CINTA SEORANG PANGERAN

Putri Lili (2)



Putri Lili (2)

0Merasa kalah Putri Lili lantas menghadap ke arah Pangeran Thalal. "Yang Mulia, Anda tahu hamba tidak mungkin merendahkan Yang Mulia. Perkataan istri Yang Mulia sangat menyakitkan"     
0

Pangeran Thalal tersenyum sambil tetap memegang tangan Cynthia. "Ada pepatah yang mengatakan kalau Kita tidak ingin digigit janganlah mengigit duluan."     

"Mengapa Yang Mulia bicara seperti itu. Hamba hanya mempertahankan apa yang telah menjadi hak hamba. Hamba adalah wanita yang telah dipersiapkan kerajaan untuk menjadi pendamping Yang Mulia. Mengapa Yang Mulia hanya memandang sebelah mata terhadap Hamba??" Putri Lili menatap dengan tajam. Hatinya geram bukan kepalang.     

"Aku tidak mencintaimu? Apakah itu bukan suatu alasan ?" Pangeran Thalal menjawab dengan pendek.     

Mata Putri Lili langsung berkaca-kaca. Ia terlihat sangat sedih. "Hamba akan menikah dengan Yang Mulia. Hamba akan menjadi istri yang Mulia. Mengapa Yang Mulia begitu menyakiti Hamba"     

"Putri Lili, Apakah Kau yakin bahwa pernikahan kita akan berhasil dengan baik. Tidak ada cinta diantara kita."     

"Sejak kapan cinta menjadi suatu prioritas dalam pernikahan kerajaan? Kita menikah karena urusan politik, untuk kepentingan rakyat, untuk kemuliaan kerajaan. Mengapa Yang Mulia begitu tega menghancurkan semua niat baik perjodohan kita hanya dengan satu kata Cinta?"     

"Putri Lili, Tolonglah. Aku tidak mencintaimu. Aku tidak ingin pernikahan yang dijalani tanpa cinta. Aku jenuh mengorbankan hidupku untuk kerajaan. Aku harus begini Aku harus begitu. Aku bukan Yang Mulia Pangeran Nizam kakakku yang begitu tabah.. Walaupun akhirnya Kakak Nizam sendiri memperjuangkan cintanya dengan menikahi Kakak Putri Alena"     

" Cinta Yang Mulia Pangeran Nizam terhadap Kakak Putri Alena masih masuk diakal daripada cinta Anda pada Cynthia. Kakak Alena adalah teman kuliah Yang Mulia Pangeran Nizam. Sedangkan Yang Mulia baru saja mengenal Cynthia. Bagaimana bisa langsung jatuh cinta?     

Memangnya sudah berapa lama Yang Mulia mengenal Chyntia. Seberapa dekat Yang Mulia dengan Chyntia. Dia adalah orang asing lebih asing dari Kakak Alena.     

Dia samasekali tidak cantik. Mengapa Yang Mulia menyukai gadis asing yang tidak cantik seperti itu?" Putri Lili berkata dengan lemah. Ia mulai merasa putus asa.     

"Dimataku Cynthia sangat cantik. Kau sebaiknya menjaga sikapmu" Pangeran Thalal menatap wajah Putri Lili dengan tajam. Jelas dia tidak menyukai Istrinya dibilang tidak cantik.     

"Maafkan Hamba Yang Mulia. eummm.. Baiklah Yang Mulia, Hamba tidak ingin berdebat lagi dengan Yang Mulia. Hamba hanya berharap kelak setelah menikah Yang Mulia juga akan mencintai Hamba" Putri Lili akhirnya menyerah.     

Wajah Pangeran Thalal menjadi semakin redup. "Maafkan Aku Putri Lili.. Aku merasa bahwa pernikahan ini tidak akan berhasil. Aku ingin memutuskan bahwa Aku tidak ingin menikahi mu ataupun Putri Andora."     

Putri Lili semakin terkejut. Ia langsung kalap dan berkata dengan keras.     

"Tolong jelaskan dengan kata-kata yang dapat Hamba pahami Yang Mulia. Atau mungkin hamba yang terlalu bodoh karena tidak dapat memahami perkataan Yang Mulia."     

"Aku sudah memutuskan hanya akan menjadikan Cynthia istriku seorang"     

"Mengapa Yang Mulia begitu kejam. Apakah Yang Mulia dilarang menikahi Hamba oleh Cynthia? Hamba juga mencintai Yang Mulia dan Hamba akan berusaha dengan keras agar Yang Mulia juga nanti mencintai Hamba."     

"Kau bukan mencintaiku tapi mencintai kedudukanku, Andaikan Aku bukan Pangeran apakah Kau masih mencintaiku?"     

"Aku akan tetap mencintaimu" Putri Lili tegas menjawab.     

Pangeran Thalal menggelengkan kepalanya. "Kau tidak pernah mencintaiku dan tidak akan pernah"     

"Mengapa Yang Mulia begitu yakin?"     

"Aku Sarjana Psikologi, Aku sedikitnya memahaminya apa yang seseorang rasakan terhadap ku"     

"Tapi Apa Yang Mulia yakin, Cynthia berbeda dengan hamba? Mungkin saja Ia menikah dengan Yang Mulia karena mengincar harta kekayaan??" Putri Lili merasa tidak puas.     

"Kau tahu, Cynthia tidak pernah memaksaku untuk menikah dengannya. Aku yang memaksanya mati-matian sampai Ia menyerah untuk Aku nikahi."     

Wajah cantik Putri Lili memucat. "Yang Mulia, Hamba tidak perduli dengan Yang Mulia ucapkan. Hamba tidak akan pernah menyerah. Hamba Tahu nanti sore Yang Mulia akan pergi ke Indonesia. Tetapi sepulang dari Indonesia Kita akan tetap menikah."     

"Memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain tidaklah baik. Kau harusnya tahu itu"     

"Hamba bukan memaksakan kehendak tetapi hamba hendak memperjuangkan hak hamba, Yang Mulia harusnya memahami. Ketika Seorang wanita sudah diberitahu tentang siapa calon suaminya maka wanita tersebut kemudian memenuhi semua pikirannya dengan calon suaminya. Sekarang kenapa Yang Mulia begitu tega hendak menghancurkan semua impian hamba, hanya karena cinta yang tidak penting" Putri Lili tampak keras kepala.     

Pangeran Thalal terdiam. Melihat Putri Lili tampak begitu emosi kalaupun Ia bicara maka tidak akan bisa diterima oleh otaknya.     

"Hamba akan terus berjuang agar dapat menjadi pendamping Yang Mulia. Cinta Yang Mulia akan menjadi milik Hamba suatu saat nanti"     

Pangeran Thalal jadi kesal Ia mau bicara lagi tapi Cynthia mencegahnya.     

"Putri Lili, Yang Mulia butuh proses untuk memahami niat baikmu. Hamba Yakin Yang Mulia akan lebih mampu memahami pemikiran Putri jika suasana sudah menjadi tenang . Konsentrasi Kami sedang terpecah Karena masalah Putri Alena. Tolong sekarang Yang Mulia Putri untuk pergi dulu. Karena Kami harus segera pergi ke Bandara"     

Putri Lili mendengus tapi Ia tidak berkata-kata lagi. Putri Lili lalu pergi dengan muka masam     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.