran yang berkarakter. Selama ini semua pangeran Putra Mahkota selalu mengikuti protokoler Kerajaan. Dari mulai gaya hidup, pendidikan, makanan, pergaulan bahkan sampai mencari seorang istri. Tetapi dari awal Nizam sudah menunjukkan gaya yang berbeda.     

Nizam satu-satunya pangeran putra Mahkota yang betah tinggal diluar negeri dengan hanya membawa dua pengawal. Nizam satu-satunya Putra Mahkota yang memiliki tiga gelar akademik sekaligus. Nizam satu-satunya Pangeran yang memiliki istri diluar kalangan mereka dan menolak semua wanita yang dipersiapkan oleh kerajaan untuknya.     

Nizam bukan tipe pangeran yang hanya ongkang-ongkang kaki menikmati kekayaan kerajaan yang berlimpah ruah. Tetapi Nizam memilih bekerja keras mengelola perusahaan kerajaan. Nizam Pangeran yang mensubsidi adik-adiknya sendiri dan membiayai mereka dengan sangat royal. Nizam yang tidak menyukai gaya hidup hendonis, pesta pora dan menghambur-hamburkan uang kerajaan. Ia hanya hidup sewajarnya untuk tingkatan gaya hidup seorang Pangeran Putra Mahkota.     

"Fuad!! Apa Kau pikir Pangeran Bari sedang menantangku?? Ia ada dibelakang kasus Sisca. Ia ingin menyingkirkan istriku agar adiknya dapat aku jadikan istri seutuhnya. Kalau memang Ia akan melawanku maka dengan senang hati Aku akan melayaninya" Kata Nizam dengan suara yang teramat dingin. Setiap kali Nizam berkata maka suara yang terdengar seumpama suara hembusan angin yang membuat semua alam semesta menjadi membeku kedinginan.     

" Yang Mulia, Hamba mohon ampun atas segala perkataan Hamba yang mungkin menyakiti hati yang Mulia. Tetapi perlu Yang Mulia ketahui bahwa kerajaan Zamron semakin lama menjadi semakin kuat. Bahkan ada selentingan berita yang hamba dengar bahwa Pangeran Bari senang berkumpul-kumpul dengan para pangeran putra mahkota dari kerajaan aliansi lainnya."     

"Hmmm...Kamu pikir Pangeran Bari sedang mempengaruhi kerajaan lain untuk melawan Azura??" Tanya Nizam lagi kepada Fuad. Tapi belum juga Fuad menjawab. Tiba-tiba dari arah kamar terdengar Alena berteriak kencang, "NI..ZAAM...!! Perutku sakit..aduh...aduh.." teriak Alena.     

Nizam langsung meloncat dari duduknya. Ia bahkan meloncati sebuah sofa agar bisa segera tiba ke kamarnya yang memang letaknya sedikit agak jauh dari ruang tengah. Begitu sampai dilihatnya Alena sedang meringis menahan kesakitan. Tangannya memegang perutnya. Mukanya pucat pasi.     

"A..apa Kamu mau melahirkan??" Tanya Nizam dengan panik. "Aku tidak tahu..tapi ini belum waktunya masih ada sebulan lagi kedepan. Kata Dokter Desi sekitar bulan depan. Tapi mengapa sekarang terasa sakit" Kata Alena sambil berurai air mata.     

Nizam kemudian berdiri dan keluar dari kamar. Di dekat pintu kamar tampak Arani sedang berdiri menunggu perintah. "Panggilkan Aku Dokter Desy" Kata Nizam kepada Arani. Arani menganggukan kepalanya dan segera mengangkat teleponnya,untuk memanggil Dokter Desy yang tinggal di lantai apartemen bawah.     

Alena terus merintih kesakitan. Badannya tampak menggeliat dalam pelukan Nizam, " Saakiit...Nizam" Katanya sambil meneteskan air mata. Nizam memeluknya sambil mengelus perut Alena dengan telapak tangannya yang besar. Dalam perut Alena tampak ada pergerakan bayi.     

Untungnya tidak lama kemudian Dokter Desy segera datang sambil ditemani oleh perawatnya. Dokter Desy memeriksa kandungan Alena sambil diperhatikan oleh Nizam. Ketika tangan Dokter Desy masuk kedalam tubuh Alena untuk memeriksa kondisi rahimnya, Alena merintih kesakitan dan Nizam memegang tangannya dengan erat.     

Setelah meyakinkan dirinya sendiri tentang kondisi Alena barulah Dokter Desy berbicara dengan nada teratur, " Masih belum Yang Mulia. Putri Alena sedang mengalami tanda kehamilan palsu yang ditandai oleh kontraksi palsu. Mungkin Yang Mulia Putri Alena mengalami suatu hari yang berat sebelumnya? sedang stress atau apa? sehingga menyebabkan terjadinya kontraksi palsu." Tanya Dokter Desy sambil mengelus perut Alena dengan hati-hati.     

"Aku diculik kemarin, jadi Aku sangat stress.." kata Alena sambil tetap meringis.     

"Ya Alloh..Benarkah itu yang Mulia?" tanya Dokter Desy dengan wajah penuh rasa terkejut.     

"Yah..memang kemarin Kami mengalami kejadian yang tidak menyenangkan tetapi syukurlah Alena dapat diselamatkan dan bayinya baik-baik saja."     

"Benar Yang Mulia, Bayi dalam kandungan yang Mulia Putri Alena sangat sehat. Bayi-bayi itu bahkan bergerak sangat aktif" Kata Dokter Desy sambil tersenyum.     

Nizam tercengang mendengar perkataan Dokter Desy. " Apa yang kau bilang tadi?? Bayi-bayi? Apakah Alena sedang mengandung anak kembar??"     

"Iya kemungkinannya seperti itu, Sejak lama Saya menemukan dua detak jantung yang berbeda diperut Yang Mulia Putri Alena. Tetapi Saya tidak mengatakannya karena Yang Mulia tidak ingin Saya mengatakan apa-apa selain kondisi bayi yang sehat. Bukankah Yang Mulia selalu mengatakan ingin kejutan?"     

Nizam mengangguk-nganggukan kepalanya bagaikan orang bodoh, Ia sedikit kebingungan darimana Alena mendapatkan bayi kembar. Bukankah dari pihaknya tidak ada yang memiliki bayi kembar? Ia hanyalah anak tunggal dari Ayah dan Ibunya. Alena juga anak tunggal dari Ayah dan Ibunya. Kening Nizam berkerut-kerut. Ia lalu menatap Ke arah Dokter Desy. " Apakah Kau yakin Alena mengandung anak kembar??"     

"Saya sangat yakin. Tapi ada baiknya Yang Mulia pergi ke Rumah Sakit untuk memastikannya. Sebaiknya segera melakukan USG karena keselamatan ibu dan anak sekarang lebih penting daripada sebuah kejutan" Kata Dokter Desy meminta Nizam untuk melakukan USG.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.