CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers (4)



Konferensi Pers (4)

0Arani masuk ke dalam mengikuti langkah Nizam setelah dia meminta pelayan untuk membereskan kekacauan yang ditimbulkan oleh Nizam. Arani menghela nafasnya yang terasa berat. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa Pangeran Bari begitu berani melawan Nizam. Semenjak kecil Nizam telah menunjukkan kecermelanganya sebagai seorang putra Mahkota dan semakin hari orang-orang semakin meyakini bahwa Nizam akan menjadi raja yang besar dan agung. Hal ini menyebabkan orang-orang tidak mau berspekulasi untuk menentang Nizam. Alih-alih membentuk oposisi mereka malah ingin membentuk koalisi dengan Nizam.     
0

Nizam duduk di sofa sambil bersender. " Duduklah!! " Perintah Nizam kepada Arani. Arani menganggukan kepalanya dengan hormat sebelum duduk di hadapan Pangeran besar Azura itu. Wajah Nizam masih terlihat kelam, sekelam malam. Ujung ekor mata Arani melihat ke arah Alena yang sedang terlelap di atas ranjang bersama dengan bayi-bayinya yang ikut terlelap diranjang masing-masing. Dua orang pengasuh bayi tampak menunggu di samping masing-masing ranjang.     

"Sarikan berita yang telah kau baca dan pelajari!" Kata Nizam sambil melirik ke arah Alena juga. Ia memastikan istrinya sudah tertidur lelap. Walaupun istrinya kalau tidur seperti tidur bangkai tetapi Ia tetap tidak mau gegabah.     

Arani menganggukan kepalanya, Ia lalu mengatur suaranya agar terdengar halus dan pelan. Intonasinya Ia jaga agar jangan sampai membuat Nizam semakin terluka. Arani tahu majikannya sedang marah dan teramat marah dengan berita yang beredar. Walaupun Nizam sendiri tidak mempercayainya dan memang sangat mustahil bagi Alena berbuat selingkuh kalau Nizam tidak pernah kehilangan Alena disampingnya. Bukankah mereka kuliah di kelas yang sama. Tidur diranjang yang sama bahkan mandi saja kadang mereka berdua.     

"Berita yang beredar menyebutkan bahwa Tuan Putri Alena memiliki affair dengan salah satu teman kuliahnya." Sampai di sini Arani terdiam karena Ia melihat Nizam mengerutkan keningnya.     

Teman kuliah?? kalau teman kuliah Alena, berarti dia mengenalnya. Bukankah tempat kuliah mereka sama. Tapi siapa, sehingga dengan tidak sabar Nizam bertanya.     

"Siapa? siapa yang mereka maksud?" Nizam sedikit hilang akal, keningnya semakin berkerut-kerut.     

"Disebutkan di sini adalah Jonathan. Pemain basket di kampus The Great. Berita beredar menyebutkan mereka sering mengadakan pertemuan dibelakang Yang Mulia..." sampai pada kalimat ini Nizam tampak sudah lost eye contact dengan Arani karena tangan Nizam segera meraih handphonenya. Ia langsung menslide layar handphonennya dan mulai membaca berita yang beredar di web Kerajaannya.     

Muka Nizam berubah bagaikan sepotong besi yang dipanggang dalam bara api. Foto-foto Alena dan Jonathan tampak terpampang di depan matanya. Jonathan yang sedang memeluk Alena, sedang berduaan, saling berpegangan tangan. Dan yang paling parah adalah foto-foto Jonathan sedang memeluk Alena yang tengah hamil besar. Bahkan ada adegan dimana tangan Jonathan terlihat sedang membelai perut Alena.     

Foto-foto itu tampak sangat sempurna karena memang beberapa adegan adalah nyata dan dengan keahlian peng-editan yang sempurna melalui aplikasi photoshop maka semuanya menjadi terlihat benar-benar nyata. Sebagian foto Nizam kenali saat Jonathan sedang mengajak Alena berbicara dikampus waktu itu Ia masing ingat karena Jonathan melakukannya dihadapan Nizam, Cynthia dan Pangeran Thalal. Kemudian adegan Alena yang tengah hamil besar itu diambil saat Alena ada direstoran mewah yang CCTV nya di rusak orang.     

