CINTA SEORANG PANGERAN

Namaku Zarina



Namaku Zarina

0Mata Alena melotot menatap wajah suaminya yang tampan. Tangannya memegang dadanya yang terasa sakit. Mulutnya langsung bergerak menunjukkan perasaan yang sangat geram. Nizam nyengir melihat wajah istrinya yang masam bagaikan buah belimbing wuluh yang pernah Ia cicip.     
0

"Kamu kalau lagi cemberut cantik sekali. Yu... mari Aku cium." Kata Nizam sambil menarik tangan Alena, mukanya mendekati wajah istrinya. Alena menepiskan tangan Nizam dengan sebal. Ia juga mendorong muka Nizam yang sudah menyosor minta cium.     

"Minggir sana, engga usah pegang-pegang. Sembarangan menggigit dada orang emangnya ga sakit, apa?? Sekarang malah minta cium. Kau anggap apa Aku ini? " Kata Alena sambil bersungut-sungut. Ia lalu membuka pintu mobil dan betapa kagetnya Ia melihat keluar. Ternyata Ia tidak berada di apartemen ataupun hotel Gardenia.     

"Dimana ini?" Kata Alena sambil celingukan.     

"Di Restoran India" Kata Nizam sambil ikut keluar.     

"Mau apa kita kesini?? Apa ada Shahrukh Khan di dalam??" Tanya Alena terheran-heran. Ali dan Fuad tak tertahankan lagi langsung tertawa terkikik-kikik. Nizam menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.     

"Tidak...tidak ada Shahrukh Khan di sini sayang yang ada Nizam Khan" Kata Nizam sambil memeluk bahu Alena.     

"Lantas mau apa? Kau lihat Aku begitu kotor dan dekil. Bau ketek lagi" Kata Alena sambil mencium keteknya sendiri. Hidungnya mengendus-ngendus. Melihat itu Nizam tidak tahan pengen ngakak guling-guling.     

"Coba Aku cium, bener bau ketek ga??" Nizam malah mendekatkan hidungnya ke ketiak Alena. Tapi sebelum mukanya sampai Kepalanya ditahan oleh telapak tangan Alena.     

"Kau gila apa?? Masa ketek aku mau dicium?" Kata Alena tambah morang-maring.     

Nizam malah makin cengengesan, "Aku malah senang Kau bau ketek, biar tidak ada laki-laki yang mendekat sehingga Kau hanya akan jadi milikku" Kata Nizam sambil terus mepet-mepet tubuh Alena. Alena jadi semakin risih. "Sana ah...Sana.!!" Kata Alena sambil mendorong tubuh Nizam dengan bahunya.     

"Aku kepengen Alena, Aku.. merasa panas" Nizam mendadak berkeringat. Ia teringat apa yang sudah Ia lakukan tadi di mobil terhadap Alena.     

"Panas?? Ya tinggal mandi, " Alena malah tidak mengerti.     

"Bukan panas itu." Kata Nizam sambil cemberut.     

"Lantas panas apa??Sudah tahu ini musim panas. Ya pasti udaranya panas. Kaya balita aja ga tau yang beginian." Kata Alena sambil menggelengkan kepalanya.     

Nizam jadi geregetan sendiri, Ia melirik ke wajah Alena yang sedang melihat ke pintu Restoran. "Ayo Nizam cepet masuk" Kata Alena sambil narik tangan Nizam.     

"Tunggu sayang, Lagi dicek dulu situasi dan kondisinya oleh Ali" Kata Nizam sambil berpikir apa ada kamar di dalam restorannya.     

Sementara itu Ali segera mendahului masuk ke dalam restoran. Untuk memantau situasi. Ia juga memberitahukan manajernya kedatangannya mereka. Ternyata Restoran ini manajernya adalah pemilik restoran langsung. Kebetulan dia sedang ada di tempat padahal biasanya Dia pulang pada pukul 8 tapi sekarang entah kenapa Ia ingin berada di sini sampai pagi. Manajernya itu seorang wanita dan orang India langsung. Karena Azura berbatasan langsung dengan negara India maka mereka memang memiliki kedekatan secara geografis dan budaya.     

Zarina adalah nama si manajernya, berwajah cantik dan masih berusia 25 tahun. Masih single karena kesibukan dia. Ia tampak terkejut mendengar kata-kata dari Ali. Ia menoleh ke arah Nizam dan Alena yang sedang bercanda. Ia melihat sosok tubuh jangkung dan kekar itu sedang mepet-mepet seorang wanita yang kata Ali itu adalah Istrinya. Wanita itu terlihat sangat mungil dengan perutnya yang besar. Wanita itu terlihat sangat kesal dipepet terus-menerus. Ia terlihat memukuli Suaminya sendiri.     

Sesaat matanya berbinar, Ia seperti tidak percaya dengan matanya sendiri. Mengapa Restorannya seperti ditimpa suatu keberuntungan. Bukankah baru tadi Ia menerima tamu dari Azura. Seorang pemuda tampan yang tak kalah gagahnya dengan pria yang ada di depannya.     

