CINTA SEORANG PANGERAN

Konferensi Pers ( 6 )



Konferensi Pers ( 6 )

0Baru saja perawat itu hendak membuka pintu. Terdengar suara menggelegar. Suaranya keras bagaikan gemuruh petir di saat musim hujan.     
0

"Tahan sebentar Nona!!!" Katanya sambil berjalan tergesa menghampiri perawat itu. Tangan perawat yang sedang memegang gagang pintu tertahan. Sedikit kaku tubuh Perawat cantik itu terdiam. Ia kemudian secara perlahan membalikan badannya.     

Perawat cantik itu mengangkat alisnya dengan lucu. Ia lalu tersenyum manis pada sosok tubuh tinggi semampai, gagah tapi tidak terlalu kekar. Terlihat sekali pria di depannya ini menjaga tubuhnya agar tidak terlalu kekar. Sekali lihat dia langsung tahu siapa pria yang ada didepannya     

Mmmm... Imran...katanya dalam hati. Sepak terjang Imran sebagai salah satu kaki tangan Nizam tidak usah diragukan lagi. Sebagai Mata-mata Nizam Ia memiliki banyak ilmu dan kepandaian yang menunjang pekerjaannya. Mata-mata Nizam yang satu ini tidak mudah di bohongi karena keahlian menyamar dan mengenali samaran orang sama baiknya dengan Pangeran Abbash.     

Tapi walaupun Pangeran Abbash sudah menyangka kalau Imran sudah mengetahui penyamarannya. Pangeran Abbash tetap bersikap tenang. Sebelum memulai aksinya Ia sudah memperhitungkan segala kemungkinan yang terburuk.     

"Iya..Tuan. Apa Anda memanggil Saya? Tadi saya Sudah mendapatkan izin dari tuan pengawal yang disana" Katanya sambil menatap dengan tatapan genit. Alih-alih tertarik dengan tatapan mata yang genit, Imran malah meludah dengan penuh rasa kenazisan.     

Pangeran Abbash itu menatap lekat pada Imran yang mendekati dirinya. Tangan Imran sudah siap-siap melakukan gerakan. Ia mengulurkan tangannya sambil berkata:     

"Terhadap wanita asli saja Aku tidak sembarangan tertarik apalagi wanita jejadian seperti dirimu" Kata Imran sambil hendak meraba dada perawat itu untuk memastikan bahwa yang di depannya adalah Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash malah memekik kecil sambil menutupi dadanya. Berbicara dengan gaya manja yang dibuat-buat. lidahnya keluar sambil menjilat bibirnya.     

"Ih..Tuan ini, bilangnya tidak tertarik tapi tangannya nakal. Sembarangan hendak meraba dada orang. Saya laporkan sebagai tindakan pelecehan seksual lho" Katanya dengan manja. malah semakin membuat Imran semakin muak. Imran berniat datang karena dipanggil Arani. ketika Ia hendak masuk, Imran melihat seorang perawat yang gerak-geriknya mencurigakan. Dari belakang Imran langsung tahu kalau perawat ini adalah seorang laki-laki. Postur tubuh laki-laki dan perempuan tentu saja berbeda. Mau seluwes apapun gerakannya, bagi Imran yang mempelajari ilmu penyamaran akan langsung mengetahui nya.     

"Kau berani memasuki sarang macan. Hendak mengganggu Yang Mulia. Aku Akui Kau bernyali besar. Tetapi sayangnya itu tidak mudah. Kau bagusnya langkahi dulu mayatku" Imran menarik tangan yang tadi terhulur. Ia lalu melancarkan tendangan ke perut Pangeran Abbash. Pangeran Abbash langsung meloncat ke samping dan dia lalu merobek sisi-sisi rok putih yang Ia pakai agar kakinya bebas.     

"Kau memang Anj*ngnya Pangeran Nizam yang luar biasa" Katanya sambil membalas terjangan Imran. Ia melancarkan tendangan kaki kanannya dan pukulannya bertubi-tubi. Imran berkelit dengan lincah. Pangeran Abbash lalu melirik mencari celah untuk melarikan diri ketika dia menyadari kalau Ia sedang berada di sarang macan dan salah satu penjaga macan itu menyerangnya. Jadi sebelum macannya itu sendiri bangun maka Ia harus melarikan diri. Ia bisa mati konyol kalau ketahuan terang-terangan seperti ini.     

