CINTA SEORANG PANGERAN

Wanita Tidak Tahu Malu



Wanita Tidak Tahu Malu

0Ketika Nizam sampai ke depan kamarnya maka Mr. Aresca berpamitan setelah janji akan bertemu setelah sholat Ashar di ruangan pribadi Mr. Aresca.     
0

"Baiklah Yang Mulia, Jika Yang Mulia memerlukan sesuatu maka silahkan hubungi manajer kami dibagian from office" Katanya dengan penuh hormat. Nizam hanya menganggukan kepalanya.     

Setelah Mr. Aresca pergi. Nizam berkata pada pegawai room Service. "Kau bawakan pakaian wanita untuk istriku ini, Setahuku ada butik pakaian di lantai dua."     

"Benar Yang Mulia, ada butik dan Salon dilantai dua. Akan saya bawakan pakaian yang ukurannya tepat untuk Tuan Putri" Kata Pelayan itu dengan sopan.     

"Bagus...bawakan Ia pakaian yang sedikit panjang, warnanya terserah kamu"     

"Baiklah Yang Mulia" Kata si pelayan itu. Ia tidak sadar gerakannya diikuti manajernya sendiri yang tadi mengintip di balik dinding.     

Setelah si pelayan itu pergi Nizam juga menyuruh Fuad dan Ali untuk sholat dan istirahat bergantian dengan penjaga lain.     

Sedangkan Alena sudah tidak sabar masuk ke dalam kamar dan begitu melihat tempat tidur Alena langsung menghambur mau berbaring kembali tetapi Nizam langsung mencekal lengannya. "Mau kemana Kamu?" Tanya Nizam sambil tersenyum lucu. Ia sebenarnya sudah tahu kalau Alena akan tidur lagi. Jadi Ia menggodanya dengan mencekal lengannya     

"Aku ngantuk..Aku ngantuk" Kata Alena sambil merajuk. Mukanya berkerut-kerut, mulutnya melengkung dengan mata berkedip sayu. Nizam malah membopongnya dan membawanya ke kamar mandi. "Kau dalam keadaan junub dan belum mandi, Ayo mandi dan sholat dulu baru boleh tidur"     

Alena sedikit meronta ketika Nizam membopong tubuhnya yang gendut ke dalam kamar mandi. Melepaskan pakaiannya dan merendamnya dalam bak mandi.     

Ketika air dingin dan sejuk menyentuh kulitnya Alena baru tersadar. "Nizam!! Mengapa kita ada di sini? Ini bukan apartemen kita" Kata Alena sambil bangun dari bathtub nya. Nizam melotot melihat tubuh Alena yang langsung terekspos. Kalau saja Ia tidak takut membuat Alena kelelahan mungkin Ia sudah kembali menunaikan hasratnya.     

"Turunkan tubuhmu Alena, Jangan Kau pamerkan kepadaku. Atau Aku bisa lepas kendali" Bisik Nizam dengan suara parau.     

Alena tertawa kecil lalu menurunkan tubuhnya kedalam air sabun. Ia tidak mau Nizam menyentuhnya lagi. Ia kelelahan dan merasa tidak nyaman berhubungan dengan keadaan hamil besar. Ia mengantuk dan ingin tidur sampai puas. Ia tadi turun dari mobil tanpa melihat situasi. Ia sangat mengantuk sehingga tidak sadar Nizam membawanya ke Hotel Gardenia.     

"Kita ada di mana? Nizam mengapa kita ada di sini" Kata Alena sambil berkecipak di dalam air. Suasana panas dan Ia berada di dalam bak Mandi yang dingin membuat Alena merasa nyaman.     

"Aku ada perlu dengan CEO hotel Gardenia sehingga Kita mampir dulu ke sini" Nizam lalu berdiri menghampiri shower dan Ia mulai melepaskan pakaiannya. Alena melotot sambil memegang pinggiran bathtub. "Kamu mau apa Nizam???" Suara Alena antara ada dan tiada melihat Tubuh Nizam yang indah ada di depan matanya.     

Nizam mengguyur kepalanya oleh air dingin sambil menjawab, "Aku sedang mandi, mau sholat Dzuhur, Memangnya mau apa?"     

"Tapi mengapa Kamu telanjang begitu?" Alena menelan ludahnya. Matanya tidak berkedip melihat suaminya.     

"Lantas, apa Aku harus mandi pakai pakaian lengkap??" Nizam malah membalikkan tubuhnya menghadap Alena. Alena memekik histeris. "Kau tidak tahu malu.." Kata Alena sambil menutup matanya, tapi Ia tidak menutup matanya dengan rapat. Ia mengintip di sela-sela jarinya. Nizam tertawa geli melihat kelakuan Istrinya yang absurd*. Ia lalu mengambil handuk dan membalut tubuhnya dengan handuk putih besar dan lembut.     

Ia juga membawakan Alena jubah mandi yang besar. Dengan hati-hati Nizam mengeluarkan Alena dari bathtub. Ia takut Istrinya tergelincir dari bathtub. "Kau mandi besar sana. Kita sholat berjamaah"     

Alena menganggukan kepalanya. "Nizam, Aku tidak membawa pakaian bersih. Baju yang tadi kotor"     

'Ya Aku tahu, tadi Aku sudah minta dibawakan pakaian ke pegawai room Service, Nah itu agaknya sudah datang." Nizam bergegas membuka pintu kamar hotel. Tetapi yang datang bukan si pelayan yang tadi tapi dilihatnya yang datang adalah wanita setengah baya dengan pakaian rapih. Nizam mengerutkan keningnya, sudah jelas dia bukanlah seorang pelayan.     

"Saya Janeth, Manajer Front office. Ini pesanan pakaian Anda. " Katanya sambil menatap Nizam dengan pandangan penuh rasa ketertarikan. Ia benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya melihat Nizam. Ia bahkan sampai mengantarkan pakaian pesanan Nizam sendiri demi melihat Nizam.     

Nizam mengerutkan keningnya bibirnya melengkung dengan indah. Janeth hampir saja meleleh melihat keindahan di depan matanya. Tubuh indah Nizam tampak basah karena memang baru mandi membuat Nizam semakin menawan. Janeth lupa kalau Ia baru saja memotong gaji Nicole sepuluh persen karena berkata tidak senonoh. Tapi Ia sendiri malah melakukan hal yang memalukan.     

"Yang Mulia...maaf tapi Anda..begitu luar biasa. apakah Anda manusia biasa?" Katanya sambil mengedipkan matanya dengan genit. Nizam menatap dengan jijik. "Kau pikir Aku siapa? Setan atau iblis atau Jin??" Kata Nizam sambil mengambil pakaian yang dipegang oleh wanita itu dengan cepat. Lalu menutup pintu kamar dengan segera.     

"Wanita mengerikan itu harus di pecat. Ia benar-benar tidak tahu malu" Kata Nizam sambil menggelengkan kepalanya.     

****     

*Absurd : Konyol     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.