CINTA SEORANG PANGERAN

Bayi Kembar?? ( 3)



Bayi Kembar?? ( 3)

0Setelah Alena sarapan, maka mobil segera meluncur dari apartemen menuju rumah sakit. Arani duduk di kursi depan sambil chatting dengan kaki tangannya di Azura untuk menyelidiki apakah Pangeran Nizam sebenarnya memiliki saudara kembar atau tidak.     
0

Alena bersender di dada Nizam sambil mengunyah anggur hijau terus menerus, "Makan sedikit-sedikit sayang, agar perutmu lebih mudah menerimanya" Kata Nizam sambil mengelus perut Alena yang tampak memang sangat besar untuk ukuran Alena.     

"Nizam.. Apakah Edward langsung dioperasi atau bagaimana?" Tanya Alena pada Nizam.     

"Kemungkinan iya, karena kedua kakinya ditembak Sisca,kalau tidak ditangani dengan cepat takutnya malah menjadi cacat"     

"Kasihan yah, untung ada Lila, pasti Lila sekarang sedang menangis sedih. Apakah Ia sekarang sedang menunggui Edward?" Tanya Alena.     

"Tentu saja, bukankah Lila istrinya" Kata Nizam sambil sesekali melirik ke arah Arani, Ia sangat ingin segera mengetahui tentang kejadian yang sebenarnya saat Ia dilahirkan. Nizam bahkan tidak tahu kalau Lila sedang koma. Karena memang tadi Imran masih belum memberikan penjelasan.     

"Arani!! Apakah kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Nizam pada Arani.     

"Iya sebentar Yang Mulia, hamba sudah menemukannya dari dokumen kerajaan yang online. Ratu Sabrina memang memiliki beberapa saudara jauh yang saling kembar. Tetapi Yang Mulia sendiri lahir sendiri dan tidak memiliki saudara kembar" Kata Arani akhirnya.     

Mendengar penjelasan dari Arani, Nizam bukannya lega tetapi malah semakin curiga kalalu Ia memiliki saudara kembar. " Aku masih tidak percaya, Kau harus segera mencari tahu lagi."     

"Baiklah yang Mulia,mungkin nanti saat kita ke Azura kita akan pelajari lebih detail lagi.     

"Apakah masih menyelidiki kenapa Aku hamil kembar?" Tanya Alena terheran-heran     

"Aku hanya mencurigai diriku sendiri. Kalau-kalau ternyata Aku memiliki saudara kembar?" Kata Nizam.     

"Kau ini aneh, mengapa Kau mencurigai diri sendiri, Lagipula kalau memang Kau punya saudara kembar, kemana dia sekarang?"     

"Alena ada beberapa tradisi kerajaan yang tidak akan kau mengerti, sebagian tradisi itu sangat kejam"     

"Ya..ya..Aku tahu ada tradisi itu, salah satunya adalah tradisi perayaan kesucian yang sampai detik ini tidak kumengerti manfaatnya apa? selain menyakiti pengantin wanita" Alena bersungut-sungut Ia menjadi teringat tradisi perayaan kesucian, bagaimana Ia dipaksa Nizam sampai pingsan. Padahal kalau tidak ada perayaan itu mungkin Nizam akan menjadi lebih bersabar.     

Nizam jadi tersipu-sipu kalau mengingat bahwa betapa bodohnya Ia ketika menghadapi perayaan kesucian. " Sudah jangan kau bicarakan hal itu lagi. Kau membuatku jadi malu" Kata Nizam sambil menutup wajahnya dengan satu buah telapak telapak tangannya. Wajah Nizam disebalik tangannya tampak memerah. Ia benar-benar sangat malu kalau mengingat kejadian konyol malam itu. Tingkah Nizam menjadi sangat lucu dan menggelikan.     

Hal ini membuat Alena jadi tertawa terbahak-bahak. Arani hanya mesem-mesem saja. Sementara itu sopir perempuan yang mengemudikan mobil mereka hanya terdiam tidak berkata sepatah katapun bahkan tersenyum saja Ia tidak berani.     

"Terus Nizam bagaimana dengan tradisi anak kembar di kerajaanmu?" Tanya Alena kemudian, sekarang Ia malah terlihat sangat penasaran.     