Katanya Ia juga baru datang dari Azura. Ke Amerika karena ada suatu keperluan. Cuma pria itu terlihat tidak terlalu koperatif Ia lebih banyak diam daripada bicara. Zarina juga tidak ingin bertanya mengapa Ia datang ke restoran India sementara di New York ada beberapa restoran Arab. Pria itu memiliki aura yang tidak biasa. Ia lebih mirip seorang pangeran daripada rakyat jelata. Cuma dia tidak mengenalnya.     

Di Negaranya selain para artis Bollywood, para pangeran Azura yang terkenal menduduki peringkat kedua yang paling terkenal mengalahkan artis Hollywood. Para Pria Azura memiliki ginetik ketampanan sendiri. Terutama Pangeran Thalal yang memang sangat fotogenik. Ia memiliki banyak foto dari Pangeran itu. Ia terobsesi dengan para pangeran Azura. Tapi wajah Nizam sedikit terasa asing seperti wajah pria yang tadi.     

Nizam terlihat begitu tampan dan gagah. Ali hanya bilang bahwa Ia adalah salah satu Pangeran Azura tapi mengapa Ia tidak kenal. "Penjaga Ali, Dia Pangeran yang mana? Aku hampir tahu seluruh Pangeran Azura dari Yang Mulia Raja Al-Walid tapi yang ini Aku Kho tidak tahu" Wanita itu kelihatan sangat ingin tahu.     

"Kau nanti juga akan tahu" Kata Ali sambil tersenyum, wanita ini sangat cantik. Wajahnya khas India sekali. Hanya kulitnya saja tidak terlalu coklat. Ia sedikit putih walaupun tidak terlalu putih. Ia mengenakan pakaian sari yang sangat indah. Ali sampai berdebar kencang. Ia biasanya tidak pernah tertarik melihat wanita tapi melihat wanita ini Ia mendadak sedikit gelisah     

"Oh..ya tempat ini sangat aman jadi persilakan mereka masuk. Aku akan menyiapkan semua makanan untuk Yang Mulia. Kalian jangan khawatir semua makanan di sini halal. Asalkan jangan minta daging sapi" Katanya sambil segera menyuruh tangan kanannya untuk menyiapkan semua makanan andalan mereka.     

Ali mengangguk sambil tersenyum, Ia lalu mau ke Nizam tapi kemudian Ia berbalik lagi. "Nyonya atau Nona? Nama Anda siapa? " Kata Ali sambil memerah.     

"Zarina..dan single. Kau boleh memanggilku Zarina saja. Apakah Kau pengawal Pangeran itu?"     

"Yaah...dan namaku Ali" Kata Ali sambil tersenyum senang mendengar Zarina masih single.     

"Oh..nama yang keren" Jawab Zarina sambil kembali tersenyum manis. Hati Ali semakin berguncang.     

Ali segera menuju Nizam yang sedang terus menjahili Alena. Wajah Nizam memerah karena gemas. Kalau saja Istrinya sedang tidak berbadan dua mungkin sudah dipaksanya dari tadi saking gemasnya.     

Tetapi wajah memerahnya langsung berubah ketika melihat Ali mendekat. Ia kembali menampilkan wajah penuh wibawa.     

"Jadi bagaimana?? Apakah situasi aman??" Tanya Nizam     

"Aman Yang Mulia..." Kata Ali sambil salah tingkah. Melihat wajah pengawalnya yang merah dan gesture tubuhnya yang tidak biasa. Nizam menjadi sedikit curiga.     

"Ada apa? Kamu kenapa? Wajahmu seperti orang yang lagi nahan kencing" Kata Nizam membuat Alena cekikikan geli.     

Ali semakin salah tingkah, " Tidak ada Yang Mulia..." Katanya sambil menundukkan kepalanya.     

"Biar Hamba yang berjalan duluan dan memastikan kembali kemanannya" Kata Fuad sambil mensiagakan senjatanya. Ia juga sudah menelepon beberapa Penjaga dibawah kepemimpinan Imran untuk segera menuju Restoran India ini. Fuad masuk ke dalam restoran terlebih dahulu. Setelah berbincang sebentar dengan Zarina Ia lalu memeriksa kondisi Restoran. melihat orang-orang nya dan memilih tempat yang paling aman dan nyaman.     

Lalu Fuad memberikan kode kepada Ali untuk segera meminta Yang Mulia Nizam masuk ke dalam nya. Nizam segera menuntun Istrinya masuk ke dalam.     

Bau masakan India langsung tercium. Bau kunyit, garam masala, ketumbar, bawang dan roti chapati yang sedang dibakar. Alena sampai meneteskan air liurnya.     

"Aku sangat lapar.. " Kata Alena sambil melirik ke tumpukan manisan ala India yang berderet pada suatu lemari kaca di dekat kasir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.