CINTA SEORANG PANGERAN

Berikan Cincin ini Kepadanya



Berikan Cincin ini Kepadanya

0Lila melangkah keluar dengan kaki gemetar. Dunia baginya terasa runtuh, Ia bahkan merasakan bahwa kakinya sangat sulit untuk melangkah tetapi Ia tetap berjalan. Menyusuri koridor hotel menuju arah lift. Lila tertegun berkali-kali, Ia merasa berputar-putar di koridor yang sama padahal petunjuk arah yang disediakan hotel Sangat jelas tapi entah kenapa Ia merasa tidak mampu membaca petunjuk arah.     
0

Untungnya ada seorang pegawai room Service lewat sehingga Lila kemudian bertanya, "Maafkan saya, Kalau lift nya di sebelah mana?"     

Pelayan itu memandang Lila dengan heran. wanita Asia cantik dan anggun ini terlihat seperti kebingungan. Matanya berair dengan muka sembab. Sepertinya Ia sedang terlibat masalah. Pelayan itu tidak menghadiri konferensi pers karena memang Ia tidak terlalu suka dengan segala macam tarian dan nyanyian. sehingga Ia tidak terlalu mengenal Edward apalagi Istrinya.     

"Di sebelah sana, Miss...mari saya antarkan" Katanya dengan ramah. Lila menganggukan kepalanya sambil mengucapkan terima kasih atas keramahan si pelayan. Ternyata langkah Lila yang tidak tentu arah malah membuat Ia semakin menjauh dari lift padahal liftnya dengan kamar mereka sangat dekat. Hanya saja Ia salah belok. Bahkan Lila melewati kembali kamar mereka. Kamar itu masih tertutup rapat. Tidak ada suara apapun yang terdengar. Yah.. tentu saja. Kamar hotel ini pasti kedap suara.     

Tidak tertahankan Air mata Lila langsung menetes lagi. Tingkah Edward sangat menyakitinya. Ia dianiaya secara mental oleh suaminya sendiri. Walaupun Ia berusaha menegarkan dirinya tapi rupanya kesabarannya sudah habis. Itu karena Edward menyuruhnya pergi. Edward mengusir nya. Pria itu sangat kejam.     

Lila menundukkan kepalanya, Lila tidak tahu bahwa Edward sudah pernah melakukan hal yang sama terhadap wanita lain. Edward dulu mencoba mengalihkan cintanya pada Elsa karet Elsa hampir saja bunuh diri. Dan bahkan Edward sempat dipukuli oleh George. Setelah mencoba beberapa bulan Edward Kemudian memutuskan Elsa.Ternyata Elsa juga gagal merebut hati Edward. Edward tetap tidak bisa berpaling ke hati wanita lain.     

Tapi apa yang diderita Lila lebih menyakitkan dari Elsa. Edward sudah menikahinya dan menyentuhnya. Edward sudah mengambil seluruh hartanya yang paling berharga yaitu hati,jiwa,pikiran dan raganya. Tapi apa yang Ia dapatkan sebagai balasannya. Selain rasa sakit pada tubuhnya, Edward hanya memberikan fatamorgana kepadanya.     

Pelayan wanita itu melirik ke arah Lila yang terlihat sangat berantakan. Lila tidak bisa menahan airmatanya yang mengalir terus menerus. "Miss...apa ada yang bisa Saya bantu? Anda terlihat sangat tidak baik" Tanya pelayan itu dengan sopan.     

Lila tersenyum berterima kasih atas perhatian si pelayan itu. "Maaf Miss. Bukannya Saya mau mencampuri permasalahan Miss. Tapi Kami menawarkan segala macam bantuan yang diperlukan pelanggan kami sepanjang itu masih didalam norma yang berlaku"     

"Saya tidak apa-apa, hanya sedang merasa tidak sehat"     

Pelayan itu menganggukan kepalanya. " Miss..mau pergi kemanakah? Biarkan sopir kami yang mengantar" Pelayan itu masih menawarkan bantuan dengan sopan. Standar operasional prosedur dari hotel ini adalah menawarkan pelayanan semaksimal mungkin.     

Hotel Gardenia adalah hotel kelas atas. Tidak sembarang orang bisa menginap di hotel ini. Selain harus memiliki uang yang lebih, tamu yang menginap juga harus memiliki identitas yang jelas. Bahkan untuk tamu yang berpasangan. Nizam menerapkan suatu aturan terhadap semua hotelnya bahwa pasangan pria dan wanita yang menginap satu kamar harus memiliki tanda bukti bahwa mereka suami istri. Jika tidak, maka mereka harus memiliki kamar masing-masing.     

Mahalnya biaya menginap dan rumitnya prosedur menginap membuat hotel ini memberikan fasilitas layanan yang sangat memuaskan sebagai kompensasinya. Kamar mewah, makanan berkualitas dan para pelayan yang sangat baik.     

Pelayan ini lalu melihat lagi ke arah Lila. Jelas-jelas Lila terlihat sedang sangat tertekan. Kemudian matanya melihat ke arah jemari Lila. Ia terkejut melihat cincin pernikahan melingkar di jari manis Lila. Pelayan itu lalu menerka lagi kalau wanita ini kemungkinan istri seseorang karena dijarinya melingkar cincin pernikahan.     

"Oh ya..maaf saya memanggil Anda Miss, Anda sudah menikah. Maafkan Saya " Pelayan itu lalu berkata lagi dengan masih bersikap sangat sopan. Lila menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.     

Lila menyadari bahwa pelayan itu pasti melihat tangannya. Ada cincin mahal yang tersemat dijarinya. Terukir nama Edward. Cincin itu dibuat oleh toko perhiasan yang terkenal di New York bahkan mungkin dunia. Desainnya sangat halus dan detail. Cincin itu seharga ratusan juta dolar. Lila tiba-tiba merasa tidak pantas memilikinya.     

Ketika mereka sudah ada di depan lift. Lila lalu melepaskan cincinnya. "Kamu tolong berikan cincin ini pada Edward"     

"Edward???" Si pelayan itu kaget.     

"Ya.. Edward, vokalis the east eagle. Kamarnya no 306. Kau berikan saja. Terimakasih."     

Pelayan itu terpaku, Edward.... Edward si penyanyi itu, bukankah dari kemarin kabar akan menginap seorang penyanyi terkenal sudah dibriefing* kan. Apakah wanita ini istrinya?     

Sebelum si pelayan itu sadar, Lila sudah masuk ke dalam lift dan memijit tombol lobby hotel. Liftpun segera meluncur turun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.