"Dikerajaanku jika seorang calon pewaris tahta kerajaan dilahirkan kembar, kembarnya laki-laki dan sangat identik maka salah satunya harus dikeluarkan dari istana dan disembunyikan dari keramaian untuk menghindari terjadinya perebutan kekuasaan antar adik kakak. Tetapi jika kembarnya laki-laki dan perempuan atau perempuan dengan perempuan maka diperbolehkan untuk tinggal di istana"     

"Nizam..bagaimana kalau anak kita kembar laki-laki? Aku ingin mengasuh keduanya. Aku tidak ingin dipisahkan dari keduanya." Alena menjadi ketakutan. Anak kembar adalah anak yang paling lucu. Dulu Ia sangat suka melihat kalau ada anak-anak kembar, bagaimana bisa ada tradisi yang begitu kejam. Memisahkan dua anak kembar adalah tindakan yang tidak manusiawi.     

"Kau tidak usah khawatir kalau memang anak kita nanti dua-duanya laki-laki, kita tidak akan membiarkan siapapun memisahkannya" Kata Nizam dengan mata berkilat-kilat. Semua tradisi adat yang tidak masuk di akal harus dimusnahkan dari kerajaan Azura.     

Tidak lama kemudian mobil memasuki pekarangan rumah sakit. Dokter kandungan untungnya sudah ada. Nizam langsung menunjuk dokter wanita untuk menangani Alena. Nizam juga memberitahukan bahwa kemungkinan Ia akan meminta Alena untuk melahirkan di sini dan Ia juga meminta Dokter untuk mempersiapkan ruangan dari sekarang juga. Dokter itu dengan senang hati menyanggupinya.     

Ketika Alena dibaringkan di atas ranjang pasien lalu perutnya diolesi semacam gel yang terasa dingin di kulit. Alat untuk pendeteksi bayi Kemudian di tempelkan. Dan Nizam benar-benar terpesona melihat ada dua bayi di dalam perut Alena.     

"Ya Alloh, Ya Rab..Alena benar-benar kembar. Kita akan memiliki bayi kembar" Wajah Nizam langsung berseri-seri. Air matanya hampir menetes melihat betapa lucunya bayi-bayi itu saling meringkuk didalam perut Alena. Nizam menatap Alena dan layar monitor itu bergantian. Hingga kemudian Ia memeluk dan mencium kening Alena dengan penuh rasa cinta. "Terima kasih atas anugerah terindah yang pernah Aku miliki dalam hidupku"     

"Kembar Nizam, Aku tidak pernah mengira akan memiliki bayi kembar. Tapi Aku takut kalau bayinya laki-laki keduanya. Kata-kata Alena tampak menyadarkan Nizam sehingga Ia langsung bertanya,     

"Jenis kelaminnya, Dokter? Tolong dicari" Kata Nizam sambil kembali menatap ke layar monitor. Hatinya sedikit khawatir juga karena jika memang bayinya kembar laki-laki dan identik maka salah satu nyawa bayinya akan terancam. Nizam sangat berharap mereka berjenis kelamin yang berbeda.     

Dokter wanita itu segera menggeser-geser alat di atas perut Alena dan kemudian berkata, "Yang satunya terlihat laki-laki tapi Yang Mulia yang satunya lagi tidak terlihat karena posisi bayinya membelakangi dan terhalang oleh tangan saudaranya." Kata Dokter itu diiringi tatapan mata Alena dan Nizam yang memperhatikan dengan sangat antusias. Lalu Alena berkata lagi.     

"Ooh Nizam .Aku sangat berharap, bayi yang satunya lagi adalah bayi perempuan Agar Aku punya teman untuk berbelanja pakaian"     

Nizam melirik dengan tatapan aneh. Disaat dia khawatir dengan nyawa bayi kembarnya tetapi Alena malah memikirkan tentang berbelanja pakaian. Tapi Nizam kemudian tersenyum. Baguslah Alena berpikiran demikian berarti dia memang selalu optimis.     

"Yah..kalian belanja sepuasnya, Kami nanti yang akan jadi kacung-nya" Kata Nizam sambil kembali melihat gerakan-gerakan bayi di dalam perut Alena.     

"Kami?? Kami siapa?" Tanya Alena belum sadar.     

"Aku dan saudara kembarnya yang laki-laki" Kata Nizam pendek. Alena langsung tertawa terkikik-kikik. "Lucu sekali Yah..nanti Aku dan anak perempuan ku belanja sedangkan Kau dan anak laki-laki ku ngikut-ngikut sambil membawa belanjaan. Oh It's so sweet Nizam..."     

Dokter wanita itu tampak senyum-senyum melihat pasangan yang sedang berbahagia itu. Ia membiarkan Nizam dan Alena berlama-lama di ruangan periksa karena memang hari ini semua pelayanannya di booking oleh Nizam. Sampai waktu melahirkan tiba Ia tidak boleh menerima pasien siapapun dan akan disediakan pengawal untuk berjaga-jaga. Termasuk mensterilkan sebuah ruangan yang akan digunakan Alena untuk melahirkan bayi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.