"Yang Mulia!! Jonathan ini??" Arani menatap Nizam meminta penjelasan karena waktu itu Ia belum menjadi asistennya Nizam. Ia menjadi asisten Nizam setelah Nizam menikahi Alena karena sebagai asisten Ia akan selalu ada di samping Nizam sehingga Nizam tidak mau kalau yang menjadi asistennya adalah laki-laki. Dari raut wajah Nizam terlihat kalau Nizam mengenal pria yang digosipkan dengan Alena     

"Dia adalah teman kami, Ia memang menyukai Alena jauh sebelum aku menyukainya. Jadi beberapa adegan memang benar. Aku sendiri tidak mengetahui sejauh mana hubungan mereka karena yang sering Aku lihat hanyalah Edward dan Justin. Jonathan pernah sekali aku lihat menghampiri Alena saat Alena sedang hamil dan waktu itu aku, Cynthia dan Pangeran Thalal ada disampingnya. Dia terlihat sangat aman dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan" Nizam menahan nafasnya sebelum kemudian menghembuskannya dengan kuat.     

"Yang Mulia.. berita itu semakin parah ketika Yang Mulia Alena melahirkan bayi kembar. Silahkan Yang Mulia buka web berita, The Zandara.. disana disebutkan bahwa Ratu Sabrina dan Raja Al-Walid tidak memiliki keturunan anak kembar. Bahkan dari kakek dan nenek Raja Al- Walid. Kemudian mereka juga memberitakan bahwa Putri Alena juga tidak memiliki keturunan kembar. Mereka sudah mengadakan penyelidikan keluarga putri di Indonesia..." Arani kembali terdiam.     

Setelah melihat reaksi Nizam yang masih sedikit tenang, Arani melanjutkan pembicaraannya. " Mereka mengatakan bahwa Bayi kembar Putri Alena milik Jonathan karena Jonathan ini memiliki saudara kembar yang sekarang sedang kuliah di Jerman"     

Sebuah kebetulan yang luar biasa di tambah dengan perencanaan yang begitu matang, Pangeran Bari benar-benar menantang perang terhadap dirinya dengan terang-terangan. Dan Pangeran Bari ingin Nizam menabuh genderang perangnya terlebih dahulu. Tapi Nizam tidak memiliki bukti keterlibatan Pangeran Bari. Kalau Ia menyerang kerajaan Zamron terlebih dahulu dan tanpa bukti yang jelas, itu akan menjadi hal yang konyol. Ia tidak ingin mengorbankan ribuan rakyat yang tidak berdosa hanya karena tindakan konyol.     

"Yang Mulia..apa yang harus kita lakukan? Membiarkan berita ini beredar tanpa klarifikasi dari kita maka akan membuat kedudukan Yang Mulia Alena terancam. Harga dirinya akan tercoreng dan Yang Mulia Pangeran dan Putri Kecil akan turut bermasalah."     

Nizam masih terdiam, Ia tidak mengira kalau Ia bisa kalah gerakan oleh Pangeran Bari. Sedikitpun Ia tidak mengira kalau Jonathan yang akan diperalat mereka.     

"Bagaimana kita memberitahukan mereka kalau Yang Mulia sebenarnya memiliki saudara kembar. Karena jika kita beritahukan maka yang terancam adalah Ratu Sabrina. Bagaimana dengan tes DNA- kalau dengan tes DNA berarti kita dapat meyakinkan masyarakat bahwa bayi-bayi itu benar-benar milik Yang Mulia. Lalu kita bisa berkata bahwa Yang Mulia Alena memang memiliki bayi kembar karena faktor lain dan bukan karena keturunan" Kata Arani sedikit kebingungan.     

"Tes DNA tidak akan bisa berlaku sekarang karena kita sedang ada di Amerika. Selembar kertas atau keterangan dari dokter selain dokter Azura tidak akan berguna karena dianggap tidak legal." Kata Nizam sambil mengelus dagunya. Untuk saat ini hanya ada satu pemecahannya yaitu dengan mendatangkan Jonathan langsung serta mencari bukti bahwa foto-foto itu adalah hasil rekayasa.     

"Cari Jonathan dengan segera!!" Kata Nizam dengan suara penuh amarah dan murka. "Ia harus membuat klarifikasi besok saat konferensi pers denganku" Kata Nizam lagi sambil kemudian menyuruh Arani untuk pergi dan bertindak secepatnya.     

Arani segera menganggukan kepalanya dan memberikan hormat kepada Nizam. Ia keluar dan mengatur orang-orang untuk mencari keberadaan Jonathan.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.