Niatnya Ia hanya ingin melihat wajah Alena secara langsung. Ia sama sekali tidak ingin melawan Nizam terang-terangan. Ia merasa penyamarannya sudah hebat. Bahkan Ia menyembunyikan jakun di lehernya dengan sempurna. Lalu payudara silikon Ia tempelkan sangat terlihat nyata sehingga siapapun akan sangat mudah tertipu. Kecuali oleh orang-orang yang sama-sama memiliki keahlian menyamar.     

Melihat Imran dan perawat itu saling berkelahi dengan sengit para pengawal menjadi terkesima dan ketika salah seorang pengawal berinisiatif untuk ikut menghajar Pangeran Abbash. Ia malah menjadi sebuah senjata yang efektif untuk melarikan diri. Si pengawal itu hendak menendang bokong Pangeran Abbash, tapi ujung ekor mata Pangeran Abbash melihat gerakan kakinya. Padahal posisi Pangeran Abbash sedang menendang Imran. Ketika Imran meloncat ke kiri untuk menghindari tendangan Pangeran Abbash.     

Pangeran Abbash memutar tendangannya yang berhasil dihindari oleh Imran. Tendangan yang Ia putar Ia hantamkan ke kaki pengawal yang mengincar bokongnya. Akibatnya adalah si pengawal jadi hilang keseimbangan. Pangeran Abbash lalu merenggut kerah jas hitam yang dikenakan si pengawal dari belakang.     

Kemudian tubuh pengawal yang tinggi besar itu Ia hantamkan ke tubuh Imran yang sudah hendak melancarkan tendangan. Akibatnya tubuh Imran terpental ke belakang tanpa sempat menghindari hantaman tubuh si pengawal. Selagi Imran meloncat hendak bangkit kembali. Pangeran Abbash sudah melesat kabur meninggalkan Imran yang langsung mengucapkan sumpah serapah.     

Imran yang kesal melihat Pangeran Abbash melarikan diri tanpa bisa cegah langsung menendang tubuh pengawal yang tadi menghantamnya. Tubuh Pengawal itu langsung mencelat menghantam pot tanaman di dalam ruangan. Pot tanaman itu langsung hancur berantakan. Pengawal itu mengerang dan mencoba bangkit lagi tapi Imran kembali menendangnya.     

"Saya meminta maaf, Tuan Imran. Saya tidak...Akh.." Pengawal itu mencoba meminta maaf tapi Imran malah semakin kalap menendangnya. Setelah terlihat berdarah-darah maka Imran baru berhenti.     

" Peringatan yang paling penting bagi para penjaga adalah untuk tidak mempercayai wanita cantik. Semakin cantik wanita itu maka akan semakin mencurigakan. Mengapa Kalian bisa begitu bodoh. Aku tidak marah karena kalian tidak mengenalinya sebagai seorang perempuan padahal dia laki-laki. Yang Aku kesal adalah Kalian tidak mencurigainya bahwa Ia perawat gadungan. Dia sangat cantik jelita bagaikan seorang model internasional. Apa pernah kalian lihat perawat yang memiliki penampilan seperti itu??" Imran bertanya tapi Ia tidak memerlukan jawabannya.     

Imran lalu merenggangkan otot-ototnya sendiri. Matanya kemudian melirik ke arah pengawal yang satunya. Pengawal yang satunya langsung gemetar.     

Ia sudah merasakan nyawanya akan hilang ketika perutnya kemudian terkena hantaman kursi kecil yang ada di dekat pintu masuk. Imran mengambil kursi kecil itu lalu dihantamkan ke perut Si pengawal yang satunya     

"Brak...kerasnya hantaman kursi itu membuat si pengawal langsung roboh tidak bangun lagi. Imran mendekat ke tubuh yang pingsan terkapar. Kakinya Ia angkat lalu Ia injakkan sekuat tenaga. Krek..suara tulang patah terdengar begitu mengerikan.     

Imran kemudian duduk di Sofa menunggu Arani datang, Sedangkan Fuad dan Ali memang tidak ada, mereka sedang mencari informasi tentang Jonathan. Bukankah mereka yang paling mengenal kampus The Great karena sering mengikuti Nizam. Suara orang yang bergaduh membuat Nizam terbangun. Ia langsung melesat keluar setelah terlebih dahulu melihat kedua anaknya yang masih terlelap. Begitu Nizam keluar maka Imran segera berdiri lalu membungkuk memberikan hormat kepada Nizam.     

"Assalamualaikum Yang Mulia, Semoga Rahmat Allah SWT selalu bersamamu. Selamat pula atas kelahiran Pangeran dan Putri kecil. Semoga mereka kelak menjadi anak-anak sholeh dan sholehah penyejuk mata dan hati Yang Mulia."     

Nizam mengucapkan amin sambil menatap nanar para pengawalnya yang terkapar di lantai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.